Doni mahasiswa yang rajin dan ulet namun sayang Dia pria yang miskin di kampusnya, banyak siswa kaya raya yang mengejek dan membully. Namun Siapa sangka Dia ternyata pewaris dari keluarga kaya raya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Hehe, benda ini sangat rapuh, Doni, kamu harus berhati-hati!" Samir tersenyum sinis.
Saat ini, masih ada sedikit kabut diwajahnya saat Doni memberi tamparan di Villa pemandian air panas.
Untuk mengatakannya, itu juga karena Doni bisa menyelamatkan putri Hendra, merasa sedikit cemburu.
Tapi sekarang tidak apa-apa, keluargaku sendiri bisa dibilang menyamai Hendra.
Dan hubungan antara Hendra dan Doni telah musnah, bagaimanapu, orang tidak akan berterima kasih selamanya.
Terlebih lagi, Doni ini adalah orang bodoh yang menyukai kesombongan!
"Hah! ini merupakan tidakan penurunan harga, Doni, apa yang kamu sentuh? Bagaimana jika kuda kayu kecil itu di rusak olehmu lagi, seperti lukisan cat minyak terakhir kali? Bukankah Tuan Hendra berutang budi padamu?"
"Benar, norak, orang kampung masuk dan ingin melihat semuanya!"
Benar-benar tidak tahu mengapa Meta meneriaki Doni hari ini, yang membuat semua orang tidak nyaman!
Untuk sementara waktu, Siska dan gadis-gadis lainnya secara langsung mendukung perkataan Meta.
Sebenarnya, alasan kenapa mereka mengejek Doni sekarang bukanlah karena mereka semua tahu kalau Tuan Samir tidak sedang berurusan dengan Doni.
Jika Doni bisa membuat Samir terlihat dipandang, terakhir kali Doni mengundang semua orang bermain di villa, Siska dan yang lainnya masih ingat ini.
Tapi sekarang, Tuan Samir tidak menyukai Doni, dan masih saja mengamggapnya orang miskin.
Sekarang bagaimana bisa membandingkan dengan Tuan Samir.
Karena itu, untuk menunjukkan posisi mereka, mereka semua mendatangi Doni.
Meta hanya menggelengkan kepalanya.
Awalnya, dia memang membalas dendam pada Doni, tapi sekarang, dia merasa sangat konyol.
Sangat konyol sehingga akan sangat menyedihkan tentang orang seperti itu!
"Bella, Andi, kenapa kalian di sini juga? Sialan, Doni, kamu bisa ikut juga?
Pada saat ini, suara wanita terdengar, terdengar terkejut, sangat terkejut.
Dan mendengar suara wanita ini.
Doni tiba-tiba mengangkat kepalanya, ternyata Sinta!
Sinta dengan penuh kasih sayang meraih lengan Rio.
Dia memandang Doni, Bella dan yang lainnya dengan heran.
Tanpa diduga, mereka juga bisa datang ke acara kelas atas ini?
Doni memandang Sinta mengenakan perhiasan, tadi siang ia melihat Rio membelikannya untuk Sinta, ternyata ini demi acara pembukaan Restoran malam ini.
Melihat Sinta senang dan bangga.
Doni mengatakan dalam hati: "Mungkin Sinta dan Rio sedang di mabuk cinta."
Dia sebelumnya hanyalah alat bagi Sinta untuk menghilangkan kebosanannya.
Berpikir tentang itu, dia merasa konyol. Khawatir dengan Sinta malam itu. Sekarang mana mungkin dia membutuhkan Doni.
"Tuan Samir, tidak menyangka kamu dan Doni saling kenal?"
Rio mengatakan dengan hormat.
Keuntungan bisnis di keluarga Rio sebenarnya tidak ada apa-apa dibandingkan dengan keluarga Samir.
Dia bisa datang karena ibu Rio dan ibu Samir adalah teman sekamar saat kuliah dan teman baik.
Ditambah selalu ada kontak.
Jadi kali ini membuka bisnis, Rio mengatakan kepada ibunya, dan dia boleh membawa Sinta.
"Hehe, mereka semua adalah teman Meta, Rio, apakah ini juga teman sekelasmu?"
Samir mengatakan dengan tenang.
"Ya, Tuan Samir, mereka dari kelas sebelahku!"
"Kak Samir, Doni ini adalah orang miskin, Restoran ini adalah kelas atas, kamu membiarkan dia datang, apa tidak mengurangi rasa nilai acara ini? Kamu saja lihat pakaiannya?"
Sinta memandang Doni dengan jijik.
Dia memegang tangan Rio dengan lebih lekat.
Sinta akan menunjukkan kepada Doni, sekarang setelah Sinta meninggalkannya, bahkan dia memenuhi syarat untuk berpastisipasi pembukaan Restoran ini.
Doni beruntung dan memenangkan 200 juta, tetapi dia tidak ada apa-apa dibandingkan dengan yang lain!
Dan Samir jelas sangat membantu peryataan Sinta. Dia tersenyum dengan tangan di saku: "Jika menurunkan nilainya, turunkan saja nilainya. Tanpa kelas rendah lebih dulu, mana bisa ada kelas tinggi..."
"Hahaha, Tuan Samir, begitu bijak!"
"Benar, itu masuk akal. Jika tidak ada kelas rendah, mana mungkin ada kelas tingginya?"
"Oke,oke, apakah bagus untuk mengatakan itu pada Doni? Meskipun benar, hahaha..."
Sinta memiliki pemahaman diam-diam dengan Siska dan gadis-gadis lain. Kali ini, dia setuju dengan apa yang dikatakan samir.
Doni yang mendengarkan ini di samping, dan dia cukup emosi.
Berpikir. bukankah kalian suka uang? Nanti, kalian akan menangis dengan uang.
Ahem, itu buruk!
Saat ini, Samir memandang Samir sambil tersenyum: "Doni, jangan salah paham.Aku hanya bercanda. Kamu tidak akan marahkan? Aku tahu, Doni pasti tidak akan marah, bagaimana mungkin? bagaimana dengan orang yang bahkan tidak bisa membuat lelucon?"
Doni mengatakan dengan dingin: "Samir, apakah kamu sengaja cari masalah hari ini?"
Doni mengira Meta mengundangnya untuk memperbaiki hubungannya dengan Samir.
Ini perkiraanya.
Tapi sekarang Doni bisa mengerti, ini sengaja mengejek dirinya sendiri!
"Ya, kamu masih marah! Tuan Samir sudah membiarkanmu datang itu adalah kemurahan bagimu, tetapi kamu masih memiliki amarah? Haha..Kocak"
Sinta melihat semua orang meremehkan Doni, dan menganggapnya menyenangkan, tetapi juga melihat bahwa Samir sedikit membenci Doni.
Mulai menunjukkan dirinya, setidaknya di bisa meninggalkan kesan yang baik di hati tuan Samir.
"Berhentilah membuat masalah, Samir di mana kamu mengatur lokasinya?"
Meta bertanya saat ini.
Bagaimanapun, dia membawa orang-orang, dan ejekan Sinta membuat Meta sangat malu.
Lagi pula, meskipun membuat masalah, tetap harus terlihat tenang.
"Tetaplah di sini, karena RIo dan Sinta berasal dari kampus yang sama denganmu, jadi mari kita duduk bersama!"
Samir membawa Doni dan yang lainnya ke satu tempat.
Mengatur mereka agar bisa duduk.
Rio dan Sinta tidak menolak, sebalinya, duduk bersama mereka, Sinta bisa pemer.
Namun, ketika Rio dan Sinta datang, mereka tiba-tiba menjadi lebih ramai dengan kursi yang bisa menampung lima belas orang.
Ada enam orang di asrama Meta, lima orang di asrama Andi, dan Bella, total dua belas orang. Pada saat ini, Sinta, Rio dan Samir sedang duduk di sini sementara.
Jadi di baris terakhir, posisi Doni hilang.
"Ya! ini memalukan. Doni tidak punya tempat duduk?"
Samir tersenyum dingin, bersikap sangat meminta maaf.
Andi buru-buru mengatkan saat ini: "Don, disini aja, kita berdua saja!"
"tidak baik sempit-sempitan, lagipula disini begitu banyak orang terpandang, pasti akan dipandang tidak enak.."
Samir menggaruk kepalanya dengan susah payah, dan menghela napas: "Aku pikir bukan itu masalahnya. Awalnya, aku pikir, aku akan duduk di sini, berbicara dengan semua orang, dan akan naik ke panggung dan membiarkan Doni duduk di tempatku!"
"Tidak boleh, tidak boleh, sama sekali tidak boleh!"
Siska dan yang lainnya berteriak: "Kalau begitu, Doni tidak akan duduk di antara aku dan Meta, sama sekali tidak bisa! Selain itu, kak Samir, kami masih ingin mendengarkanmu dan mendapatkan wawasan darimu!"
Semuanya setuju, membuat Doni sedikit tidak bisa apa-apa.
