Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
Kevin meraup wajah nya dengan kasar . "Gimana kami mau hubungi keluarga nya dok ! Kalau kami aja enggak kenal sama wanita itu. Dokter ini gimana sih ?!"
Dokter itu menghela nafas nya kasar , banyak sekali kejadian seperti ini dan membuat mereka harus pusing tujuh keliling .
"Coba cari identitas nya deh dok . Di tas nya mana tau, perempuan kan biasa nya bawa tas atau dompet . " Seru Kevin .
Dokter itu menggeleng kan kepala nya. "Dia enggak bawa tas maupun dompet. Saya jadi bingung kalau seperti ini . "
"Apa lagi saya !!" Sentak Kevin kesal, orang dirinya tidak kenal juga , kan sudah di katakan tadi sebelum nya , dirinya saja baru melihat perempuan itu.
Nadzira menghela nafas nya kasar , "Vin, tenang, kita tanya sama ustadz Malik, dia kan bersama ustadz Malik tadi . " Ucap Nadzira .
Kevin mengangguk , meminta Nadzira menghubungi ustadz Malik .
"Kalau begitu saya permisi ,"
"Terimakasih dokter "
Dokter itu mengangguk lalu pergi .
Nadzira mengotak-atik ponsel milik nya . Lalu menghubungi ustadz Malik . Tidak menunggu waktu lama ustadz Malik sudah menjawab panggilan telepon dari dirinya .
"Assalamualaikum sayang ? Ada apa kamu menghubungi aku ? Kamu pasti mau tanya aku dimana kan ? Aku tau kamu pasti masih cinta sama aku , kamu pasti mau bicarakan soal kita. " Ucap ustadz Malik dari seberang telepon , hati nya sungguh riang gembira saat melihat ponsel nya , Nadzira menghubungi nya. Dirinya langsung menebak jika gadis cantik itu pasti memutuskan untuk tetap menikah dengan nya . Bahagia sekali dirinya .
Nadzira menghela nafas nya kasar , sedangkan Kevin sudah memutar bola mata nya jengah , dirinya terlalu muak mendengar perkataan dari ustadz Malik itu yang menurut nya kepedean sekali .
"Halo Nadzira ? Kok diem aja ? Kamu jangan merasa sungkan, karena aku cinta banget sama kamu sayang . Jadi aku pasti mau kok menerima kamu kembali . Masalah masa lalu aku , itu bisa kita bicarakan sayang . "
Kevin berdecih sinis mendengar nya , tanpa kata , dirinya langsung merebut ponsel milik Nadzira membuat Nadzira tersentak .
"Vin , kamu --"
"Ssst diem , biar aku aja yang ngomong . Kalau kamu yang ngomong enggak bakalan kelar-kelar drama nya . " Sela Kevin .
"Halo ??? Gue Kevin, ustadz Malik yang terhormat , elo bisa datang ke rumah sakit Pelita sekarang. Soal nya pacar elo udah meninggal dan keluarga nya harus tau itu . " Ucap Kevin to the point
Di seberang sana ustadz Malik terkejut bukan main mendengar perkataan dari Kevin . Karena takut , dirinya langsung saja mematikan sambungan telepon itu secara sepihak .
"Ya ampun !!! Gila banget ! Dia itu ustadz apa bukan sih ? Kelakuan nya melebihi dakjal tau enggak . " Sungut Kevin kesal ,
Nadzira langsung menegur Kevin . "Kevin. , Jaga bicara kamu , kata-kata kamu kasar sekali . Bagaimana pun dia ustadz kamu Kevin . "
Kevin mencibir , ingin menjawab lagi , tapi memilih diam saja , takut masalah nya tidak kelwr- kelar nanti nya .
"Yaudah lah , kita shalat dulu aja . Nanti kita pulang dulu , kita datangin ustadz Malik nya langsung . "
Nadzira mengangguk kan kepala nya menuruti perkataan Kevin ...
•
"Apa ?! " Kyai Mahmud sampai memekik saat mendengar apa yang di katakan oleh Kevin barusan . Dirinya tak habis pikir , mau menyangkal nya tapi Kevin mempunyai bukti . Ya Kevin membawa ponsel milik Ustadzah Nadzira dan memberitahu kan bukti itu pada Kyai Mahmud , sedangkan Nadzira sudah pulang di antar Kevin tadi . Kevin tidak akan membiarkan Nadzira pulang sendirian .
"Astaghfirullah ." Kyai Mahmud sampai terduduk di lantai saat sekarang ini , sungguh dirinya tidak menyangka jika anak sulung nya akan melakukan hal seperti itu .
Rahul yang melihat hal itu langsung saja menghampiri sang Abah , pemuda itu mencoba menenangkan Abah nya itu .
"Abi tenang dulu . Kita tanya sama bang Malik, "
"Mau tanya gimana ? Orang Abang mu aja tadi udah pergi ke kota . Pantas saja dia buru-buru pergi , rupanya ada masalah sebesar ini . " Sahut kyai Mahmud .
"Kita telpon aja Abang . Mungkin Abang belum jauh pergi nya . " Ucap Rahul lagi .
Kyai Mahmud menggeleng kan kepala nya . "Abi tadi udah coba hubungi , tapi nomor nya udah enggak aktif lagi. Tadi Abi mau tanya dia nyimpan ATM Abi yang satu nya lagi dimana , tapi mau di hubungi malah nomor nya enggak aktif . "
Rahul menghela nafas nya kasar , kalau sudah seperti ini mau bagaimana lagi coba , mereka tidak akan tau identitas mayat perempuan itu .
"Begini saja , kamu dan beberapa ustadz pergi ke rumah sakit Hul, kamu urus pemakaman mayat perempuan itu . Abi mau ke rumah Nadzira . Abi ingin menjelaskan kejadian itu pada keluarga Nadzira . " Ucap Kyai Mahmud , masalah nya pernikahan nya akan terjadi seminggu lagi, tidak mungkin dirinya mengabaikan hal itu. Bisa malu kedua belah pihak keluarga .
Rahul mengangguk kan kepala nya , lalu mengajak Kevin untuk ikut dengan dirinya juga ,
Namun sebelum itu, Kevin meminta kyai Mahmud untuk menghubungi kedua orang tua nya. Mengatakan jika dirinya tidak jadi pulang .
Kyai Mahmud terkejut mendengar nya , ingin menanyakan alasan nya , tapi ke buru Kevin dan Rahul pergi .
Tapi bagaimana pun Kyai Mahmud bersyukur kalau Kevin sudah memutuskan seperti itu .
•
"Bagaimana ini bisa terjadi kyai Mahmud !! Aku bahkan sudah menyebar undangan . Saudara-saudara ku juga sudah ku hubungi. Bagaimana bisa aku membatalkan pernikahan ini . Aku malu " teriak Abah Nurdin , marah sekali dirinya saya mendengar perkataan dari kyai Mahmud . Apa lagi kalau pernikahan Nadzira batal, dirinya harus berhadapan dengan juragan Sarden .
Nadzira sudah menangis sesenggukan di dalam pelukan ibu nya , sungguh hati nya hancur lebur saat ini .
Kyai Mahmud menghela nafas nya kasar . "Maaf Nurdin . Mau bagaimana lagi,. Anak ku kabur entah kemana , aku sudah mencoba menghubungi nya , tapi sayang nomor nya bahkan sudah tidak aktif lagi. " Ucap kyai Mahmud merasa bersalah dengan sahabat nya itu .
Nadzira menggeleng kan kepala nya . "Maaf kyai , kalau pun ustadz Malik ada , saya juga tidak akan mau menikah dengan nya , " ucap Nadzira ..
Dan hal itu membuat Abah Nurdin murka ...
•
"Kalau kamu tidak menikah dengan ustadz Malik, kamu harus menikah dengan juragan Sarden . Abah kan sudah bilang sebelum nya Nadzira ." Pekik Abah Nurdin saat Kyai Mahmud sudah pulang .
Nadzira menggeleng kan kepala nya . "Aku enggak mau , aku bakalan bayar hutang-hutang Abah , tapi tidak dengan menikah dengan juragan Sarden. " Tolak Nadzira .
Abah Nurdin mendengus mendengar nya . "Mau bayar pakai apa kamu ha ? Utang Abah itu banyak . Gaji kamu jadi Ustadzah tidak akan cukup ! Pokoknya kamu turuti kemauan Abah . "
Braakkk
Nadzira menangis hebat di dalam kamar nya , diri nya tidak mau menikah dengan juragan Sarden .
Dirinya harus bagaimana ? Nadzira harus meminta tolong pada siapa kalau sudah seperti ini ??