NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Coffeeandwine

Riin tak pernah menyangka kesalahan fatal di tempat kerjanya akan membawanya ke dalam masalah yang lebih besar yang merugikan perusahaan. Ia pun dihadapkan pada pilihan yang sulit antara kehilangan pekerjaannya, atau menerima tawaran pernikahan kontrak dari CEO dingin dan perfeksionis, Cho Jae Hyun.

Jae Hyun, pewaris perusahaan penerbitan ternama, tengah dikejar-kejar keluarganya untuk segera menikah. Alih-alih menerima perjodohan yang telah diatur, ia memutuskan untuk membuat kesepakatan dengan Riin. Dengan menikah secara kontrak, Jae Hyun bisa menghindari tekanan keluarganya, dan Riin dapat melunasi kesalahannya.

Namun, hidup bersama sebagai suami istri palsu tidaklah mudah. Perbedaan sifat mereka—Riin yang ceria dan ceroboh, serta Jae Hyun yang tegas dan penuh perhitungan—memicu konflik sekaligus momen-momen tak terduga. Tapi, ketika masa kontrak berakhir, apakah hubungan mereka akan tetap sekedar kesepakatan bisnis, atau ada sesuatu yang lebih dalam diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Coffeeandwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Wedding Day

Sesuai dengan kesepakatan, pernikahan Jae Hyun dan Riin dipercepat. Kini hari itu telah tiba, sebuah prosesi pernikahan akan digelar secara tertutup dan sederhana di pertengahan musim panas ini. Hari itu, langit cerah tanpa awan, dengan sinar matahari yang hangat menyelimuti tempat acara berlangsung.

Jae Hyun berdiri bersama keluarganya, menyambut para tamu yang hadir satu per satu. Ia mengenakan setelan jas hitam yang terjahit rapi, wajahnya terlihat tenang meskipun sesekali matanya melirik ke arah pintu gedung utama, seolah-olah menunggu sesuatu. Dalam hati, ia bertanya-tanya apakah keputusan ini benar. Ada rasa tanggung jawab yang besar di dadanya, tapi juga keraguan yang tak bisa ia hindari. Pikirannya melayang pada momen-momen singkat bersama Riin, saat semuanya terasa begitu formal dan berjarak. Akankah hubungan mereka menjadi lebih hangat, atau hanya akan berjalan sebagai kewajiban semata?

Di ruang pengantin, Riin duduk di atas sofa yang dihiasi bunga-bunga peoni dan mawar putih. Gaun pengantinnya yang sederhana namun anggun menonjolkan kecantikannya yang alami. Namun, di balik wajahnya yang dihiasi riasan lembut, ada kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan. Tangannya memegang erat buket bunga, sementara matanya terpaku ke lantai, merenungkan segala hal yang telah membawanya ke titik ini. Pikirannya dipenuhi oleh berbagai kemungkinan yang tak pasti, tentang masa depan yang terasa seperti teka-teki yang belum terpecahkan.

"Riin~a..." suara riang Ah Ri memecah keheningan. Gadis itu melangkah masuk dengan senyuman hangat di wajahnya, mengenakan gaun pastel yang membuatnya terlihat ceria namun anggun.

"Akhirnya kau datang." Riin menghela napas lega begitu melihat Ah Ri. Suaranya sedikit gemetar, menandakan betapa ia begitu tegang. "Aku merasa sangat canggung karena tak mengenal siapa pun di sini," keluhnya. Matanya yang sedikit berkaca-kaca menunjukkan betapa ia sangat tertekan.

Ah Ri segera duduk di samping Riin, meraih tangannya. "Maaf, jalanan cukup ramai saat akhir pekan seperti ini. Yang penting aku tidak terlambat, bukan?" ia tersenyum, mencoba menenangkan sahabatnya. "Hari ini kau sangat cantik. Apa kau merasa gugup?" Nada suaranya lembut, penuh perhatian.

Riin mengangguk perlahan. Tatapannya beralih ke buket bunga di tangannya, jemarinya dengan gelisah membetulkan posisi pita yang melilit batang bunga itu. "Aku merasa gugup, tapi... aku juga bingung harus bahagia atau tidak saat ini," katanya pelan. "Semua terasa begitu cepat dan tidak nyata."

Ah Ri menggenggam tangan Riin lebih erat. "Tentu kau harus merasa bahagia. Seperti yang pernah aku katakan dulu, setidaknya pria itu adalah Jae Hyun. Dia memang menyebalkan, tapi dia bukan pria brengsek. Kalau aku tidak mengenalnya dengan baik, pasti aku sudah membawamu melarikan diri sejak insiden di kantor kala itu." Ia tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana.

Riin tersenyum tipis, tapi senyuman itu penuh dengan keraguan. "Aku tahu dia cukup baik, tapi... kami tidak saling mencintai. Apa pernikahan seperti itu bisa berjalan dengan baik?" tanyanya.

Ah Ri tertawa kecil, mencoba mengubah suasana. "Rasa cinta itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Mau bertaruh denganku?"

"Bertaruh soal apa?" Riin mengernyit, penasaran dengan ide aneh sahabatnya.

"Melihat bagaimana sifat Jae Hyun, aku yakin cepat atau lambat dia akan jatuh cinta padamu dan akan sangat bergantung padamu," jawab Ah Ri penuh keyakinan. "Aku bahkan bisa membayangkan dia menjadi pria yang tidak bisa melewati hari tanpa melihatmu."

Riin menghela napas panjang. "Entahlah. Aku tidak ingin berharap banyak pada pria itu. Setidaknya dia bisa bertanggung jawab dan memenuhi apa yang ia ucapkan. Dan aku harap tidak akan ada masalah di kantor nantinya." Kalimat terakhir itu terdengar lebih lirih. Ia melirik ke bawah, tangannya secara refleks menyentuh perutnya. Ada kecemasan yang membayang di matanya, rasa takut akan kemungkinan dirinya hamil dan menghadapi gosip yang tak terhindarkan di tempat kerja.

Ah Ri, yang menyadari gerakan kecil itu, menatap Riin dengan penuh empati. "Hei, kau tidak sendirian. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu mendukungmu," katanya lembut. "Dan aku tahu kau cukup kuat untuk melewati semua ini."

Suara musik lembut mulai terdengar dari luar, pertanda bahwa acara akan segera dimulai. Riin menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Ia menoleh ke Ah Ri dan memaksakan senyuman. "Terima kasih, Ah Ri. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu."

"Kau akan baik-baik saja, Riin. Percayalah," kata Ah Ri dengan senyum penuh keyakinan. "Sekarang, mari kita buat momen ini jadi lebih indah dari yang pernah kau bayangkan."

***

Prosesi pernikahan itu dimulai dengan suasana yang penuh haru dan kekhidmatan. Aroma lembut bunga peony dan mawar putih memenuhi udara, sementara suara lembut alunan piano mengiringi para tamu yang mulai memenuhi tempat duduk mereka. Di depan altar, Jae Hyun berdiri tegak dengan setelan jas hitam yang elegan.

Rasa gugup dan cemas beradu di dalam dirinya. Sesekali ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantungnya yang terasa lebih cepat dari biasanya. Matanya sesekali melirik ke arah pintu besar di ujung aula. "Apakah semuanya akan berjalan lancar?" pertanyaan itu terus terngiang di benaknya, bercampur dengan harapan yang sulit ia pahami sepenuhnya.

Ketika dua pintu besar itu akhirnya terbuka, semua mata tertuju pada Riin yang melangkah masuk dengan gaun putih yang memukau. Gaun itu sederhana namun anggun, dihiasi renda halus dan manik-manik kecil yang berkilauan setiap kali ia bergerak. Riin menggandeng tangan ayahnya, wajahnya memancarkan campuran kebahagiaan dan sedikit gugup. Matanya bertemu dengan Jae Hyun, dan sesaat waktu seolah berhenti. Hati Jae Hyun bergetar; gadis itu terlihat begitu cantik, seperti sosok dari dongeng yang hidup.

Ketika mereka sampai di depan altar, ayah Riin memegang tangan putrinya dengan lembut sebelum menyerahkannya kepada Jae Hyun. "Jaga dia dengan baik," ucapnya dengan suara bergetar, menahan emosi yang begitu dalam. Jae Hyun membungkuk hormat, menerima tangan Riin dengan penuh penghormatan. Sentuhan tangan Riin yang hangat di telapak tangannya memberikan rasa tenang yang sulit dijelaskan.

Saat mereka saling mengucapkan janji setia, suara mereka terdengar mantap meski ada sedikit gemetar. Mata mereka saling terkunci, seakan dunia di sekeliling mereka menghilang. Ketika akhirnya Jae Hyun menundukkan kepala untuk memberikan ciuman singkat, sorakan lembut dan tepuk tangan memenuhi aula. Ada senyuman bahagia di wajah mereka, namun jauh di dalam hati, ada keraguan kecil yang tak sepenuhnya hilang.

Pesta berlangsung di sebuah aula yang private namun elegan, di mana meja-meja panjang dihiasi bunga segar. Jae Hyun menggandeng Riin, memperkenalkannya kepada anggota keluarga dan teman-temannya. Sebagian besar dari mereka menyambut Riin dengan hangat, meskipun ada yang masih menyimpan keheranan atas keputusan mereka yang terkesan mendadak.

Namun, suasana menjadi lebih menarik ketika Riin memperhatikan seorang pria muda di sudut ruangan. Pemuda itu tampak menonjol dengan jas abu-abu yang rapi dan senyum ramah yang menarik perhatian siapa pun. "Jae Hyun~a, siapa pria itu?" Riin bertanya sambil melirik ke arahnya.

Jae Hyun mengikuti pandangan istrinya. "Namanya Cho Seung Woo. Dia sepupuku. Kenapa?"

"Tidak apa-apa," jawab Riin, matanya tetap terpaku pada Seung Woo. "Hanya saja dari semua pria di pesta ini, dia terlihat... paling tampan."

Jae Hyun mendelik, perasaan tak nyaman tiba-tiba mengganggunya. "Entah matamu yang bermasalah atau seleramu yang payah. Jelas-jelas aku lebih tampan darinya," ucapnya sambil melipat tangan di dada.

Riin tertawa kecil, melirik suaminya dengan tatapan menggoda. "Ck, kau itu tidak ada apa-apanya dibanding dia. Harusnya aku bertemu dengannya lebih dulu dibanding dirimu. Beruntung sekali gadis yang bisa menjadi kekasihnya."

Mendengar itu, Jae Hyun tidak bisa menahan diri lagi. Ia menarik tubuh Riin mendekat hingga hanya beberapa inci memisahkan mereka. "Hei, kita baru saja menikah, dan kau berani memuji pria lain di hadapanku?"

"Aku hanya bicara fakta," Riin berusaha menjauh, wajahnya sedikit memerah. "Cepat lepaskan aku. Tak enak jika dilihat para tamu."

Namun bukannya melepaskannya, Jae Hyun justru semakin erat memeluk Riin, matanya menyipit penuh arti. "Kita pasangan yang sah, bahkan kita juga sudah..."

"Hei!" Riin buru-buru membekap mulut Jae Hyun dengan tangannya. "Jangan bicara soal hal pribadi sembarangan!"

Jae Hyun tertawa kecil, melepaskan tangan Riin dari mulutnya. "Kalau begitu, aku juga minta agar kau tidak sembarangan memuji pria lain di hadapanku."

Sebelah alis Riin terangkat, senyumnya penuh ejekan. "Kau sedang cemburu ya?"

Namun sebelum Jae Hyun sempat menjawab, suara seorang pria memotong percakapan mereka. "Wah, pengantin baru ini sepertinya sudah tak sabar untuk bermesraan."

***

1
Rita Syahrudin
Lumayan
ami
ok top
Coffeeandwine: Terima kasih utk apresiasinya
total 1 replies
Kyurincho
Recommended
Coffeeandwine
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!