My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Bansos 2
...Bukan hanya cantik wajahnya aja Lo Ta, tapi hati Lo juga cantik seperti malaikat....
...(Argantara)...
-----------------------------------------------
Setelah perjalanan yang tidak begitu lama mereka sampai di Ciracas.
Semua terlihat turun dari Bus, sedangkan semua anggota BEM tampak mulai menyiapkan semua yang mereka bawa si bantu oleh mahasiswa.
Leta menatap sekeliling, daerah yang lumayan bisa di bilang kumuh dengan banyaknya pemukiman warna di sana. Beberapa warga pun tampak berdiri untuk mengantri sembako.
Kabar mengenai Bansos di daerah Ciracas memang sudah tersebar membuat warga berbondong-bondong untuk datang lebih awal.
"Selamat datang Mas Langit juga teman-teman, terimakasih sebelumnya karena daerah kami bisa menjadi salah satu yang menerima bantuan dari kalian." Ucap seorang kepala dusun.
"Sama-sama, kami juga mohon maaf kalau tidak banyak yang bisa kami bantu. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk warga di sini."Ucap Langit.
Arga mengangguk membenarkan apa yang di katakan oleh langit.
"Pasti sangat bermanfaat dan warga sudah antusias sekali setelah mendapatkan kabar jika akan mendapatkan Bansos."
Langit menatap sekeliling, Miris,, yang dia rasakan saat melihat kondisi di sana. Dia sangat bersyukur karena bisa hidup layak di kota.
"Lang, semua ini mau di bawa kemana?" Gala yang sudah membawa dus menatap langit.
"Mari silahkan, semua bisa di bawa ke dalam Aula dulu dan warga akan mengantri untuk mengambilnya."
Gala mengangguk dan mulai membawa masuk semuanya.
"Kasihan mereka ya Ta, anak-anak kecil itu bahkan harus kehilangan masa sekolahnya karena kondisi orang tua." Lirih Alis menatap beberapa anak kecil yang tampak bermain.
Leta menatapnya.
Dia lantas berjalan menghampiri mereka, "Hai, kalian lagi pada ngapain?" Leta tampak ikut berjongkok bersama mereka.
"Main kelereng Kakak Cantik."
Leta tersenyum, beberapa dari mereka bahkan memakai pakaian yang lusuh. Leta sadar jika masih banyak orang di luar sana yang membutuhkan bantuan dan seharusnya dia bersyukur karena selama ini hidupnya bergelimang harta bahkan jika menginginkan sesuatu dengan begitu mudah bisa di wujudkan.
"Kalian sekolah?"
"Engga Kak, kita putus sekolah karena gak punya uang."
Leta terdiam dan mengusap pucuk rambut mereka.
"Aleta,," Panggil Arga membuat Leta menoleh.
"Kenapa Kak?"
Arga tidak menjawab dan hanya membawa beberapa dua makanan dan langsung di berikan kepada mereka.
"Ini buat kalian, di makan ya tapi harus cuci tangan dulu sebelum makan."
"Terimakasih Kak."
Leta tersenyum dan menatap mereka yang tampak pergi, sudah pasti mereka akan pulang ke rumah masing-masing.
"Lo suka sama anak kecil kayaknya."
Leta menoleh dan mengangguk, memang dia menyukai anak-anak.
"Ya udah, Lo mending ikutan bagi-bagi sembako langsung aja."
"Oke Kak."
Bukan hanya cantik wajahnya aja Lo Ta, tapi hati Lo juga cantik seperti malaikat.
Arga menggeleng dan kembali menghampiri teman-teman yang berada di posko.
Kegiatan mereka di mulai, beberapa warga tampak mengantri untuk bisa mendapatkan sembako tanpa di pungut sepeserpun uang.
"Terimakasih Neng, semoga Allah membalas kebaikan kalian."
"Amin makasih Bu, sehat selalu ya Bu."
Leta tersenyum ramah dan tanpa merasa risih atau jijik kepada semua warga, bahkan terus tersenyum.
Langit terus menatap Leta, dia terus teringat dengan pesan Doni untuk menjaga putrinya.
Berbeda dengan Leta yang tampak ramah, Luna sendiri tampak engga untuk berbaur dengan semua warga. Bahkan Luna terlihat jijik saat bersentuhan dengan mereka.
"Lo aja deh yang bagi, mereka bau banget " Ucap Luna membuat Siska membulatkan matanya.
"Gue juga engga mau, kalian saja yang bagi.!"
Siska mengikuti Luna pergi.
"Sok kecantikan banget sih "
"Beda banget sama Si Eneng itu, (Tunjuk ke arah Leta) sudah cantik, ramah baik lagi."
"Iya betul, bahkan dia juga tidak merasa jijik sama kita."
Senyum tipis terukir di wajah Langit mendengar ucapan soal Leta.
Langit membawa botol minum dan berjalan menghampiri Leta yang nampak mengusap keningnya.
"Minum dulu" Ucap Langit memberikan botol minuman yang telah dia buka.
"Thanks Kak."
Langit mengangguk dan membantu di team Leta, dia berdiri di samping Leta yang tampak bingung dengan sikap Langit.
"Kalo Capek Istirahat dulu aja."
Leta mengangguk dan duduk di kursi, dia menatap Langit yang menggantikannya memberikan sembako bahkan beberapa warga terang-terangan mengatakan jika kagum dengan ketampanan Langit.
Jam 1 siang dan mereka masih sibuk dengan pembagian sembako. Mereka tampak masih terus semangat dan Leta sendiri sudah kembali membantu..
Langit masih berdiri di samping Leta, mereka tampak bekerja sama dengan sangat baik.
"Luna, Lo lihat itu." Ucap Siska menarik tangan Luna.
"Apa sih, gue capek Siska., " Kesal Luna
"Langit masuk di team Aleta."
Luna langsung menoleh, kedua tangannya mengepal lihat kedekatan mereka.
"Gak boleh di biarkan."
"Eh Eh,, Luna tunggu "
"Apa sih, Gue gak bakal terima mereka dekat. minggir."
"Gue tau, tapi tunggu Luna."
"Apa?"
Siska menarik Luna dan membisikan sesuatu, Luna terlihat tersenyum dan mengangguk.
"Pinter juga Lo."
Luna langsung berjalan menuju meja tempat makanan yang di sediakan untuk mereka.
"Huf, akhirnya selesai juga." Ucap Leta menatap semua makanan, sembako juga pakaian habis di bagi."
"Sudah hampir Jam 2, mending Lo istirahat terus makan." Ucap Langit menatap jam di tangannya.
"Eum, gue mau cuci tangan dulu deh."
Langit mengangguk dan menatap Leta yang berjalan keluar, dia lantas menoleh dan menautkan kedua alisnya saat melihat Luna juga Siska yang tampak keluar dari ruang tempat penyimpanan makanan.
"Laper banget, ayo kita Makan Ta."
"Bentar Al"
Leta membasuh tangannya dan berjalan bersama Alis.
"Untung tadi di bantu Kak Langit, tapi kok bisa sih Kak Langit Dateng dan dia kasih Lo minum juga."
"Gak tau."
"Fix. Pasti Kak Langit suka sama Lo deh Ta."
"Gak usah ngaco Alisia."
Alis tertawa dan mereka berjalan untuk mengambil kotak nasi.
"Kita makan di sana aja yuk."
Duduk di kursi, tampak Alis juga Leta membuka nasi box yang di sediakan.
"Makan yang ini.!"
Leta mendongak terlihat Langit berdiri dengan kotak makan yang berbeda.
"Tapi ini -
"Capcay seafood, Lo alergi udang."
Leta menatap lauk yang ada di sana.
"Jangan makan Ta, ada udang Lo alergi udang kan?" Ucap Alis yang melihat adanya udang di dalam isian lauk.
"Ini Kak, thanks."
Leta mengganti kotak makannya, dia memberikan kotak makan ya kepala langit.
Langit mengangguk dan berjalan pergi.
"Ehem- Ciye yang di perhatiin sama Idola kampus."
"Makan Al, Lo bilang laper."
Alis terkekeh dan mulai menikmatinya.
Leta menatap makanan di tangannya dan mulai menikmatinya.
Langit tampak mencari seseorang, dia terus berjalan melewati beberapa anggota BEM atau Maba yang tampak menikmati makan siang mereka.
"Aluna.!"
tuhh cowek juga terobsesi sama langit..
viee letaa... udah ada rasa nihh🤭
Ya elahh ada saingan baru nihh🤣