Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Ivy..."
Arneta yang hendak membangunkan putrinya, sudah lebih dulu ditahan oleh Sasha.
"Jangan Kak, kasihan Ivy baru saja tertidur dengan pulas," jelas Sasha meskipun dengan tak enak hati, karena sudah melarang seorang ibu untuk membangunkan putrinya sendiri. "Tadi Ivy demam tinggi, itu sebabnya —"
"Ivy sakit?" sela Arneta dengan panik, sembari menyentuh kening putrinya yang terasa hangat.
Sasha menganggukkan kepala. "Sejak dibawa ke mansion ini, Ivy selalu menangis ingin bertemu Kakak. Ivy bahkan tidak mau makan sampai akhirnya jatuh sakit," jelasnya dengan jujur tanpa ada yang ditutupi.
"Ivy, sayang..." lirih Arneta dengan menangis sampai membuat putri kecilnya itu terbangun dari tidurnya.
"Mommy ..." ucap Ivy dengan terkejut. "Apa benar ini Mommy Ivy?"
Arneta yang menangis menganggukkan kepalanya. "Iya sayang, ini mommy," ucapnya dengan memeluk tubuh kecil putrinya.
"Mommy...." Ivy menangis dengan membalas pelukan Mom Arneta.
Ibu dan anak itu saling berpelukan dengan menangis, meluapkan semua kerinduan yang dirasakan keduanya selama ini. Sementara Sasha memilih keluar dari dalam kamar, untuk memberikan ruang bagi ibu dan anak itu melepas rindu.
Namun betapa terkejutnya Sasha saat melihat sosok yang berdiri dari balik pintu yang tak tertutup rapat itu. Sosok dingin dan kejam yang sudah memisahkan ibu dan anak itu, tampak menatap lurus kearah Arneta dan Ivy.
"Apa yang kau lihat? Sekarang buatkan makanan untuk Ivy, cepat!" perintah Lio tanpa mengalihkan tatapan matanya pada Arneta dan putri kecilnya.
"Ba-baik..." ucap Sasha dengan terbata karena ketakutan.
Ia pun segera beranjak dari tempat tersebut dari pada terkena masalah dengan tuan Lio Richard.
"Mommy ayo kita pulang!" ajak Ivy masih dengan terisak. "Ivy tidak mau tinggal di sini, Ivy mau pulang bersama Mommy."
Arneta melepas pelukannya lalu mengusap air mata di kedua pipi putrinya. "Sayang, kita tidak bisa pulang sekarang."
"Kenapa Mommy?" tanya Ivy yang semakin menangis dengan kencang. "Kenapa Mommy tidak mau membawa Ivy pulang? Apa Mommy tidak mau tinggal bersama Ivy lagi?"
Arneta kembali memeluk putri kecilnya dengan perasaan terluka, karena ia tidak mampu untuk mengabulkan keinginan Ivy untuk pergi dari mansion Richard.
"Tidak sayang," Arneta menggelengkan kepalanya. "Tentu saja Mom ingin membawa Ivy pergi, tapi tidak sekarang. Kita akan tinggal di mansion ini untuk sementara waktu, sampai..."
Arneta terdiam sesaat, memikirkan jawaban yang tepat agar putri kecilnya itu mau mengerti dengan keadaan mereka saat ini.
"Sampai Mom bisa mendapatkan pekerjaan baru, jadi untuk sementara Ivy dan Mommy tinggal di mansion ini."
Ivy yang menagis langsung terdiam meskipun masih terisak. "Tapi Ivy tidak mau tinggal di rumah besar ini, Ivy tidak mau tinggal bersama Uncle jahat!"
Ya, bagi Ivy Uncle Lio orang yang jahat karena sudah memisahkannya dengan Mom Arneta.
"Tapi Mom juga akan tinggal di sini bersama Ivy. Hanya sementara, sayang," pinta Arneta.
Ivy menatap wajah cantik Mom Arneta lalu menganggukkan kepalanya. "Tapi Mommy harus berjanji tidak akan meninggalkan Ivy?"
Kali ini Arneta yang menganggukkan kepalanya. "Mom janji sayang, dan Mommy berjanji akan membawa Ivy pergi dari mansion ini," ucap Arneta. Namun untuk kalimat yang terakhir hanya ia ucapkan dalam hati.
Semua percakapan ibu dan anak itu tentu saja dilihat dan didengar oleh Lio, karena pria itu masih berdiri dari balik pintu.
Sementara itu Sahsa yang ingin mengantar makanan ke dalam kamar Ivy, begitu terkejut saat melihat tuan Lio Richard masih berada di depan kamar putri Arneta. Ia pikir tuan Lio sudah pergi sejak tadi, tapi ternyata pria itu tetap berada di sana sampai akhirnya pergi setelah menutup pintu dengan rapat.
"Aneh sekali, kenapa dia tidak masuk ke dalam saja? Mencuri dengar seperti seorang penjahat," gumam Sasha dengan bingung.