WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 7 - TRAGEDI
"Jagain rumah aku ya, kamu jangan pulang."
Lula menganggukkan kepala, tapi entah mengapa firasatnya sangat tak enak. ingin rasanya Lula pulang ke rumahnya.
Salma sudah meninggalkan rumah ini, kini Lula hanya sendiri di rumah ini. Bukan Lula takut akan hantu tapi entah mengapa jantungnya berdegup kencang, seperti pertanda akan terjadi sesuatu.
---------------------------------------------
Setelah mengantar adiknya bersekolah Tasya mengemudikan mobil sampai ke basement parkiran perusahaan tempat ia bekerja.
Melihat penampilannya sebentar lalu keluar dari mobil dengan senyum mengembang terukir di wajahnya. Gadis itu berjalan menuju devisinya dengan sesekali menyapa para pegawai lain.
"Selamat pagi, wahai pejuang dollar." sapa Tasya.
Bagas, Vino, Mela, dan Dinda menoleh ke sumber suara dan mereka berempat terpaku beberapa saat melihat ciptaan Tuhan yang sangat sempurna itu.
"Ya Allah pagi sayang!"
"Eh si cantik udah dateng. Jadi semangat kan Abang kerjanya!"
"Akhirnya muncul juga, cepet ngerjain laporannya. Sebelum habis kita sama tuh CEO."
"Baru sampai udah ditodong laporan. Baik yang mulia Ratu, hamba segera kerjakan." jawab Tasya.
Merekapun mengerjakan laporan dengan tergesa-gesa. Bahkan saat jam istirahat makan siang, mereka berlima masih membawa laptop untuk mengerjakan laporan.
Mau dibilang budak boss pun mereka akan tetap terima, mau bagaimana lagi? ini memang sudah tugas mereka.
"Akhirnya, selesai juga. Gak sia-sia kita sampai lembur begini." ucap Vino mematikan laptopnya.
"Gak kerasa udah jam 7 aja." kata Dinda sambil melihat jam ditangannya. "Gue cabut duluan ya sama Bagas, temen kita ada yang nikah, jadi kita kondangan barengan." lanjutnya sambil cengar-cengir.
"Halah, bilang aja sekalian Lo mau modus, Gas." jawab Mela sengit.
"Nah itu Lo tau, Mel." jawab Bagas cepat yang mendapat cubitan keras diperutnya. "Aww!! sakit Din." Bagas melototi Dinda.
Tasya yang sedari tadi diampun kini angkat bicara. "Udah sana yang mau pulang silahkan, laporannya udah gue kirim lewat email barusan."
"Thanks ya, Sya. Eh gue balik duluan." Tasya menganggukkan kepalanya sambil membereskan barang-barang di meja nya.
Setelah barang bawaannya masuk kedalam tas, Tasya berjalan menuju lift. Sambil menunggu lift terbuka, Tasya asik bermain dengan handphone di tangan kanannya.
Ting....
Pintu lift terbuka, Tasya memasukan handphonenya masuk ke dalam tas, lalu mendongak kepalanya untuk memasuki lift. Tatapan matanya terkunci oleh sepasang mata elang yang menatapnya tajam.
"Ekhem, kalo gak mau masuk kamu saya tinggal." ujar orang tersebut.
Tasya yang mendengar suara berat itu langsung membuyarkan lamunannya. Ia berjalan gugup memasuki lift. "Eh iya pak Sean. Maaf membuat Bapak menunggu lama."
Setelah menekan angka, lift tertutup. Susana canggung menyelimuti lift tersebut, tidak ada yang memulai obrolan.
Ting...
Pintu lift terbuka, den setengah berlari Tasya meninggalkan bos-nya di belakang. Tasya menuju basement parkiran mobilnya dan langsung memasukinya.
"Huft.... gila se-ruang-an sama tuh orang bikin jantung gue gak sehat." Tasya masih berdiam diri di dalam mobilnya, ia masih tak berniat menghidupkan mesin mobilnya.
Hingga tak lama setelah itu handphone Tasya berbunyi menandakan ada panggilan masuk di handphone nya. "Lah Lula nelpon malem-malem ada apa?" tanyanya.
"Hal––"
"Jika kamu mau nyawa dia selamat datang ke xxx. Jika sampai 2 jam kamu tidak ada disini, saya pastikan perempuan manis ini akan menjadi maninan kita semua disini. Dan ingat jangan membawa siapapun. Hanya Dirimu sendiri."
BIP...
telpon terputus....
---------------------------------------------
Ting tong....
Ting tong...
Ting tong...
"Siapa itu? masa Salma sih? tapi kan belum sejam dia pergi, masa udah balik lagi sih?" tanyanya dalam hati.
Ting tong..
Ting tong..
"IYA... TUNGGU SEBENTAR." iya berlari menuruni tangga dan berjalan menuju pintu masuk rumah itu.
Cklek..
Ia membuka pintunya perlahan, terlihat 2 orang laki-laki dengan setelah baju berwarna hitam dan juga topi hitam "Siapa ya? mau apa mal––"
Lula tak dapat melanjutkan ucapannya karna mulutnya sudah dibekap oleh kain yang diberi obat agar ia pingsan.
Setelah itu kedua lelaki itu membopong tubuh Lula masuk kedalam mobil mereka pergi meninggalkan rumah Salma.
"Halo bos, kita sudah berhasil membawa gadis ini. Kita akan segera menuju ke lokasi."
"Hahahaha. Kerja bagus, saya segera transfer bayaran kalian 3 kali lipat."
BIP....
Telpon terputus.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.
DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA VOTE+KOMEN+LIKE.