NovelToon NovelToon
Dikejar Kakak Ipar

Dikejar Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Berbaikan / Cinta Terlarang
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Miss HF

Desclaimer : Cerita ini tema pernikahan, di tujukan untuk yang sudah cukup umur atau sudah menikah yah.


Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.

Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.

Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.

Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.

Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.

Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?

Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

No... No... Tidak....!

"Dia benar-benar mengajakku untuk keluar?" Ayla menganga tak percaya.

Dengan buru-buru dia mandi dan berganti pakaian.

"Kamu mau ke mana?" Tanya Ayra heran.

"Ada seseorang yang mengajakku keluar?" Jawab Ayla.

Ayra lalu mengerutkan keningnya.

"Apa kamu yakin dia orang baik? " Tanya Ayra lagi.

"Hemmm.... " Gumam Ayla memikirkan jawaban yang tepat.

"Haruskah aku mengatakan keluarganya, keluarga baik-baik? Karena keluargaku dan keluarganya sepertinya berbisnis di bidang yang sama." Batin Ayla memikirkan jawaban yang tepat. Setelah dia ingat nama Arvano.

"Mungkin?" Jawab Ayla meragukan.

"Setidaknya bawa beberapa pengawal bersamamu. Biar Mama sama Papa gak khawatir. Seperti semalam kamu tersesat." Ucap Ayra memarahi Ayla.

Ayla tersenyum melihat kakaknya.

"Kakak tau kan, aku ingin hidup biasa saja. Tanpa pengawal, senjata dan benda-benda berbahaya lainnya." Ucap Ayla selesai berdandan.

"Apa kamu sedang sakit?" Tanya Ayra menatap Ayla dengan pandangan khawatir.

"Kamu terlihat kurus." Ucap Ayra lalu memeluk Ayla.

Ayla langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Ayra.

"Itu karena kakak selalu melihatku dalam keadaan gemuk, jadi saat aku turun sedikit, kakak mengira aku lebih kurus." Ayla menggeleng, dan hendak berjalan keluar.

"Ingat, jangan pulang terlalu malam,dan selalu memberi kabar." Ucap Ayra mencubit lengan adiknya itu dengan gemas.

Dan Ayla pun bertemu dengan Juan di halte, tempat terakhir mereka berpisah semalam.

Sebenarnya setelah berpamitan, Juan menunggu mobil yang menjemput Ayla tiba. Dan dia berdiri di belakang halte memperhatikan dan juga menjaga Ayla.

"Apa kamu di jemput pengawalmu semalam?" Tanya Juan lalu Ayla agak terkejut.

Ayla menggeleng,"bukan. Mereka pengawal kakakku." Jawab Ayla singkat.

"Jadi keluargamu juga memiliki pengawal?" Tanya Juan selidik.

"Waaaaaahhhh... Tempat ini benar-benar indah." Ucap Ayla mengalihkan pembicaraan, dan memang tempat yang mereka kunjungi sangatlah indah.

Juan mengajak Ayla berjalan-jalan ke kota Guanajuato, sebuah kota di Meksiko tengah.

Bangunan-bangunan indah penuh warna, membuat Ayla sangat kagum. Bagi seseorang yang jarang keluar rumah, dia termasuk sangat menikmati waktunya saat ini.

Sampai tiba-tiba Juan menarik pergelangan tangan Ayla dengan kencang dan dengan cepat bersembunyi.

"Ada apa?" Tanya Ayla, dengan cepat Juan membekap mulut Ayla dan lalu Juan mengeluarkan pistolnya.

"Apa-apaan ini? Pistol?" Batin Ayla agak kaget.

"Disinilah aku, anak salah seorang mafia. Ingin hidup normal malah sedang dibekap pria bersenjata dan sepertinya dia sedang di kejar." Batin Ayla yang sepertinya pasrah.

Ayla kembali mengingat hari kemarin, ketika Juan menyelematkannya.

"Familia Arvano. Harusnya aku menduga hal ini akan terjadi. Mereka no 1 di negaraku, lalu Papa. Dan disinilah aku akan berakhir. Aku pikir aku bisa hidup lebih lama dalam kedamaian." Batin Ayla dengan matanya yang berkaca-kaca hendak menangis.

Kembali Juan menariknya, bersembunyi ke tempat yang lebih tertutup sambil menunduk. Mengetahui keadaannya, Ayla hanya bisa mengikuti perintah Juan.

Juan menyandarkan Ayla di tembok, sementara dia melindungi tubuh Ayla di depan Ayla.

Ayla yang sadar jarak antar mereka terlalu dekat, karena tubuh Juan, sedikit menindih dada nya.

Ayla terpatung, nafas Juan yang ngos-ngosan dan detak jantungnya terasa di tubuh Ayla. Dan Ayla berusaha menahan nafasnya selama mungkin.

Ketika Juan mengira, orang yang mengikutinya sudah pergi, seseorang muncul dari samping, dan menodongkan senjata, dengan cekatan, Juan menarik tangan laki-laki itu, dan mematahkankan pergelangan tangannya, bahkan saat laki-laki itu, hendak berteriak. Juan langsung menutup mulutnya, dan mencekik lehernya sampai pingsan.

Ayla yang melihat kejadian itu, langsung berdiri, membersihkan celananya dari debu dan langsung meninggalkan Juan.

Juan yang terkejut, langsung mengejar Ayla dan menarik pergelangan tangannya.

"Maafkan aku, karena membawamu dalam situasi ini." Ucap Juan memijat pergelangan Ayla lembut.

Ayla menggeleng dan tersenyum.

"Sudah waktunya aku pulang." Ucap Ayla menarik tangannya dan berjalan menjauhi Juan.

"No.. No.. No.. Big hell No. Tidak mau dan tidak bisa." Gumam Ayla berjalan cepat tak ingin bersama Juan lebih lama.

"Bagaimana bisa aku bertemu dengan keluarga mafia di sini. Jauh-jauh ke sini berlibur, dan akhirnya bertemu mereka lagi." Gumam Ayla kesal.

Jauh dan lelah berjalan, Ayla malah tersasar.

Kakinya sudah mulai pegal, meskipun menggunakan sepatu kets, tak membuat kakinya terhindar dari rasa lelah dan lecet setelah seharian berjalan.

Hari sudah mulai gelap. Ayla berjalan sambil melihat ke belakang. Berharap ada seseorang yang mau membantunya keluar dari kota ini. Dan tanpa sengaja.

"Gubraaak" Kakinya tersandung, dan membuatnya terjatuh.

"Ayla....! " Teriak Juan. Suara laki-laki itu membuatnya terkejut sekaligus lega.

Air matanya mulai mengalir, dan dia menghapusnya dengan kasar.

"Apa sejak tadi kamu ada di belakang?" Tanya Ayla kesal.

Juan tersenyum dan mengangguk.

"Kenapa kamu gak muncul sejak tadi? Apa kamu tau kalau aku ini tersasar dan lapar?" Tanya Ayla memukul lengan Juan yang sedang memijat kakinya.

Juan lalu menatapnya terkejut.

"Aku pikir kamu sedang menjernihkan pikiranmu, dan ingin sendirian. Karena itu aku tak mengejar mu, dan hanya mengikuti mu dari belakang."

Ayla malah menangis semakin kencang, dan beberapa orang menatap mereka.

"Ssstt... Berhenti menangis. Aku akan menggendongmu." Ucap Juan setengah berlutut membelakangi Ayla.

Ayla terkejut, dan menolaknya.

"Nggak, aku nggak mau, aku sangat berat." Ucap Ayra malu.

"Apa kamu meragukan kemampuan fisikku?" Tanya Juan yang langsung melipat lengan kemejanya dan memperlihatkan ototnya.

Setelah beberapa paksaan, akhirnya Ayla mau di gendong Juan.

Tanpa sengaja, ketika Juan memperbaiki posisi Ayla di punggungnya, Ayla menghirup aroma tubuh Juan, dan sangat menyukainya.

"Aku suka aroma tubuhmu" Ucap Ayla yang langsung memukul bibirnya.

"Aku tidak keberatan, jika kamu ingin menghirupnya lagi." Ucap Juan bercanda dan memiringkan lehernya.

Ayra menggeleng, sambil berusaha menahan nafas, untuk membuatnya lebih ringan. Tapi Juan hanya tertawa dalam hati, merasakan beberapa kali Ayla menahan nafasnya.

Jarak antara lokasi mereka dan tempat parkir lumayan jauh. Sehingga beberapa kali, di tengah jalan Ayla meminta di turunkan, tapi Juan tak menghiraukannya.

"Tapi, ada yang membuatku penasaran." Ucap Juan ketika menurunkan Ayla di dekat mobil.

"Untuk seorang penakut sepertimu, aku melihat kamu tak terkejut dengan pistolku ataupun dengan keadaan tadi." Tanya Juan.

"Sepertinya aku perlu ke rumah sakit besok." Ucap Ayla berusaha mengubah topik pembicaraan lagi.

"Itu hanya butuh kompres saja. Aku sudah memijatnya tadi, biar begini aku juga memeiliki keahlian dan tangan dokter." Ucap Juan tersenyum.

"Terima kasih untuk hari ini." ucap Ayla berjalan ke arah mobil yang dia kenali. Dan langsung masuk tanpa basa basi lagi.

Setelah hari itu, Juan tak bisa lagi menghubunginya. Dan dia pun tak mencari tau lebih jauh tentang Ayla karena merasa berslah sudah membahayakan Ayla.

......

Dan di sini. Sekarang mengantarkan Ayla yang berstatus sebagai adik iparnya.

"Tuan, kita sudah tiba." Ucap anak buahnya.

Dan dia langsung menggendong Ayla menuju kamarnya. Merebahkan Ayla dengan lembut, dan saat hendak menyelimuti Ayla, roknya tersibak dan memperlihatkan celana dalam Ayla.

Sementara Juan, berusaha keras menahan dirinya. Juan menggeleng dan hanya hendak mengecup kening Ayla.

"Dasar kamu laki-laki kresek Juan."

"Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!