BENIH TARUHAN

Malam hari nya setelah Nico menemani kedua anaknya untuk belajar dan akhirnya mereka pun tidur dengan segala macam dramanya.

Mbok Tun dan mang Udin sudah tahu tentang siapa Nico sebenarnya untuk setiap kembar.Mereka tak bisa berkata-kata.

Rasa tak terima karena memang dulu sampai Leka harus di usir oleh sang papa gara-gara hamil.Mereka berjuang untuk hidup lebih baik.Beruntung almarhumah mama dari Leka sudah mengatasnamakan semua harta yang dia punya atas nama Leka jadi,Leka tak terlalu hidup susah.

Kenyataan nya Leka pun pernah ada di posisi dimana dirinya ingin mengakhiri hidupnya karena mengalami baby blues.

"Sudah tidur?" tanya Leka seraya melihat kearah dua bocah yang ada di antara kanan dan kiri Nico.

"Sudah,tapi..gimana caranya buat aku turun dari sini?"tanya Nico dengan bingung.

Leka tersenyum tipis melihat kebingungan Nico yang terlihat pasrah.Leka pun akhirnya membawa bantal yang di bentuk sesuai dengan tubuh manusia.

Nico melihat apa yang dilakukan Leka sontak tersenyum.Ternyata Leka punya caranya agar anak-anaknya merasa terlindungi.

Setelah beres dengan urusan kedua anaknya.

Nico dan Leka pun duduk di ruang depan.Nico mengajak Leka berbicara dari hati kehati.

Mereka duduk berdampingan dengan Nico menyesap kopi buatan Leka.

"Leka,"panggil Nico menatap wajah Leka dengan intens.

"Hemm..ada apa?" tanya Leka menatap Nico balik.

"Terimakasih sudah memberi kesempatan untuk aku.Kamu sudah banyak berkorban untuk kedua anak kita.Aku nggak akan pernah bisa membalas apa yang kamu lakukan untuk anak-anak kita selama aku nggak ada."

Leka menghela nafasnya dengan dalam dan tersenyum tipis mengingat kembali kesulitan untuk merawat dua buah hatinya.

"Nggak gampang aku lewati untuk merawat mereka.Rasanya pernah ada di titik terendah aku.Saat dimana aku merasa tidak bisa melakukan apapun untuk anak ku.Apalagi waktu itu Aura sakit dan aku merasa gagal menjadi seorang ibu untuk anak ku.Sampai berfikir untuk melakukan hal yang tak baik saat itu.Namun, beruntung mbok Tun melihat aku."ungkap Leka menatap Nico dengan pandangan sendu.

"Selama aku nggak ada apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nico penasaran apa yang Leka lalui selama tanpa dirinya.

Leka pun menceritakan di mana dia mengalami baby blues.Merasa insecure menjadi seorang ibu karena anaknya sakit saat itu.Walaupun hanya dengan biasa setelah imunisasi namun,Leka menyalahkan dirinya sendiri saat anaknya kesakitan atau nangis tak berhenti-berhenti.

Sempat kacau saat anaknya membutuhkan asi nya namun,hanya sedikit yang dia produksi.Lelah dan merasa frustasi kalau mereka menangis bersamaan.

Sungguh hidup Leka jauh dari keluarga dan sosok laki-laki yang seharusnya mendampingi dan bertanggung jawab atas lahirnya si kembar.Si penebar benih atas nama taruhan yang tidak ada hati menolak kehadiran calon bayinya.

Nico terdiam saat mendengar cerita Leka.Sungguh berat apa yang Leka jalani selama tidak ada dirinya. Rasa bersalahnya semakin besar saat tahu kesusahan Leka dalam membesarkan kedua anaknya dengan kesabaran yang tingkat tinggi.

Allah sudah menuliskan takdir masing-masing umatnya.Nico bersyukur kedua anaknya menerima dirinya dengan baik dan bahagia.Sedangkan Leka pun merasakan keikhlasan untuk berdamai dengan masalalu nya dan juga menekan keegoisan nya demo anak-anak.

"Maaf ya sayang, maaf sudah buat kamu susah.Swkarang ada aku ..kita sama-sama besarkan kedua anak kita dan juga nanti akan ada anak-anak kita lainya."ucap Nico seraya merangkul bahu Leka dan mengecup pucuk kepala Leka dengan sayang.

"Nic,nggak tahu kenapa aku rasa aku masih ragu sama kamu.Apa tujuan kamu sebenarnya?" batin Leka bertanya pada hatinya sendiri.Dia takut tersakiti kesekian kalinya oleh orang yang sama.

Malam semakin larut dan Nico pun akhirnya berpamitan untuk pulang kerumahnya.Karena memang tidak mungkin dia tidur di rumah Leka.

Saat keluar dari rumah Leka mendapati Cakra dan juga Fitri datang bersama anaknya untuk menginap

"Anda?" tanya Cakra melihat arah Nico.

"Kenalkan saya Nicolas ,ayah si kembar."ucap Nico dengan pedenya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Cakra.

Cakra pun dengan malas menjabat tangan Nico sekilas.

"Mau pulang kan,silahkan .."ucap Cakra memberikan jalan pada Nico untuk keluar dari rumah Leka.

Nico tersenyum kecut melihat tingkah Cakra yang terlihat tidak welcome dengan nya.

"Aku balik dulu Le,titip anak-anak.Besok pagi aku jemput kalian." ucap Nico sebelum masuk ke dalam mobil nya.

"Nggak perlu kalau kamu repot." ucap Leka menolak dengan halus.

"Nggak repot kok ,kalau buat kalian." jawab Nico dengan tersenyum manis.

"Baiklah, hati-hati di jalan." ucap Leka melepas kepergian Nico.

...****************...

Seminggu berlalu hubungan Leka dan Nico berjalan dengan baik. Keduanya kompak dengan mengasuh dua buah hati mereka.

Brakk..

Dobrakan pintu ruangan kerja Nico membuat Nico mendongakkan kepalanya ke arah di mana wanita yang dia cintai datang dengan wajah marah.

Plak..

Leka melempar amplop yang dia pegang dan melemparkannya ke atas meja kerja Nico.

"Itu apa maksudnya Nic?" tanya Leka dengan wajah marahnua.

Nico mengambil amplop tersebut dan membuka lalu membacanya.Dia tersenyum dan menarik lengan Leka menarik nya dan mendudukkan nya di atas pangkuannya.

"Kenapa harus marah-marah sayang...hemm?" tanya Nico dengan nada menggoda.

"Nico,aku serius.Kenapa kamu gantiin aku sama orang lain.Terus apa aku buat salah sama kamu.Kita bisa bicarakan dulu,setidaknya tegur dengan baik-baik jangan langsung ganti aja gitu." omel Leka mengerucutkan bibirnya.

Cup

"Manis juga bibir nya kalau lagi marah-marah gini sayang.." goda Nico dengan mengecup singkat bibir Leka membuat Leka makin kesal.

Plak..

Leka menepuk bahu Nico kesal.Rasanya ingin nangis kalau mengingat surat yang baru dia terima.

"Aduh...kenapa kamu kasar gini sih,hemm?!" ucap Nico menjepit hidung mancung Leka dengan gemas.

"NICOLAS !!" pekik Leka.

"Sayang,apa yang kamu pikirkan ,surat itu memang buat kamu tahu kalau PA di kantor ini akan di ganti.Karena ,aku ingin kamu ikut aku dan anak-anak kembali ke Jakarta." ucap Nico membuat Leka terkejut dengan keputusan Nico.

"Nic,aku...

"Sayang,aku nggak bisa terus ada di sini.Di pusat sangat membutuhkan aku dan aku nggak mau kamu jauh dari aku.Kamu juga harus tahu kalau aku akan secepatnya ngasih tahu soal kamu dan si kembar sama orang tua aku.Secepatnya kita akan hidup sama-sama.Aku nggak mau kamu pergi lagi dari aku Leka.Aku ingin meminta maaf sama papa kamu sampai beliau mengusir mu.Itu karena aku sayang,please..temani aku berjuang untuk mendapatkan restu dari orang tua kita.Aku ingin memberikan kehidupan yang seharusnya pada kedua anak kita.Akh nggak ingin lihat ada orang yang menghina si kembar lagi." ungkap Nico dengan menangkupkan kedua tangannya di sisi pipi Leka.

Bersambung