NovelToon NovelToon
Tawanan Kamar Tuan Lan

Tawanan Kamar Tuan Lan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:14.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Sopi_sopiah

Cerita hanya fiksi dari author yang ingin menemani kegabutan kalian, jangan cari bacaan berfaedah disini karena ga akan ada😁

Larisha Mevia mahasiswi cantik berusia 19 tahun itu mengalami kemalangan saat Dev Limson yang merupakan kekasihnya harus meninggal dunia ketika tengah bersamanya.

Lebih parahnya lagi! Tuan Lan seorang milyarder yang memiliki banyak bisnis legal maupun bisnis ilegal, dia laki-laki berusia 40 tahun yang merupakan ayah dari Dev Limson, Tuan Lan yang sangat arogan dan terkenal sangat kejam terhadap siapapun.

Tuan Lan menganggap Larisha adalah penyebab Dev Limson anaknya harus meregang nyawa diusia muda. Dendam membara dalam diri Tuan Lan dan sumpahnya akan membuat hidup Larisha menderita bahkan melebihi sebuah siksa kematian, membuat Tuan Lan menjadikan Larisha sebagai Tawanan Kamar Tuan Lan.

Lalu apakah Larisha berhasil untuk keluar dari jerat kekejaman Tuan Lan? Ikuti ceritanya tanpa skip, oke🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Tuan Lan dengan kasar merobek pakaian bagian atas yang dikenakan oleh Larisha, hingga robekannya membuat bagian da daa Larisha cukup terlihat.

"Tidak, tolong!! Tolong, tolong aku!" teriak Larisha sambil mulai terisak tangis.

Melihat Larisha begitu tersiksa dan ketakutan, Tuan Lan sangat puas sedikit demi sedikit dendamnya terhadap Larisha bisa dia salurkan. Setelah itu, Tuan Lan juga merobek dengan kasar rok hitam yang dikenakan oleh Larisha hingga bagian intinya nyaris terlihat.

"Tuan, aku mohon jangan lakukan ini Tuan! Aku minta maaf, aku mohon Tuan jangan!" kata Larisha memohon belas kasihan Tuan Lan sambil menangis.

Bagaimana Larisha tidak menangis, Tuan Lan tidak mengenalnya sama sekali, dan malah menuduhnya yang tidak-tidak, Larisha yang hingga detik ini masih menjaga keperawanannya tidak bisa menahan kesedihannya kala seorang laki-laki yang sudah berumur mencoba untuk merenggut mahkota sucinya secara paksa.

Apalagi laki-laki yang hendak menodainya itu, tidak lain adalah ayah dari mendiang kekasihnya sendiri, Larisha sangat mencintai Dev, dan tidak akan pernah sudi bila laki-laki seperti Tuan Lan yang akan merenggut kesuciannya!

Tuan Lan mengamati dengan seksama tubuh gadis belia dihadapannya yang sudah tidak berdaya itu, setiap inci lekuk tubuh Larisha menyimpan keindahan-keindahan yang tak ia temui dari wanita-wanita bayaran yang selama ini ia jajaki. Saat sedang fokus mengamati tubuh Larisha, seseorang mengetuk pintu dari luar sana.

Tok.

Tok.

Tok.

Tuan Lan pun pergi dari hadapan Larisha, lalu membuka pintu kamarnya.

"Malam Tuan! Transaksi barang ilegal kita yang kita selundupkan lewat dermaga xxx mengalami hambatan Tuan!" ujar seorang anak buahnya.

"Dimana Tan? Kenapa dia tidak mengurusnya?" tanya Tuan Lan.

"Tuan Tan, sejak sore tadi tidak diketahui keberadaannya Tuan," kata anak buah Tuan Lan.

"Baiklah, siapkan mobil! Aku akan urus sendiri," kata Tuan Lan.

Tuan Lan pun meninggalkan Larisha yang masih dalam keadaan shock sendirian didalam kamar dengan posisi masih terikat. Saat Tuan Lan sampai di lantai satu, Tuan Lan meminta salah satu pelayan untuk naik ke kamarnya dan melepaskan ikatan tali Larisha.

Untuk sesaat kepergian Tuan Lan dari kediamannya, membuat jiwa raga Larisha bisa sedikit lebih tenang. Larisha mengganti pakaian yang tadi dirobek oleh Tuan Lan. Lalu dia pun tertidur pulas diatas kursi seperti biasanya.

Keesokan harinya! Larisha terbangun dan mendapati Tuan Lan sudah berada dihadapannya tengah menatap dirinya.

"Tuan! Sedang apa disini? Bukankah semalam anda pergi!" tanya Larisha yang buru-buru berdiri.

"Ini sudah siang! Kau ini tawanan ku, bukan ratuku. Ini sudah siang dan kau masih tertidur pulas?" tanya Tuan Lan.

"Maaf Tuan, semalaman aku menangis mungkin karena terlalu banyak menangis aku kelelahan dan tertidur," kata Larisha.

"Cepat, buatkan aku kopi!" kata Tuan Lan.

"Baik Tuan!" kata Larisha.

Larisha pun segera pergi ke dapur untuk membuatkan kopi. Setidaknya Larisha harus tetap kuat dan menuruti perintah Tuan Lan, karena jika dia berusaha kabur, Tuan Lan pasti akan menyakiti Laluna yang entah dimana keberadaannya.

Di apartemen milik Tan, Laluna sedang membuatkan nasi goreng sosis untuk sarapan. Tan yang tidak terbiasa dengan mencium aroma masakan di pagi hari, akhirnya terbangun, dan melihat Laluna tengah memasak memakai kompor listrik diatas meja makan. Tan pun menghampiri Laluna.

"Sini, biar aku saja yang masak!" kata Tan.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri," kata Laluna.

"Bersabarlah, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan kakakmu!" kata Tan.

"Kalau aku masih hidup!" kata Laluna cuek.

"Maksudmu?" tanya Tan.

Laluna pun memberikan catatan kecil pada Tan, yang berisi resep obat-obatannya yang sudah harus dibeli karena stoknya hampir habis.

"Belikan aku itu, jika tidak ingin aku mati di apartemen mewah mu ini!" kata Laluna.

"Kenapa sebanyak ini?" tanya Tan.

"Kenapa? Kamu tidak memiliki uang? Siapa suruh menculik orang penyakitan seperti ku!" kata Laluna.

"Memang kamu sakit apa?" tanya Tan mulai penasaran, karena obat yang harus dibeli sangat banyak.

"Belikan itu sebelum kamu pergi ke rumah Tuan mu, satu lagi! Belikan aku juga celana da lamm, b r a, dan baju-baju bagus lainnya. Siapa suruh menculik ku tanpa izinkan aku membawa beberapa pakaian," kata Laluna.

"Apa? Membelikan mu pakaian da lamm? Aku tidak akan pernah melakukannya!" kata Tan.

"Lalu, apa aku harus tidak memakainya sepanjang hari?" tanya Laluna.

Tan pun merasa geli, seumur hidupnya dia tidak pernah membeli pakaian wanita apalagi pakaian dala mmnya. Tapi membayangkan Laluna selama disekap disini tidak memakainya, Tan juga merasa risih.

"Kenapa kamu tidak tanya ukurannya?" tanya Laluna.

"Aku sudah bisa menerka-nerka ukuran gadis kecil seperti mu!" kata Tan.

"Dasar fiktor!" celetuk Laluna.

"Apa kau bilang? Aku fiktor? Hei nona, siapa pun yang melihat tubuhmu, pasti bisa menebak ukurannya, terlihat jelas sekecil itu!" ketus Tan.

"Kecil kau bilang??" teriak Laluna yang tidak terima, secara selama ditawan di apartemen milik Tan, Luna memakai kemeja milik Tan yang ukurannya sangat besar dan longgar, jadi itu membuat lekuk tubuh Luna tidak terlihat, pantas saja Tan menganggap miliknya kecil, padahal selama di SMA Laluna terkenal dengan bentuk tubuh yang aduhai dikalangan para siswa laki-laki yang mengincarnya.

Tan pun pergi membelikan obat-obatan untuk Laluna, lalu dia mampir ke toko pakaian dan membeli sejumlah pakaian wanita untuk Laluna.

Sesampainya di apartemen itu! Tan memberikannya pada Laluna, lalu dia pergi begitu saja karena tidak boleh terlambat sampai di kediaman Tuan Lan. Laluna pun mulai mencoba semua yang dibelikan oleh Tan, rupanya setelah dicoba pakaian dalamman semuanya sangat sempit, Tan sudah salah menduga ukurannya.

"Dasar!!! Ukuran ini sangat sempit harusnya kau belikan aku yang cup besar agar bisa menampung kedua buah pepaya Bangkok ku ini." Gumam Laluna.

Setelah membuatkan kopi untuk Tuan Lan. Larisha membawakan kopi ke kamar Tuan Lan, namun saat sudah mendekati Tuan Lan, kaki Larisha tersangkut karpet di kamar itu, hingga kopi panas itu pun tak sengaja tersiram sedikit ke baju Tuan Lan.

"Aaa, panas!" teriak Tuan Lan.

"Ma-maaf Tuan! Saya akan ambilkan tisu untuk mengelapnya.

"Diam disitu!" bentak Tuan Lan.

Tuan Lan pun berdiri menghampiri Larisha, sambil terlihat marah.

"Aku tidak mengerti apa yang anakku sukai dari wanita tidak berguna seperti dirimu? Hal seperti ini saja tidak becus kamu lakukan," kata Tuan Lan.

"Karena Dev bukan laki-laki kasar seperti anda Tuan! Dia bisa menerimaku apa adanya," kata Larisha.

"Berani sekali mulut kotor mu itu berbicara seperti itu dihadapan ku!" kata Tuan Lan.

Tuan Lan kemudian merebut cangkir berisi kopi yang sudah tinggal setengah itu, lalu menarik satu tangan Larisha.

"Anda mau apa Tuan?" tanya Larisha.

"Diam!" kata Tuan Lan.

Tuan Lan pun memasukkan satu tangan Larisha kedalam cangkir kopi itu, hingga membuat Larisha kepanasan.

"Aaaaa, panas Tuan! Panas!!! Panas!" teriak Larisha.

Setelah melihat Larisha kepanasan akibat tangannya dicelupkan kedalam kopi panas tadi. Tuan Lan pun mengeluarkan tangan Larisha dari dalam cangkir, dan dilihatnya tangan Larisha yang sudah memerah akibat kopi yang masih panas itu, Larisha meringis perih karena tangannya melepuh.

Wajbar nih maak, abis potong rambut Abang Tan.

1
devi aryana
Luar biasa
Xoeman Diyah
mampir Thor...
Ismi Yui
tan ini nanti dengan luna kah/Chuckle/
Hera
Luar biasa
Hera
sampe urusan knalpot jadi bahasan 😄
Isna Vania
tetap semangat untuk berkarya Thor /Kiss/
Isna Vania
Aq ikut ajj Thor, yg penting seru ceritanya /Kiss/
Isna Vania
semangat Thor 😘
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁😁😁
Yunita Livaan
Luar biasa
Dwii
duh malunya smpe sini😭🤣
Neng geulis
Luar biasa
guntur 1609
sepertmya kisah anak2nya lan. bagus juga dilanjutkan di judul baru
guntur 1609
kasihan kau daniel. nanti akan ada kebahagiaanmu yg datang sabarlah
guntur 1609
yg 2
guntur 1609
kau luna juga gak tahu diri. rnak kaki kau bilang ke kanakan.saraf loe luna. kau yg menerima daniel. kau juga yg me.gha curkan dia
guntur 1609
sabar daniel. tgu brithney besar
guntur 1609
kok suara senaoan bakhyun thor....kwkkwkw
guntur 1609
jangan sampai luna menanyakan donor sum2 nya sm dr fred
guntur 1609
lah brithey toh jodohnya tan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!