Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
"Yesha, maafkan aku. Ayo kita mulai semuanya dari awal. Aku akan meninggalkannya dan kita akan membina rumah tangga bahagia seperti dulu lagi." Bujuk Rama penuh permohonan.
Ayesha menarik sudut bibirnya, senyum sinis terukir di wajahnya. "Mudah sekali bicara seperti itu, Mas." Kata Ayesha dengan nada dingin. "Untukku, perselingkuhan adalah hal yang tidak bisa di maafkan." Tekannya lagi.
"Yesha, maafkan aku. Aku benar benar menyesal dan aku ingin kita memperbaiki segalanya."
"Dengan cara apa?" Tanya Ayesha, "Dengan cara tinggal bersama Ibu dan Kakakmu?" Tanyanya lagi. "Sayangnya sekarang mataku sudah terbuka dan aku tidak ingin lagi berurusan denganmu apa lagi dengan Ibu dan kakakmu ini."
"Ayesha, maafkan Rama, maafkan Ibu juga. Ibu janji akan berubah, ayo Ayesha kita berkumpul bersama lagi." Bujuk Ratna dengan segala aktingnya.
Ayesha tertawa, membuat Ratna dan Mira bergidik. "Mengajakku pulang dan baik padaku setelah tau siapa aku sebenarnya? Maaf, aku bukan lagi wanita bodoh yang bisa kau injak injak lagi."
Ayesha berdiri dari duduknya, Rama yang melihat hal itu ikut berdiri. "Kau tau, Mas? Karma sedang menggerayapimu dan keluargamu." Ayesha melangkah namun Rama mencegahnya.
"Ayesha, tolong Ayesha. Ayo kita kembali menjalankan rumah tangga kita. Aku janji akan membawamu pindah dan tidak tinggal satu atap dengan Ibu lagi."
Ayesha menatap tajam ke arah Rama. "Terlambat, perselingkuhanmu dan pembunuhan yang dilakukan oleh Kakakmu akan slalu aku ingat." Ayesha menghempaskan tangan Rama namun Rama tidak mau melepaskannya.
Kedua bodyguard Ayesha pun bertindak dengan menarik Rama dan menahannya. Ayesha segera meninggalkan tempat itu di temani oleh pengacaranya.
"Ayesha, maafkan aku, kembalilah Ayesha." Teriak Rama namun Ayesha memilih acuh terus berjalan hingga masuk ke dalam mobilnya.
Tidak ada lagi air mata yang keluar dari pipinya, Ayesha akan melanjutkan hidup dan mengabdikan diri di perusahaan sang Ayah. Balas dendamnya tetap dijalan kan oleh Egi atas perintah Andrew yang ikut merasa sakit hati atas apa yang di derita Ayesha selama lima tahun ini.
Ratna dan Mira mengikuti Rama hingga masuk ke dalam mobil, Rama hanya diam saja dan tidak berbicara sepatah katapun, hingga mereka tiba di sebuah perumahan kecil dan Ratna mengernyit heran.
"Kita kerumah siapa, Ram?"
"Kerumah kontrakanku, Bu."
"Lho, bukannya kamu sewa apartemen."
"Sudah pindah, biaya pengeluaran disana besar dan gajiku belum stabil karna penjualan tim kerja ku sedang menurun." Jawabnya lesu. "Ibu jangan banyak tingkah atau aku pulangkan ibu ke rumah." Katanya lagi yang membuat Ratna mendelik namun tak bisa berkata apapun.
Rama membawa Ibu dan Kakaknya masuk ke dalam rumah, Ratna melihat heran karna rumah Rama begitu kecil, hanya memiliki dua kamar tidur dan ruang tamu yang juga kecil.
"Ram, kecil sekali rumah ini. Kamu gak bisa ngontrak yang lebih besar?"
"Gak bisa, Bu. Gajiku pas pasan sekarang." Jawab Rama.
"Terus Mira tidur dimana?"
"Ya sama Ibu lah, satu kamar berdua dan tidak ada ac di kamar Ibu ya, Ibu harus tahan gerah."
"Tapi di teras ada blower ac nya?" Tanya Ratna yang merasa belum terima dengan kondisinya sekarang ini.
"Iya, ada ac cuma satu, dikamarku dan Tiara." Jawab Rama.
"Mana bisa begitu, kamu saja sama Tiara yang di kamar tamu, Ibu sama Mira di kamar depan." Kata Ratna seenaknya.
"Ibu, aku sudah lelah debat. Kalau ibu tidak mau ikut peraturanku silahkan Ibu pulang ke rumah Ibu sendiri. Aku sudah lelah dengan sikap Ibu." Kata Rama dengan nada tinggi hingga Tiara keluar dari kamarnya karna baru saja bangun dari tidur siang.
"Lho, Ram. Kenapa Ibu dan Kakakmu kesini?" Tanya Tiara tak suka.
"Heh, ini Rama yang ngontrakin, pakai uang Rama, berarti Ibu juga punya hak tinggal disini." Kata Ratna dengan sok kuasa.
"Ibu!!" Sentak Rama. "Lebih baik Ibu pulang sama Mbak Mira, belum tinggal disini saja Ibu sudah buat ribut."
"Ram, kamu lebih membela dia?" Ratna menunjuk wajah Tiara.
"Jaga sikap Ibu, sudah cukup Ayesha yang ibu sakiti, jangan melakukan hal yang sama lagi, Bu. Tiara sekarang istriku, calon ibu dari anakku, hargailah Tiara." Tegas Rama.
Mendengar suaminya berkata hal itu, membuat Tiara merasa berada di atas angin sementara Ratna baru melihat keseriusan di wajah Rama. Ratna yang sedang menyembunyikan diri dari dept collector juga tidak bisa berkutik dan hanya bisa diam, agar posisinya aman dan Rama tidak mengusirnya. Namun Ratna tidak akan menyerah begitu saja, ia akan kembali menyiksa Tiara jika Rama tidak sedang berada di rumah.
Tiara masuk kembali ke dalam kamarnya yang sejuk dan Rama mengikutinya, sementara Ratna dan Mira masuk ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga yang memang kecil itu.
"Panas sekali disini." Kata Ratna.
"Ya sudahlah Bu, kan namanya numpang ya begini." Sahut Mira yang mulai jengah menghadapi ibunya sendiri. Bahkan Ratna tidak merasakan kesedihan Mira yang akan bercerai dengan dengan suaminya.
Malam harinya, Rama hanya membeli nasi goreng pinggir jalan karena Tiara sedang mengidam itu.
"Ram, koq ibu dibeliin nasi goreng sih? Ibu kan maunya pecel ayam."
"Pecel ayam satu porsi sama seperti nasi goreng dua porsi, Bu. Ini kan bisa hemat karna Ibu sama Mbak Mira disini sekarang." Sahut Tiara.
Mendengar hal itu, Ratna membanting sendok, "Apa kamu bilang? Rama ini manager, pasti bisa beli makanan enak." Kata Ratna sambil bertolak pinggang.
"Bu, Rama kinerjanya sedang menurun, gajinya sudah tidak seperti dulu." Balas Tiara tak mau kalah.
Rama hanya mengusap pelipisnya saja, belum satu hari ibu nya di rumah, sudah ribut seperti ini, apa lagi jika menumpang selamanya.
"Ini semua karna kamu, rejeki suami itu bagaimana istrinya, dulu waktu sama Ayesha, rejeki Rama lancar, bisa kasih uang untuk Ibu, sekarang nikah sama kamu, boro kasih uang, kasih makan aja kayak begini." Ratna menunjuk wajah Tiara.
Rama pun berdiri dari duduknya, ia melangkah dan mengambil kunci mobil, Rama ingin menenangkan diri sejenak apa lagi saat mendengar kata kata Ibunya tentang rejekinya yang lancar saat masih bersama Ayesha. Rama menyadari jika kini meski masih menyandang jabatan manager namun gajinya tidak seperti dulu saat masih bersama Ayesha.
"Mungkin ini karma untukku karna tlah menyianyiakan istri sebaik Ayesha." Batin Rama.
Sementara itu, di rumah milik orang tua Ayesha, Andrew melihat Ayesha yang hanya melamun.
"Memikirkan apa?" Tanya Andrew membuat Ayesha terkesiap.
"Kakak."
"Kamu sudah satu jam melamun." Ucap Andrew, "Menyesal karna telah bercerai dari pria tak berguna itu?"
Ayesha menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku hanya memikirkan masa depanku saja."
"Masa depanmu masih panjang."
"Aku akan mengabdikan diri di perusahaan Daddy, Kak."
"Menurutmu, bagaimana dengan Kevin King Wiguna?" Tanya Andrew mencoba mencari tau.
"Kami hanya berteman di masa sekolah dulu, Kak. Kembaran Kevin adalah sahabatku."
"Ya, dia Keysha yang dulu sering main kesini kan?" Tanya Andrew.
Ayesha mengangguk.
"Kakak kira, kamu dan Kevin ada hubungan sampai kamu tinggal bersama di apartement Kevin." Kata Andrew membuat Ayesha melihat dengan tatapan entah ke arah Andrew.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Like, Koment, hadiah dan Vote sangat berarti untuk menaikan semangatku dalam menulis bab selanjutnya 🙏