Sesilia gadis berumur 21 tahun yang cantik dan polos. Dia di besarkan di panti asuhan karna dia yatim piatu, setelah lulus Sekolah dia memutuskan untuk bekerja dan menyewa rumah untuk ia tinggali. Dia merasa sangat bahagia karna memiliki pacar yang sangat baik dan tampan, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karna ternyata pacar yang selama ini dia anggap baik, ternyata malah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
"Bu, bagaimana keadaan kakek?" kata Steven yang duduk di kursi dalam kamar Eric.
"Kakek sudah mulai membaik, 2 Minggu lagi kakek akan pulang" kata Bianca tersenyum.
"Itu artinya aku dan sesilia akan segera menikah?" tanya Steven berbinar.
"kau begitu bersemangat stev?" Bianca menatap hangat pada stev.
"Tentu Bu, aku akan menikah dengar orang yang aku cintai. Bagaimana mungkin aku tidak bersemangat" kata Steven tersenyum tipis.
"Sebaiknya sekarang kamu beristirahat, besok ajak sesilia jalan jalan jika kamu tidak sibuk stev" kata Bianca.
"Sebenarnya ada yang ingin ku katakan pada mu Bu" kata Steven.
"Katakan lah, ada apa?" kata Bianca.
"Kemarin aku mengirim mata mata untuk kakek, aku hanya khawatir ada yang mencelakai nya. Jujur Bu, semenjak aku melepaskan Bella, aku takut Jacob akan melakukan segala cara untuk balas dendam" kata Steven.
"Astaga! Kau benar sayang, kenapa aku tidak kepikiran sebelum nya. Lalu bagaimana? apa sudah ada kabar?" kata Bianca.
"Belum Bu, semoga saja tidak ada hal buruk" kata Steven.
"ibu baru ingat, seharian ini Tante mu tidak kabar" kata Bianca.
Adik ipar nya yang bernama Noya lah yang mengurus Carlos sang ayah selama ini di rumah sakit luar negri.
*TUTTTTTTT TUTTTTTT TUTTTTTT
"Kenapa tidak di angkat" gumam Bianca.
"Kita tunggu saja Bu, aku akan menelfon Justin. Menanyakan apa yang terjadi di sana" kata Steven.
Steven pun langsung beranjak menuju kamar nya.
*CEKLEK
Terlihat sesilia yang baru selesai mandi sedang mengeringkan rambut nya.
"Biar ku bantu" kata Steven mengambil alih hairdryer di tangan sesilia
"Emmm baiklah stev terimakasih" kata sesilia tersenyum.
Tak berapa lama, rambut sesilia pun kering. Walau pun Steven tak pernah melakukan nya, namun ia sangat cepat belajar hanya dengan melihat sesilia menggunakan alat itu.
"Aku akan mandi" kata stev berjalan menuju kamar mandi dan sesilia pun mengangguk pelan.
Sesilia melanjutkan rutinitas malam nya, ia menggunakan rangkaian skincare agar kulit nya tetap lembab.
Setelah itu ia pun berbaring dan menyalakan tv.
Tak lama, Steven pun keluar dan ikut berbaring di samping sesilia.
*DRTTTTTT DRTTTTT DRTTTTT
Ponsel Steven berdering.
"Ada apa?" kata Steven
"Maaf tuan mengganggu waktu istirahat mu, namun ada hal penting yang ingin ku katakan" kata Zeco.
"Katakan lah" kata Steven serius.
"Justin menelfon, sesuatu terjadi pada nyonya Noya" kata Zeco.
"APA!!!" Steven terkejut bukan main.
"Awal nya ada yang ingin mencelakai tuan Carlos. namun aksi nya di ketahui oleh nyonya Noya,,, Pria itu tak melakukan apapun pada nyonya, namun tiba tiba ada serangan mendadak dari penembak jitu, Justin yang sedang menyamar itu langsung membawa nyonya ke ruang operasi dan memanggil manggil dokter, saat Justin mencari cari keberadaan pria itu dan si penembak jitu. Ia kehilangan jejak, namun sekarang ia masih berusaha mencari mereka" jelas zeco
"Kirim penembak jitu dan mata mata lagi untuk membantu Justin. Kirimkan juga beberapa anak buah ku untuk menjaga Tante Noya" kata Steven.
"Baik tuan, aku akan mengirimkan Wiliam secepat mungkin dan beberapa anak buah di markas yang turut serta" kata Zeco
"Baiklah, terimakasih" kata Steven menutup telfon.
"Ada apa stev? Kenapa ingin mengirim penembak jitu dan mata mata? Siapa Tante Noya?" Sesilia bertanya
"ups! Maaf stev, maafkan aku. Tidak usah menjawab nya, maaf karna aku banyak bertanya" sesilia menutup mulut nya saat ia sadar terlalu banyak bicara.
"Tidak apa apa sayang, aku akan menjawab pertanyaan mu" Steven menyelipkan rambut sesilia di belakang telinga nya.
"Tante Noya, adalah adik dari ayah ku, dia yang selama ini mengurus kakek di luar negri. Namun hari ini, dia tertembak karna menyelamatkan kakek" jelas Steven.
"Apa!!" sesilia terkejut dan menutup mulut nya yang menganga.
"Apa ada yang ingin mencelakai kakek? Bagaimana keadaan Tante Noya sekarang?" tanya sesilia.
"Tante sudah di tangani, namun ia belum sadar kan diri. Aku bingung akan memberitahu ibu atau tidak. Jika ku beri tahu, ibu dan ayah pasti cemas. Ayah sedang masa pemulihan, aku tak ingin membebani pikiran nya, Tante Noya adalah adik kesayangan ayah" jelas Steven.
"Sebaiknya kita memberitahu ibu saja, ibu pasti akan merahasiakan nya dari ayah. ini demi kebaikan ayah, saat ayah sudah membaik nanti. Baru lah kita akan memberitahu kebenaran nya" kata sesilia.
"kau benar, yasudah aku akan menemui ibu dulu" kata Steven.
"Baiklah stev" kata sesilia.
Steven pun keluar dari kamar nya dan langsung menuju kamar Eric.
*TOK TOK TOK
"Masuklah" kata Bianca dari dalam.
*CEKLEK
"Bu, ada yang ingin ku katakan" Steven berbisik.
"Ayo" kata Bianca keluar dari kamar.
mereka berbicara di ruang kerja Steven.
"Bu, Tante Noya tertembak" kata Steven.
"Aaa kepala ku" Bianca langsung lemas dan akan ambruk, untung nya Steven menopang tubuh Bianca.
"Duduk lah Bu" kata Steven mendudukan Bianca.
"Ada yang ingin mencelakai kakek, namun itu diketahui Tante Noya,, tiba tiba ada penembak jitu yang menembak Tante. Namun Tante berhasil di selamatkan karna Justin gerak cepat untuk menolong Tante" kata Steven.
"Stev, bagaimana keadaan Noya dan ayah?" tanya Bianca.
"Tante Noya belum sadar kan diri, sedangkan kakek mengalami shock dan langsung tak sadar kan diri saat melihat Tante Noya bersimbah darah" kata Steven.
"Aku sudah mengirim kan satu mata mata lagi,, aku juga mengirimkan penembak jitu dan beberapa anak buah ku untuk menjaga kakek dan Tante Disana" kata Steven.
"Hufttttt, baiklah, semoga mereka bisa menjaga Noya dan ayah Disana" gumam Bianca.
"Minum lah Bu" Steven mengambil segelas air dan memberikan nya pada Bianca
"Terimakasih stev" kata Bianca.
"oh ya Bu, bisakah kita merahasiakan ini dari ayah? Aku takut keadaan nya makin memburuk" kata Steven.
"tentu stev, ibu ingin ayah mu cepat pulih" kata Bianca.
"ibu jangan khawatir, semua pasti akan baik baik saja. Maaf Bu, aku tidak bisa meninggal kan kalian untuk mengunjungi kakek, mengingat disini juga banyak musuh yang berkeliaran." kata Steven.
"Tidak apa apa sayang, terimakasih sudah menjaga kami" kata Bianca tersenyum.
"Aku akan memastikan keadaan kakek dan Tante baik baik saja Bu, semoga saja orang yang menembak Tante segera tertangkap oleh Justin" kata Steven.
"Apa ada seseorang yang kau curigai belakangan ini stev?" tanya Bianca.
"Aku tidak yakin Bu, aku akan menyelidiki nya dari sini" kata Steven.
"hmmmm, secepat nya stev" kata Bianca.
"Baik Bu" kata Steven.
"Ayo Bu kembali ke kamar, ayah pasti menunggu" kata Steven.
"Ayo stev, oh ya. Apa sesilia tahu tentang ini?" tanya Bianca.
"ya Bu, dia sudah tahu" kata Steven.
Bianca pun mengangguk paham, Mereka pun kembali ke kamar masing masing.
*CEKLEK
"Stev, bagaimana?" tanya sesilia.
"ibu shock, aku merasa bersalah karna telah memberitahukan hal buruk pada nya" kata Steven.
"Ibu berhak tahu masalah ini stev" kata sesilia
"kemarilah" kata sesilia membentang kan kedua tangan nya.
Steven pun masuk ke dalam pelukan sesilia.
"Jangan tanggung beban itu sendiri stev, walaupun aku tak bisa berbuat apa apa tapi aku bisa mendengarkan mu bercerita" jaga sesilia.
"Terimakasih sesilia, ini sedikit membuat ku lega" kata Steven
"Tentu stev, mulai sekarang berjanjilah akan selalu menceritakan nya padaku" kata sesilia
"hmmm, aku berjanji" kata Steven menyusup ke belahan Boba milik sesilia
"Stev geli" kata sesilia.
"Aku ingin" kata stev.
"ingin apa?" sesilia pura-pura tidak tahu
"ini" stev menunjuk kedua Boba sesilia.
Sesilia langsung membuka kancing dan mengeluarkan Boba nya itu.
*Cpkkkk cpkkk cpkkkkk
Steven menyesap seperti bayi. Dan satu tangan nya bermain main di sebelah nya.
"Aku menyukai aroma tubuh mu ini sesilia" kata Steven langsung menyambar kembali milik sesilia
"Erghhhhhhh, stev......" sesilia mendongak.
Steven masih mengulum p*t*Ng sesilia yang membuat sesilia kejang kejang karna geli.
"Ahhhh......" sesilia langsung menutup mulut nya
"Tidak apa sayang, jangan di tahan seperti itu. Aku menyukai suara mu" kata Steven kembali mengulum.
Mereka pun melewatkan malam yang panas tanpa memasukan m*l*k Steven ke goa hangat itu, Steven pun berakhir bermain solo untuk menidurkan adik nya.
****************
Pagi Hari
"Stev, ayo bangun. aku sudah membuatkan sarapan untuk mu" kata sesilia yang sudah rapih.
"Hoaaaammmmm, kenapa hari ini kamu sangat rapih sayang?" kata Steven melihat sesilia mengenakan celana panjang dan blouse berwarna putih serta ikat pinggang rantai yang membuat tubuh ramping sesilia begitu jelas.
"Ibu menyuruhku untuk ikut dengan mu stev" kata sesilia.
"Ke kantor?" tanya stev.
"Mungkin" kata sesilia.
"Yasudah, kau bersiap lah. Aku akan mengantarkan sarapan ke kamar ayah" kata sesilia.
"TIDAK! Biar aku saja, aku tidak ingin dokter itu mencuri curi pandang pada mu, apalagi kau sangat cantik pagi ini" kata Steven.
"Stev......" kata sesilia.
"Aku akan mandi dulu, Kau Boleh mengantarkan sarapan jika bersama ku, tunggu disini" kata Steven bergegas ke kamar mandi.
"Ck ck ck, Lihatlah sifat nya yang mulai posesif itu" gumam sesilia menggelengkan kepalanya.
Tak lama, Steven keluar dan sudah siap.
"Ayo" kata Steven.
"Sebentar aku akan mengambil troli makanan itu di bawah" kata sesilia.
"Aku menunggu mu di kamar ayah" kata steven.
"Baiklah" kata sesilia langsung berjalan menuju ruang makan.
*TOK TOK TOK
Steven mengetuk pintu yang terbuka itu, terlihat Eric sedang di periksa oleh dokter Rico
"Masuklah stev" kata Bianca.
"Bagaimana keadaan ayah ku?" tanya Steven pada dokter Rico.
"Sudah membaik stev, mungkin 3 hari lagi kondisi nya akan stabil" kata dokter Rico.
"Baiklah, terimakasih sudah bekerja keras dok" kata Steven.
"Tentu stev" kata dokter Rico tersenyum.
*TOK TOK TOK
Sesilia membawa troli berisi makanan ke dalam kamar Eric dia pun tersenyum pada semua orang.
"Pagi Bu, pagi ayah, pagi dokter" sapa sesilia.
"Pagi sayang" kata Bianca
"Pagi sesilia" kata Eric.
"Pagi" kata dokter Rico sedikit membungkuk kan badan dan tersenyum manis membuat nya terlihat semakin tampan. Melihat itu Steven langsung menarik tangan sesilia
"Ayo cepat, kita belum sarapan" kata Steven menarik tangan sesilia
"Iya stev, ayo, pelan pelan saja" kata sesilia berlari kecil karna langkah kaki Steven yang sangat lebar.
kok malah jd lemah,,kewaspadaan dan kejelian kurang,,bis adibikin kocar kacir sama vito,,bahkan mereka menembak sembarangan diarwa hotel...
maunya terongnya Mark busuk gak bisa dimanfaatin biar inpas
semoga orang2 didunia nyata yg seburuk Mark selalu sial sepanjang hudupnya
tapi nanti kalo Mark gak dpt balasan setimpal moga penulisnya diare selama 40 x 24 jam