Menikah dengan pria yang tidak di cintainya, dan sering di sakiti oleh suaminya sendiri, membuat hati Farhana mati rasa. Namun semua berubah saat kedatangan Ayah mertuanya yang berstatus Duda dan sangat Hot. Lalu apakah Farhana akan beralih ke lain hati ataukah akan tetap mempertahankan pernikahannya?
Ikuti terus kisahnya, ya!
follow IG @thalindalena
Add Fb Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Derita Dante
Fernan sebenarnya sangat terkejut dengan pengakuan Gery, yang menyatakan jika bukan anak kandung Dante. Setelah bertemu dengan Gery, ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Kepalanya pusing, dan ia tidak kembali ke kantor lagi. Ingin istirahat sejenak.
“Hana ke mana, Ma?” tanyanya kepada istrinya yang sedang duduk di ruang keluarga sembari memainkan ponsel.
Kartika meletakkan ponselnya di sisi sebelahnya. Ia menyambut kedatangan suaminya yang kini merebahkan kepala di pangkuannya. “Aku lupa memberi tahukan kepada Papa, jika Hana sekarang kursus membuat kue. Dia bilang jenuh katanya berdiam diri di rumah,” ucap Kartika sembari mengelus dan memijat kepala suaminya.
“Aku bingung,” ucap Fernan, memejamkan kedua mata, menikmati pijatan istrinya.
“Bingung kenapa?” tanya Kartika, menatap suaminya yang terlihat letih.
“Gery ternyata bukan anak kandung Mr. Dante. Aku harus apa? Sementara Mr. Dante sudah baik kepada kita, mengembalikan Perusahaan kita seperti sedia kala. Bahkan membantu Hana bercerai dengan Gery. Apakah aku harus memberikan restu kepada Mr. Dante?” ucap Fernan menyuarakan kegelisahannya.
“Semua keputusan di tanganmu, Pa. Menurutku Mr. Dante adalah pria yang baik dan juga perhatian,” jawab Kartika.
“Ya, aku bisa melihat itu. Tapi, aku takut jika Hana tersakiti lagi. Aku merasa bersalah kepada putri kita. Kamu paham ‘kan?” tanya Fernan.
“Iya, aku paham dengan maksud Papa. Tapi, apa tidak sebaiknya, memberikan kesempatan untuk Mr. Dante?” jawab Kartika.
“Apakah harus begitu?” Fernan ragu.
“Iya, bukankah kita juga tahu jika Hana mencintai Mr. Dante,” ucap Kartika lagi, berusaha untuk meyakinkan suaminya. Ia hanya ingin melihat putrinya bahagia.
“Hem ... entahlah. Di mata publik hubungan mereka terlarang, Ma,” jawab Fernan.
Kartika terdiam, benar yang di katakan suaminya.
*
*
*
Sementara itu, Hana yang katanya sedang kursus membuat kue ternyata sedang berada di apartemen Dante.
“Aku merindukan Daddy,” ucap Hana yang ada di pelukan Dante.
“Me too,” Jawab Dante, seraya mengurai pelukannya. Menatap wajah Hana dengan dalam. Salah satu tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Hana, dan menyelipkannya ke belakang telinga Hana.
Dante tersenyum lalu mendekatkan wajahnya.
CUP
Satu kecupan lembut mendarat di permukaan bibir Hana. Awalnya hanya sebuah kecupan-kecupan kecil namun lama-kelamaan berubah menjadi lumaatan dan sesapan.
“Emh.” Hana melenguh ketika lidah Dante menyeruak masuk ke dalam rongga mulutnya. Mengobrak-abrik di dalam sana, membuat tubuhnya menjadi terasa panas, karena mulai terbakar gairah.
Dante melepaskan ciuman di bibir Hana, lalu ciuman itu berpindah ke leher jenjang Hana. Mengendus, mengecup dan menggigit kecil, leher Hana yang putih dan mulus itu.
Sisi liar Dante telah terbangun. Ia menginginkan lebih dari sekedar ciuman. Di tambah lagi ia sudah menduda hampir 10 tahun.
Akan tetapi, ia harus menahannya sekuat tenaga. Menjaga berliannya agar tidak rusak.
Tubuh Hana menegang ketika merasakan geli, tapi enak ketika Dante mengecupi lehernya. Sekujur tubuhnya merasa merinding.
Hana mendorong dada bidang Dante ketika merasakan tonjolan keras yang menyentuh perutnya.
“Daddy,” ucap Hana, menatap sayu Dante.
Hana tahu yang dibutuhkan Dante saat ini. Ia bukan gadis kecil lagi.
Hana mengangguk, namun Dante menggeleng.
“Belum saatnya, Sweetie. Aku bisa menahannya.”
“Benarkah?” tanya Hana.
Dante mengangguk sebagai jawaban.
“Kalau begitu cium aku lagi.” Hana mengalungkan kedua tangannya ke leher Dante, lalu mengecup bibir Dante dengan penuh kelembutan.
Dante menyambut ciuman itu, namun ia tersiksa dengan tingkah nakal Hana.
Ya, Tuhan. Kepalanya terasa pusing atas dan bawah.
🤣😂😅🤭✌🏻
🤣😂😅🤭✌🏻
depan belakang samping nggak....
🤣😂😅🤭✌🏻
mataku tergoda lagi....
eh salah.... ternoda....
🤣😂😅🤭✌🏻
🤣😂😅🤭✌🏻
jangan banyak²....
🤣😂😅🤭✌🏻