Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.
" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha
" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel
Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DBW 11 Martabak Telur Spesial
" Kita langsung pulang atau mau mampir ke suatu tempat dulu?", tanya Sakha sambil mengemudikan mobilnya.
"Langsung pulang saja", jawab Adel yang terlihat lelah padahal mereka hanya berjalan-jalan sebentar.
Sakha hanya mengangguk. Namun, belum lama Sakha mengendarai mobilnya, Adel mengagetkannya.
" Mas, berhenti!! ", Adel sedikit berteriak yang membuat Sakha mengerem mendadak
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
"Ada apa?", tanya Sakha kaget. Beruntung suasana jalanan tidak terlalu ramai saat mobil berhenti mendadak.
" Itu.. ", tunjuk Adel menunjuk gerobak martabak telur yang tidak jauh di depannya. Adel tidak berani melanjutkan kata-katanya karena ia sendiri merasa tidak enak meminta berhenti tiba-tiba.
"Hahh..", Sakha menghela nafas. " Lain kali jangan mengagetkanku. Untung saja tidak ada kendaraan lain di belakang kita. ", jelas Sakha dengan nada yang masih rendah.
" Maaf. Aku refleks", jawab Adel merasa bersalah.
" Kamu mau martabak ?," tanya Sakha dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Adel.
Sakha pun memarkirkan mobilnya.
" Tunggu, biar aku saja yang turun ", pinta Sakha.
" Aku ikut!", Adel langsung turun dari mobil.
Mereka akhirnya turun dari mobil bersama-sama.
" Pak, martabak telur spesial satu. Martabak kejunya satu", pesan Adel.
" Tunggu sebentar,ya", seru penjual martabak.
" Kalau begitu saya ke minimarket sebentar ya, Pak", Adel berjalan menuju minimarket yang ada di sebelah.
" Mau beli apa? ", tanya Sakha yang mengekori di belakang.
" Beli camilan. Buat stok di rumah", seru Adel. " tunggu sebentar mas, aku lupa sesuatu ", Adel kembali menghampiri penjual martabak dan berbicara kepadanya. Setelah itu, ia kembali ke minimarket.
Namun setelah masuk, tidak hanya camilan yang di beli. Mie instan dan berbagai barang lain pun Adel masukkan ke dalam keranjang yang di bawa Sakha.
Ketika akan mengambil kebutuhan wanita saat datang bulan, Adel terdiam.
" Kenapa di simpan lagi?", tanya Sakha bingung melihat Adel menyimpan kembali barang yang sudah ia ambil.
" Hmm,, kayaknya aku masih punya stok di rumah", jawab Adel sambil pergi ke kasir karena sudah selesai membeli barang yang di butuhkan.
***
Sesampainya di rumah, Adel membuka bungkusan martabaknya. Tidak lupa menawarkan kepada mertuanya yang juga sedang menonton televisi.
" Mama mau? Ini martabak keju kesukaan Mama", tawar Adel sambil menggeser posisi martabak kejunya agar mudah di jangkau sang mertua.
Mama Ria mengambil sepotong dan memakannya. Sementara Adel memakan martabak telur spesial dengan lahapnya.
" Mas, cobain ini enak", tawarnya sambil menyodorkan potongan martabak telur ke mulut suaminya. "Bagaimana?", menunggu respon Sakha.
"Enak..", jawabnya. "Tapi, ini kan telur bebek ya?", heran Sakha karena Adel seperti tidak masalah memakan martabak itu. Padahal seingat Sakha, Adel tidak suka telur bebek.
" Iya, tadi aku mintanya memang pakai telur bebek ", jelas Adel biasa saja.
" Sejak kapan kamu suka telur bebek?", heran Sakha. Padahal dulu saat Sakha membeli martabak telur pakai telur bebek yang merupakan favoritnya, Adel enggan untuk memakannya. Walaupun satu gigitan.
Adel diam sejenak. " Aku juga gak tahu. Tiba-tiba mau aja. Ternyata enak ", jawabnya sambil melanjutkan makannya.
Sakha melihat Adel dengan heran. Banyak yang berubah menurut Sakha. Makanan yang paling Adel benci justru Adel bilang enak juga porsi makan Adel yang banyak. Padahal selesai shalat Maghrib tadi, mereka makan bakso dulu. Bahkan kini Sakha masih merasa kenyang. Sementara Adel seperti tidak merasa kenyang sama sekali.
***
" Adel, apa kamu sudah terlambat datang bulan, nak?", tanya Mama Ria saat mereka hanya berdua di dapur. Sementara Sakha sudah kembali ke kamar.
" sebenarnya sudah hampir mau dua bulan aku belum datang bulan,Mah?", jelas Adel biasa saja. Karena Adel sendiri memiliki siklus haid yang tidak teratur. Bahkan sampai berbulan-bulan tidak haid pun pernah ia alami. Karena itu ketika sekarang ia tidak datang bulan, Adel biasa saja.
" Sudah coba di cek?", tanya Mama Ria penasaran.
" Cek? Maksudnya?", Adel bingung.
" Mungkin saja kamu hamil", jelas Mama Ria singkat dengan wajah berbinar.
" Hmm,, belum sih , Ma. Soalnya aku pikir ini biasa terjadi. Siklus haid Adel memang tidak lancar dan teratur ", jelas Adel tidak ingin mertuanya terlalu berharap.
" Tapi, mama curiga. Soalnya nafsu makan kamu mama perhatian memang bertambah akhir-akhir ini. Juga tadi saat kamu makan martabak dengan telur bebek yang kamu tidak suka dan tiba-tiba jadi favorit kamu", Mama Ria mengutarakan kecurigaannya.
" Tapi, aku gak mual, Mah", sanggah Adel.
" Setiap orang hamil kan berbeda-beda. Ada yang mengalami morning sick ada juga yang tidak.", Jelas Mama Ria. " Coba saja dulu".
" Tapi, mama jangan bilang apa-apa dulu sama Mas Sakha, ya!", pinta Adel. " Sebelum benar-benar ada kepastian aku hamil atau tidak", tambahnya.
" Iya. "
" Mama juga jangan terlalu berharap dulu. Adel takut Mama kecewa", dalam hati Adel belum terlalu yakin bahwa dirinya hamil.
" Kalau belum hamil, berarti memang belum rizqinya", jelas Mama Ria sambil mengusap pundak Adel.
Adel merasa tenang setelah mendengar jawaban Mama Ria.
***
" Adel,, sayang,, kamu belum selesai di kamar mandi?", tanya Sakha.
" Sebentar, Mas", jawab Adel
" Tolong pasangin dasi aku", Sakha sedikit berteriak.
Adel segera menghampiri Sakha dan meletakkan begitu saja testpack yang belum terlihat hasilnya.