Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Rere berjalan terus menuju Saka, ia menatap remeh pada pria yang bahkan segala halnya berasal dari keluarga Anita. Tidak pernah Rere berpikir jika bisa menikah dan jatuh hati pada pria tidak tahu malu seperti Saka itu. Jika dipikirkan secara baik-baik sebenarnya Rere malu pernah menaruh rasa sebesar itu pada Saka.
“Aku tidak lemah seperti dulu, Mas. Aku sudah berbeda, aku bukan Rere 21 tahun yang pertama kali kau nikahi itu. Aku sudah berubah!” Teriak Rere sambil menunjukkan dadanya, ia memberikan tatapan yang sangat tajam kepada Saka.
Saka terdiam saja, ia memikirkan hal apa yang seharusnya ia lakukan disaat ini. Saka tahu jika dirinya sudah tidak berdaya sekarang hanya saja tidak pernah Saka menjadi orang yang pasrah dengan keadaan yang menimpa.
Disaat Rere ingin melangkah pergi dari kamar meskipun kakinya terluka parah. Disitulah Saka berusaha bangkit untuk menghentikan niat Rere yang ingin pergi, ia tidak mau semua menjadi hancur runyam.
“Kau ingin membuat Nenekmu mati dengan mengatakan semua ini?” Tanya Saka yang mana tangannya langsung ditepis Rere karena memegang tangannya.
“Nenek akan mempercayai aku kali ini_”
“Kapan? Kapan Nenekmu itu pernah percaya dengan apa yang kau katakan, hem?” Sela Saka dengan pertanyaan.
Sebenarnya Rere sadari itu, dari semenjak orang tua Rere meninggal dan hanya menyisakan Renata saja. Disaat itulah tidak pernah sama sekali Rere mendapatkan kepercayaan penuh dari Renata. Wanita tua yang ber notabene sebagai Nenek dari Rere itu tidak pernah menghargai segala jerih payah yang Rere lakukan. Semua akan tetap salah dan selalu salah, hingga Renata sendiri yang menciptakan kehancuran dikehidupan Rere yang memang sudah rapuh.
“Selama lima tahun menikah dengan mu.. Aku tidak pernah melihat wanita tua itu bangga dengan segala hal besar yang kau capai, ia tetap bangga dengan hasil ku sedikit.” Ucap Saka, semua itu benar Rere tidak akan pernah bisa menyangkalnya.
Langkah serta niat Rere tidak akan berhenti hanya karena apa yang Saka katakan. Rere tetap membuka pintu, apapun hasilnya ia akan tetap membicarakan semuanya kepada Renata. Meskipun Rere harus sedikit pincang karena kakinya yang terluka, bahkan setiap langkahnya meninggalkan darah tapi tidak memutuskan niat besar Rere sama sekali.
Hingga langkah kaki Rere terhenti disaat melihat Renata yang tengah duduk di sofa ruang tengah. Meskipun harus menahan rasa sakit Rere tetap berjalan menuruni tangga, ia tidak sadar setiap jejak langkahnya meninggalkan darah segar yang berasal dari kakinya.
“Aku percaya jika kali ini Nenek akan mempercayai semuanya, aku yakin!” Ucap Rere dengan penuh keyakinan kepada sang Nenek.
~
“Nek..” panggil Rere disaat sudah berada dihadapan Renata, ia meremas erat setiap jari-jemari tangannya untuk mengumpulkan keberanian yang ada.
Tidak lupa tadi Rere juga menyempatkan mengambil ponselnya, dimana semua bukti ada disana.
“Nenek dengar kau tidak pulang dari malam?” Hal itulah yang Renata katakan disaat melihat Rere yang berantakan, bahkan kaki yang terluka tidak digubris sama sekali oleh Renata.
“Nek, ada hal penting yang harus Nenek tahu_”
“Hal penting apa yang melebihi dari tidak berbaktinya dirimu kepada Saka, Rere?” Sela Renata dengan tuduhan yang membuat Rere semakin bingung untuk berkata-kata. “Nenek sudah mengajarkan hal-hal baik padamu, tapi kau malah melakukan hal gila di pernikahan mu?!”
Malah Renata yang marah besar kepada Rere, melemparkan kertas tepat diwajah Rere. Tertera jelas dimata Rere jika di kertas itu ada bukti dirinya yang tengah berada di lobby Hotel. Tidak tahu sang Nenek mengetahui semua itu dari mana, hanya saja Rere tidak menyangka semua kesalahan ditumpahkan padanya.
“Saka adalah pria terbaik untukmu, dia suami pengertian. Bahkan dia mengikuti setiap kemauanmu untuk menunda hamil, tapi semua ini balasan yang kau beri?” Renata sangat murka pada cucunya sendiri yang sangat ia sayangi.
Sampai Rere lemas dengan semua tuduhan yang Renata katakan, ia melihat kearah Zoya yang berjalan menuju Renata. Wanita itu memakai pakaian kepala pelayan, yang Rere sendiri tidak tahu mengapa bisa Zoya bisa memakai semua pakaian itu.
“Ini Tehnya, Nyonya..” Zoya duduk manis di lantai sambil meletakkan teh di meja. Dan semua pergerakan Zoya sangat diperhitungkan oleh Rere, ia semakin merasa semua tidak berpihak pada dirinya.
“Segera pergi dari sini, Rere! Jika masih ingin aku anggap sebagai cucu Renata, maka pertahankan rumah tanggamu! Jangan membuat malu dengan melakukan perceraian, selama aku masih hidup.. Jangan berani-beraninya kau melakukan itu!” Renata mengatakan peringatannya dengan sangat tegas.
Rere meremas erat ponselnya, ia mengurungkan semua niat yang sudah sangat banyak menumpuk. Rere yakin, berapa banyak bukti yang ia miliki tidak akan membuat Renata puas. Malah Renata akan semakin membenci dan marah besar padanya, seperti yang Saka katakan. Sejak kapan Renata pernah percaya dan membela dirinya. Sejak kapan?
Sekuat tenaga Rere menahan air matanya, ia mencoba melihat kearah Zoya yang masih duduk disana memijat kaki Renata. “Aku akan mengikuti setiap permainan ini, Nek. Jika Saka mengatakan suatu hal dan Nenek percaya itu, maka itulah faktanya. Bukankah begitu?” Tanya Rere dengan setetes air mata yang membanjiri pipinya.
Tapi segera Rere menyeka air mata yang mengalir itu, hatinya semakin sakit disaat Renata sendiri tidak pernah percaya dan menghiraukan segala penderitaan yang ia rasakan.
“Aku pamit, Nek..” Ucap Rere yang mana langsung melangkah pergi meninggalkan Renata serta Zoya.
Rere tidak kembali menuju kamar melainkan menuju halaman samping, ia tidak menghiraukan pelayan yang mengikuti setiap langkahnya.
“Nona, izinkan kami mengobati luka_” Tiba-tiba saja tangan Rere seperti memberi kode agar para pelayan tidak mengobati lukanya kali ini.
Hingga para pelayan tidak bisa melakukan apapun kecuali mengikuti saja kemauan Rere. Rere terus berjalan tidak tahu mau kemana, ia hanya ingin berteriak kencang menumpahkan segala rasa sesak didadanya.
Sedangkan Zoya tersenyum puas melihat Renata pada akhirnya percaya dengan bukti palsu yang Zoya ciptakan sendiri. Ia memijat kaki Renata sembari tertawa jahat didalam hati, tidak akan Zoya biarkan sumber uang seperti Rere hilang dari tangan suaminya.
baruu nii suka 👍😁😁