Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Rion terdiam ditempat duduknya semula, dia menimang-nimang apakah perlu memanggil bodyguard untuk berjaga di depan pintu kamarnya atau tidak. Matanya melirik ke arah kamar Aily dengan raut wajah menyelidik. "Dia tidak mungkin sedang merencanakan sesuatu kan?" pikirnya curiga. "Ya semoga saja tidak! karena niat awalnya dia ingin bekerja," ucapnya menenagkan dirinya sendiri.
Rion berjalan menuju kamarnya dia membuka kemejanya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dari keringat dan rasa lelah karena seharian bekerja.
Lalu dia kembali dengan pakaian lengkap untuk tidur dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang besar miliknya.
Sementara Aily di dalam kamarnya tengah sibuk menulis sesuatu yang hanya dirinyalah yang tau di atas meja belajar. Aily benar-benar tidak ada waktu untuk bersedih karena penyakit yang ia derita atau karena ayah nya sendiri menampar dirinya. Yang ia pikirkan saat ini bagaimana caranya agar mereka bisa melakukan hal itu.
"Tenaga dia lebih kuat dariku, bagaiamana bisa aku memperkosanya," gumam Aily mengingat kejadian ketika dirinya hampir terjatuh karena Rion berusaha melepaskan pelukannya, hingga membuat Aily mati-matian berusaha mengarahkan seluruh tenaga dalamnya.
"Kalau pria itu sedang tidur, apa itunya bisa berdiri? kalau tidak berdiri bagaimana cara memasukannya?" pikir Aily karena dia tau jika seorang pria yang tertidur itu pasti isinya lembek.
Aily berusaha memutar otak, "Apa aku harus coba cari obat perangsang dulu yah? bagaimana aku bisa mendapatkan barang itu," pikir Aily. "Wah ini gila, memikirkannya saja aku sampai pusing!"
"Tidak, semangat Aily! waktumu tinggal satu tahun, 9 bulan kamu mengandung. Dan hanya 3 bulan aku bisa melihat wajah anakku, jadi manfaatkan setiap waktu yang tersisa Aily." ucapnya penuh semangat, namun mengingat jangka waktu kematiannya saja membuat hatinya teriris, dia pun tidak sadar meneteskan Air matanya.
Ia menyeka kasar air mata yang ada di pipinya dan berjalan keluar kamar, Aily tidak ingin dirinya terus menangis seperti tadi siang saat pertengkaran dengan Ayahnya. Dia tidak ingin menjadi orang bodoh yang harus menangis karena nasibnya.
"Apa ini kamar dia?" gumamnya saat berada tepat di depan pintu, Aily membuka pelan pintu kamar itu dan masuk ke dalam kamar dengan mengendap. Walau dirinya belum tau apa yang hendak dia lakukan namun hatinya meminta tubuhnya untuk menemui pria tampan itu.
Aily melihat wajah Rion dengan jarak dekat, andai saja dirinya tidak pernah kecewa oleh seorang lelaki. Mungkin saat ini Aily sudah benar-benar jatuh cinta pada pria yang ada di hadapanya. siapa yang tidak akan tergoda dengan pria tampan ini, pria dengan sejuta pesona, wajah bak Dewa Yunani, kekayaan yang melimpah. Lalu Aily menatap ke bagian bawah yang di tutupi selimut. "Aku yakin jika miliknya pun sesempurna wajah nya," gumamnya.
Aily merasa sangat mengantuk, dirinya merangkak ke atas ranjang dan masuk ke dalam selumut. "Malam ini aku hanya ingin tidur bersamamu," gumamnya karena Aily benar-benar merasa lelah karena menangis seharian.
Dipeluknya pria kekar itu, " sangat nyamam," ucapnya seraya memejamkan mata. Aily merasakan detak jantung Rion dan mencium aroma tubuh pria itu, pertama kalianya Aily merasa nyaman memeluk seorang pria. Sama saat terakhir kali ia memeluk Ayahnya saat umur Aily lima tahun.
.
.
to be continued...