Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua diisi oleh Para Jenius!
Setelah Liam menyampaikan isi proposal Wuzhou, Ling terbatuk, terkejut dengan informasi yang didengar.
Liam menatap Ling dengan penuh pengertian, "Aku tahu kau pasti terkejut dengan apa yang aku katakan. Bahkan ayah dan kakekku sendiri mengakui bahwa proposalnya sangat brilian. Aku sudah lama mengikuti pelatihan bisnis, tetapi aku tidak pernah benar-benar bisa memahami cara kerja otak Wuzhou. Dalam hal ini, aku tidak bisa dibandingkan dengan dia."
"Hanya itu?" Ling mengernyitkan dahi, tampak tidak terkesan. "Memang, itu ide yang baru. Memanfaatkan sumber daya melimpah dari Chen Company tidak hanya akan membuka peluang pasar yang lebih besar, tetapi juga memberikan keuntungan yang signifikan. Namun, dari sudut pandangku, itu tidak realistis."
Liam merasa frustrasi. "Apa yang kau tahu, Ling? Ah, seharusnya aku tidak perlu berdebat denganmu. Kau bahkan tidak belajar bisnis dan tidak akan mewarisi Chen Company," ujarnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Namun, Ling tidak terlalu mendengarkan. Pikiran-pikiran dalam benaknya terus bergulir, berusaha mencerna ucapan Liam.
Apakah Wuzhou benar-benar jenius dalam hal bisnis?
Ling merasa proposal Wuzhou memiliki banyak kelemahan. Bahkan rekan-rekan kerjanya dulu yang tidak mengerti bisnis pun bisa dengan mudah menunjukkan berbagai kekurangan dalam rencana tersebut. Jika orang-orang di Kota Urban menganggapnya sebagai sebuah jenius, Ling merasa bertanya-tanya betapa rendahnya standar mereka.
Astaga! Dia lupa bahwa selama ini tinggal di Kota Bayangan. Siapa yang tidak tahu kota itu?
Orang-orang dari Kota Bayangan sering dianggap luar biasa jika mereka berada di negara lain. Dan itu bukan hal yang mengherankan, karena kota itu dihuni oleh banyak perusahaan besar! Semua perusahaan di sana diisi oleh para jenius bisnis yang berpengalaman. Pebisnis dari seluruh penjuru dunia berlomba-lomba ingin berhubungan dengan kota itu. Namun, itu bukanlah hal yang mudah, banyak dari mereka hanya bisa berwisata dan melihat dari jauh.
Kota Urban dan Kota Bayangan jelas tidak bisa dibandingkan dalam berbagai aspek, baik dari sisi kemampuan maupun reputasi.
Ling telah menghabiskan waktu yang lama di Kota Bayangan, di mana ia telah menyaksikan banyak proposal yang mengesankan dan brilian. Ling memiliki pola pikir yang berbeda dibandingkan dengan orang-orang di Kota Urban, dan itu jelas memengaruhi cara dia memandang proposal Wuzhou.
Bagi Ling, wajar saja jika ia menganggap proposal tersebut biasa saja dan memiliki banyak kelemahan. Bagaimana mungkin seseorang yang dianggap sebagai sampah bisa mendapatkan dukungan dari banyak orang? Jika seseorang menyajikan proposal serupa di Kota Bayangan, mereka pasti akan mempermalukan diri sendiri.
Oleh karena itu, Ling sama sekali tidak bisa melihat keunggulan yang dimiliki oleh proposal Wuzhou.
"Yuk, kita pergi ke rumahku. Hari sudah mulai gelap," ajak Liam dengan nada santai. Mereka berdua melangkah menuju mobil Liam.
Setibanya di dalam mobil, Liam memperhatikan Ling yang terlihat tenang sambil asyik memainkan ponselnya. Cahaya dari layar ponsel itu menerangi wajah tampannya, menciptakan kontras yang menarik di dalam mobil yang gelap.
"Kau tidak khawatir Lu Yan akan mengabaikanmu setelah semua yang terjadi sore ini?" tanya Liam, mencoba mengawasi reaksi Ling.
Ling mengalihkan pandangannya dengan malas, seolah tidak peduli dengan pertanyaan itu. "Jadi?" jawabnya singkat, menunjukkan sikap acuh tak acuh.
Liam terdiam sejenak, berpikir tentang jawaban Ling sebelum akhirnya tertawa pahit. "Di generasi kita, siapa sih yang tidak tahu bahwa Ling sangat terobsesi dengan Lu Yan?"
"Berhenti bicara," Ling memerintah dengan nada tegas, suaranya menggema di dalam mobil.
Liam terdiam seketika, menutup mulutnya karena perintah itu. Awalnya, dia berada di pihak Wuzhou, merasa bahwa ketampanan dan kecerdasan Wuzhou tidak ada tandingannya. Wuzhou juga dikenal memiliki etika yang baik dan selalu bersikap sopan. Dia tahu betapa cerdasnya Wuzhou dan mengapa banyak orang terpesona olehnya.
Di sisi lain, Ling adalah sosok yang sangat berbeda. Ia bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Wuzhou dalam aspek mana pun.
Ketika Lu Yan berniat untuk memutuskan kontrak pertunangan mereka, Liam tidak ragu untuk setuju. Bagaimana mungkin seorang nona muda dari keluarga Lu bisa dipadukan dengan dari keluarga Chen?
Namun, saat melihat Ling sekarang, ia menyadari bahwa Ling tampak seperti orang yang sepenuhnya berbeda. Dia bukan lagi sosok tak berguna seperti sebelumnya. Ada sesuatu dalam diri Ling yang membuat Liam yakin bahwa ia menyimpan banyak rahasia. Dengan pemikiran itu, Liam berusaha untuk memahami Ling dan bahkan mereka sekarang berada di pihak yang sama. Jika Lu Yan benar-benar ingin mengakhiri pertunangan mereka, itu tentu akan menjadi sebuah kerugian.
Akhirnya, perjalanan mereka berlangsung dengan damai. Suasana hening menyelimuti mereka, tidak ada satu pun kata yang terucap di antara mereka.
*
Di sisi lain, kediaman keluarga Zhuo bersinar dengan keindahan yang megah. Mereka sedang mengadakan sebuah acara jamuan makan yang besar dan meriah, menarik perhatian setiap orang yang lewat. Keluarga Zhuo dikenal tidak terlalu ramah, dan ketika mereka mengundang tamu, biasanya itu adalah orang-orang penting yang datang.
Saat mobil hitam melambat dan berhenti di depan gerbang keluarga Zhuo, dua pemuda melangkah keluar. Salah satu dari mereka tampak tampan dengan aura yang hangat, sementara yang lainnya lebih menarik dengan tatapan yang tampak acuh tak acuh. Mereka memasuki rumah, dan seketika para penjaga menundukkan kepala sebagai tanda hormat.
Kediaman Zhuo sangat megah, dilengkapi dengan penjaga di mana-mana, yang jelas menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang berpengaruh. Ling mengikuti Liam dari belakang saat mereka memasuki rumah tersebut.
"Liam!" seru ibunya dengan semangat, penuh keceriaan.
"Apakah ini Ling? Ya ampun, kamu sangat tampan! Kamu benar-benar mirip dengan Lin!" ucap ibu Liam, memberikan pujian yang tulus kepada Ling.
"Terima kasih, bibi," jawab Ling dengan sopan, senyuman hangat menghiasi wajahnya.
"Yuk, kita semua makan!" ajak ayah Liam dengan antusias, mengundang semua orang untuk duduk dan menikmati hidangan yang telah disiapkan.
Mereka melangkah menuju ruang makan, di mana para pelayan sudah bersiap menyajikan hidangan. Berbagai macam menu telah dipersiapkan, sebab keluarga Zhuo ingin memberikan yang terbaik untuk Ling. Mereka juga tidak tahu selera makan Ling, sehingga mereka berusaha menyajikan hidangan yang paling lengkap.
Zhuo Jia menatap Ling dengan penuh rasa kagum. Ia tak henti-hentinya melontarkan pujian kepada Ling dengan nada yang jelas. "Kamu sangat berbakat! Bahkan ahli ramuan dari keluarga kami pun baru tahu tentang resep ini. Bagaimana kamu bisa mengetahuinya? Apakah kamu memiliki seorang guru senior yang mengajarkanmu?" tanya Zhuo Jia dengan penasaran.
Ling membalas dengan senyuman yang hangat. "Bibi, jangan terlalu memujiku," jawabnya, tanpa memberikan jawaban langsung pada pertanyaan yang diajukan Zhuo Jia.
Zhuo Jia mengerti bahwa Ling tidak akan mengungkapkan identitas orang yang berpengaruh di balik dirinya. Sejak saat itu, ia bertekad untuk menjaga hubungan baik dengan Ling, karena orang yang mendukungnya pasti memiliki kekuatan yang luar biasa.
"Baiklah, berhentilah bicara. Mari kita nikmati hidangan ini," seru ayah Liam, Zhuo Fan, dengan penuh semangat.
Suasana makan berlangsung dengan nikmat. Hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring. Liam mencuri pandang ke arah orangtuanya dengan sedikit rasa malu. Dulu, mereka adalah pendukung setia Wuzhou, tetapi kini mereka dengan cepat beralih mendukung Ling.
Zhuo Jia beberapa kali mencuri pandang ke arah Ling, berharap bahwa tamu mereka akan menyukai jamuan yang telah mereka siapkan. Namun, ekspresi Ling sulit untuk dibaca. Ia hanya makan dengan santai tanpa menunjukkan reaksi yang berarti.
Acara makan berlangsung dengan khidmat. Zhuo Fan sempat ingin mengajak Ling berbicara mengenai bisnis, tetapi ia tahu Ling tidak memiliki pemahaman tentang hal tersebut. Ling bukanlah Wuzhou yang cerdas dan terampil dalam hal ini.
Zhuo Fan juga ingin mendiskusikan ramuan, namun ia menyadari bahwa Ling bukanlah orang yang membuat resep, ada seorang guru senior di baliknya. Jadi, mereka memutuskan untuk menikmati makanan tanpa banyak berbicara.
Ling telah menghabiskan hidangan penutup dan menyeka mulutnya dengan tisu. Ia kemudian mulai memainkan ponselnya sejenak sembari menunggu yang lain selesai makan. Keluarga Zhuo melihat sikapnya ini sebagai tindakan yang kurang sopan, tetapi karena Ling adalah tamu, mereka memilih untuk tidak mengomentarinya.
Ketika melihat bahwa semua orang telah selesai makan, Ling mengeluarkan sesuatu dari saku. "Paman, aku punya hadiah untuk Tuan Tua Zhuo. Semoga setelah ini, dia tidak akan menderita lagi," ucap Ling sambil menyerahkan sebuah botol kecil berisi cairan bening.
Zhuo Fan menerima botol itu dengan ragu-ragu. Selama ini, mereka selalu berusaha menutupi penyakit kakek Liam karena tidak ingin dianggap lemah. Namun, bagaimana Ling bisa mengetahui tentang hal ini? Ah! Ling memiliki guru senior. Mungkin guru senior itulah yang memberitahunya. Betapa hebatnya orang di balik Ling!
"Terima kasih," ucap Zhuo Fan dengan senyuman hangat di wajahnya.
Ayah Liam menyerahkan ramuan tersebut kepada tetua keluarga. Tetua yang awalnya ragu-ragu kemudian mencium aroma ramuan itu. Seketika, matanya membelalak dan tangannya yang tadinya diam mulai bergetar, hampir saja menjatuhkan botol ramuan itu.
Ramuan tingkat tinggi!
sibuk mengurusi orang lain, mengabaikan orang yang mencintai nya yg melakukan apapun untuk dirinya, saya rasa MC termasuk dalam katagori ap normal
Ya,, orang iri memang susah untuk membuka mata dan hati.