"Biarkan sejenak aku bersandar padamu dalam hujan badai dan mati lampu ini. Aku tidak tahu apa yang ada dalam hatiku, aku hanya ingin memelukmu ..."
Kata-kata itu masih terngiang dalam ingatan. Bagaimana bisa, seorang Tuan Muda Arogan dan sombong memberikan hatinya untuk seorang pelayan rendah seperti dirinya? Namun takdirnya adalah melahirkan pewarisnya, meskipun cintanya penuh rintangan dan cobaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Pembelaan Bibi Chan
Bibi Chan terus mendesak agar Tiger Hou mau bicara. Sedangkan, yang didesak hanya berusaha menghindar. Bahama berusaha membantu Tiger Hou lolos dari Bibi Chan.
"Sudahlah Bi, jangan mendesaknya terus. Dia itu pria dingin yang takut perempuan...." Bisiknya pelan sambil mengedipkan mata ke arah Tiger Hou.
"Jaga ucapan mu Tiger Ba!? Siapa yang takut perempuan, hah??"
Tiger Hou mendelik seram ke arah Bahama yang mencari celah kelemahan nya untuk mengambil hati Bibi Chan. Melihat sikap keras yang memuakkan, Bibi Chan pun langsung menendang Tiger Hou dengan serius. Bukan Tiger Hou namanya, bila tidak gesit berkelit dan lolos dari tendangan Bibi Chan.
Di lorong itu pun terjadi adu kungfu sejenak, antara Bibi Chan melawan Tiger Hou. Sedangkan Bahama hanya termangu melihat ilmu bela diri yang begitu mumpuni yang dimiliki keduanya. Tiger Hou tidak mau menyerah, meskipun Bibi Chan merangsek terus meninjunya, menendangnya dan mengerahkan semua kemampuannya agar mengenai tubuh Tiger Hou. Mendadak ada suara yang menghentikan perkelahian sengit itu. Tidak ada yang menang maupun kalah. Karena Tiger Hou tidak berniat membalas pukulan Bibi Chan yang bertubi-tubi diarahkan kepadanya.
Tiger Hou hanya berusaha menghindar dengan ilmu meringankan tubuhnya untuk menghindari pukulan halilintar Bibi Chan. Bahama yang menjadi penonton, begitu lupa diri sedang menonton pertandingan apa. Hingga terdengar suara tegas dan galak, dengan nada yang khas dari pria sangar dan beringas itu. Handrille, sang pengawal nomer satu Tuan Vengsier Eiger.
"Hentikan!!"
Pukulan berat dan kuat langsung menghantam dada Tiger Hou. Dia nggak sempat menghindar dari pukulan gada raksasa Handrille yang dilayangkan mendadak. Tiger Hou terpental sedikit, meskipun ilmu meringankan tubuhnya dia gunakan dengan reflek. Jika tidak, tubuhnya bisa terpental keluar angkasa!!
"A aduh...." Pekik Tiger Hou pelan, menyembunyikan rasa kagetnya.
"Ada apa ini, Bibi Chan??" Tanya Handrille kemudian, tanpa mempedulikan keadaan Tiger Hou.
Sedangkan Bahama langsung menolong Tiger Hou sebisanya. Namun, uluran tangannya ditepis keras oleh Tiger Hou. Bahama lagi-lagi melakukan sesuatu yang konyol. Tangannya langsung menggaruk-garuk kepalanya meskipun nggak gatal, pertanda bahwa itu adalah eskpresi kebingungan nya. Bibi Chan yang melihat sekilas hal tersebut, langsung menendang kaki Bahama dengan gesit dan braaak.... Bahama tersungkur di lantai!!
"Aduh!!" Ganti mulut Bahama yang teriak keras karena syok dan kaget. Dia tidak memiliki kesiapan bila diserang mendadak oleh lawan. Tiger Hou tersenyum simpul meskipun dirinya juga kaget atas tindakan Bibi Chan.
"Han, biarkan Tiger Ba menjadi murid ku!! Dia sangat bodoh dalam ilmu bela dirinya...bahkan tidak memiliki kepekaan sama sekali!! Biarkan aku sendiri yang menggembleng nya!!"
Ucapan Bibi Chan tegas dan tanpa belas kasihan melihat Bahama yang merintih karena luka-luka memar yang ada pada tubuhnya belum pulih seratus persen. Dan sekarang? Dia harus tersungkur dengan keras di lantai, akibat tidak memiliki pertahanan tubuh yang mantap saat diserang tiba-tiba.
"Hal itu, akan kusampaikan pada Bos terlebih dahulu. Tiger Hou dan Tiger Ba, ayo ikut aku. Bos sudah menunggu kalian!!"
Handrille tidak bisa memberi keputusan itu, karena dia tahu bahwa Tuan Vengsier Eiger ingin Bahama terjun langsung menjalankan misinya meskipun ilmu bela dirinya masih kurang. Jawaban yang enteng seperti itu, membuat Bibi Chan merasa diremehkan. Bahama yang tersungkur, berusaha bangkit dengan kaki tertatih. Saat melihat keduanya bersitegang karena dirinya, Bahama ambil jalan aman saja. Yaitu, diam!
"Kau berani menolak permintaan ku, Han?"
Mata Bibi Chan mendelik tajam menatap ke wajah Handrille. Sedangkan yang dilaser dengan ketajaman mata hanya cuek nggak peduli. Handrille sadar hal itu, Bibi Chan adalah pembantu kesayangan Tuan Vengsier Eiger yang bertugas merawat putrinya sejak bayi. Dan dia tahu, apapun permintaan wanita tua itu pasti dikabulkan oleh Beliau. Namun, saat ini Bahama harus menjalankan beberapa misi penting yang telah disiapkan oleh Beliau.
"Akan kusampaikan pada Bos..."
Jawaban yang sama keluar dari mulut Handrille. Tiger Hou dan Tiger Ba bersiap-siap mengikutinya. Namun, Bibi Chan dengan tangkas menghentikan langkah ketiganya dengan kungfunya. Handrille sampai menggelengkan kepala melihat betapa keras kepalanya wanita tua itu. Jika dia tidak tahu posisinya, dia pasti melawan wanita tua itu karena sudah membuang-buang waktunya dengan permintaan yang nggak penting.
"Bos sudah lama menunggu laporan dari Tiger Ba, Bibi Chan. Jika Bibi mau, ayo ikut kami menemui beliau."
Sikap keras kepala Bibi Chan berhasil meluluhkan hati Handrille. Pria sangar dan beringas itu pun bicara melunak dan disetujui Bibi Chan. Tanpa menjawab, Bibi Chan pun ikut mereka, menemui Tuan Vengsier Eiger di ruang utama pertemuan pribadinya.
Keempat orang itu terus melangkah tanpa bicara. Bahama yang masih kebingungan, nggak berani menggaruk-garuk lagi kepalanya. Dia takut, tendangan Bibi Chan mendarat di kakinya, atau bahkan diperutnya. Rasa sakit akibat pukulan anak buah Cheef masih membekas dan terasa nyeri. Ditambah pukulan Handrille dan Bibi Chan. Dia melamun, pasti dirinya hancur lebur sebelum tercapai ambisinya.
Bibi Chan kadang melirik ke arahnya. Hati Bibi Chan masih penasaran, karena belum mendapat jawaban apapun dari kedua pemuda yang jadi bawahan Handrille itu. Bahama tanpa sengaja tersenyum melihat lirikan Bibi Chan.
Handrille menekan pin pintu, dan pintu pun terbuka otomatis. Sebelum melangkahkan kaki memasuki ruangan itu, Bahama menarik nafas dalam-dalam guna meredakan kegelisahan nya. Dia cemas, jika misi pertamanya dianggap gagal karena sudah membawa tiga korban rekannya. Tiger Hou yang bersifat dingin, tetap memasang wajah dinginnya.
Di sebuah ruangan megah dan penuh benda-benda antik dan terlihat mahal, terpajang di lemari yang mengitari ruangan itu. Bahama lagi-lagi bingung. Karena ruangan itu sangat berbeda dengan ruangan keemasan yang tadi siang dia berada bersama Beliau. Bahama terus memperhatikan ruangan tersebut, hingga kedua bola matanya nggak berkedip sedikit pun. Ada kepala Rusa Gunung yang diawetkan. Ada bangkai Burung Gagak, simbul kematian. Dan ada gading Gajah yang dipoles bersih berwarna putih asli. Bahama bergidik, mungkinkah hewan-hewan itu sengaja dibunuh dan diawetkan dengan Formalin?? Betapa kejamnya orang ini, bukan hanya sesama manusia yang jadi korbannya. Makhluk hidup lainnya pun nggak luput dari sifat serakahnya.
Di hadapan mereka, duduk dengan tenang di kursi kemegahan nya, dengan tongkat emas yang selalu dipegang sebagai bukti kekuasaan nya. Tuan Vengsier Eiger Sang Penguasa Dunia Kejahatan sedang duduk tenang menunggu mereka.
"Kenapa lama sekali?"
Pertanyaan bernada tenang, dengan kejengkelan yang tersembunyi terdengar begitu di telinga Bahama. Bahama langsung menguatkan hati, jika harus memberi jawaban yang memuaskan bagi Tuan Vengsier Eiger. Jika tidak, dia sudah menyiapkan diri dengan kemungkinan terburuk sekali pun.
"Maafkan aku, Tuanku. Akulah yang menyebabkan keterlambatan kedatangan mereka. Aku nggak usah basa-basi lagi. Ijinkan Tiger Ba menjadi murid ku, sebelum menjalankan semua misi yang Tuanku berikan...."
Dengan berani, Bibi Chan bicara langsung tanpa memberi hormat terlebih dahulu. Bahama pun ternganga tak percaya, melihat keberanian wanita setengah baya itu dihadapan Sang Penguasa yang ditakuti oleh semua orang. Siapa sebenarnya Bibi Chan ini?