Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Menangkap Basah
Alea sedang mempersiapkan berkas dan bukti untuk dia bawa kepengadilan agama, keputusannya untuk bercerai sudah bulat. Terlebih lagi dia juga mendapat dukungan dari orang-orang yang meyayanginya.
Sosok Bagaslah yang menyediakan pengacara untuk membantu Alea, dia tahu Alea sudah tidak sanggup lagi untuk membayar pengacara. Wanita yang membuatnya jatuh cinta itu sudah banyak mengeluarkan dana untuk mempercepat proses balik nama rumah yang dia tempati bersama Radit agar segera mejadi miliknya. Apa lagi Alea juga masih membiayai hidup ibu mertuanya, agar Radit tidak curiga Alea yang tahu Radit selingkuh.
"Pak, ini terlalu berlebihan" ucap Alea saat menolak Bagas mengajukan nama seorang pengacara yang laki-laki itu rekomondasikan.
"Tidak ada yang berlebihan Alea, kamu membutuhkannya." jawab Bagas.
"Tapi saya...."
"Tidak perlu memikirkan biayanya, jalankan saja rencana yang sudah kamu buat.
Tidak bisa menolak apa yang Bagas katakan, Alea akhirnya menemui pengacara yang di rekomendasikan Bagas. Laki-laki itu sendiri yang mengantar Alea bertemu pengacara. Dari pengacara itulah, Alea tahu apa saja yang harus dia persiapkan.
Melihat buku nikahnya, Alea kembali meneteskan air mata, yang langsung dia usap dengan punggung tangannya.
"Jangan ada air mata lagi menghadapi ini semua, Alea." gumam Alea menguatkan hatinya.
"Apa kamu masih harus melakukan hal ini, Lea?" tanya Reina begitu Alea bersikukuh ingin menagkap basah Radit yang sedang bercinta dengan wanita lain dengan mata kepalanya sendiri.
Reina berkunjung ke rumah orang tua Alea, ingin memastikan lagi keinginan adiknya itu.
"Iya." jawab Alea dengan yakin.
Reina hanya bisa membuang nafas kasar, dia berkali-kali mengingatkan Alea untuk tidak melakukan hal itu. Video yang direkam Deri sudah cukup sebagai bukti perselingkuhan laki-laki itu. Tapi Alea memiliki pemikiran dan keinginan yang tidak bisa di hentikan.
"Lea ingin menunjukkan padanya, Lea ini wanita yang kuat, Mbak."
"Dia pasti sangat menyesal, jika Lea melihat perbuatannya dengan mata kepala Lea sendiri. Lea yakin itu." jelas Alea
"Dia juga tidak bisa menyangah jika sudah begitu. Alasan apapun yang dia berikan tidak akan merubah apapun" lanjut Alea penjelasannya.
"Lea ingin dia selalu menyalahkan dirinya sendiri, karena sudah berani menyakiti seorang Alea."
Reina mengerti maksud dan tujuan terakhir Alea, membuat Radit terpuruk dan terus menyalahkan diri sendiri. Tapi sebagai saudara Reina tidak bisa membiarkan Alea terluka lagi.
"Tapi Lea, apa kamu bisa dan kuat?" tanya Reina, karena dia takut Alea kembali terluka menyaksikan suaminya bercinta dengan wanita lain.
Bukan sedih, Alea malah menyunginggkan senyum lebar. Alea suda melatih hatinya tanpa Reina tahu. Hampir setiap malam Alea mengulang kembali menonton video yang dikirim Deri, video dimana Radit begitu bergairahnya menghujamkan miliknya pada wanita lain. Alea sudah siap untuk menyaksikannya secara langsung, menertawakan perbuatan Radit, bukan untuk menagisinya lagi.
Demi mengikuti keinginan Alea. Malam ini, Reina, Deri, dan juga Bagas ikut mengantar Alea keapartemen dimana Hana tinggal. Alea dibantu Deri sudah memastikan Radit malam ini berada disana.
Meski dia tidak pernah bertemu Alea lagi di rumah mereka yang kini jadi milik Alea, Radit tetap mengirim pesan pada Alea jika dia tidak pulang degan berbagai alasan yang biasa dia berikan.
Melihat pesan yang dikirim Radit, Alea tersenyum. Seakan waktu berpihak padanya, ini yang dia tunggu-tunggu setelah beberapa hari ini Radit selalu pulang ke rumah walau Alea tidak pernah ada di rumah itu lagi.
Deri yang tahu digit kunci apartemen dimana Hana dan Radit berada menekan tombolnya.
"Masih bisa digunakan" ucap Deri begitu pintu apartemen itu terbuka.
Bagas mengajak Deri untuk masuk lebih dulu, mereka akan memeriksa keadaan dan memastikan apa yang terjadi di dalam. Apakah seperti yang diinginkan Alea?
"Lea." panggil Reina yang masih ragu dengan keinginan Alea. Saat saudaranya itu sedang mempersiapkan kamera yang sejak tadi di bawanya.
"Aku baik-baik saja, Mba Rei." jawab Alea. Dia yakin, seyakin yakinnya untuk melakukan ini.
"Bagaimana?" tanya Reina begitu Deri keluara dari apartemen.
"Masuklah, mereka di kamar seperti yang kamu inginkan, Lea." ucap Deri memberi tahu.
Alea mempersiapkan hatinya lalu menyalakan kameranya. Berlahan tapi pasti Alea melangkah masuk.
"Kamu bisa, Alea." gumam Alea untuk menguatkan dirinya.
Dari ruang keluarga, mereka bisa mendengar suara berisik hembusan nafas yang saling memburu disalah satu kamar. Jantung Alea berdegup kencang mendengar suara itu, tapi dengan cepat dia berusaha menguatkan kembali hati dan lagkahnya.
"Lea sendiri saja." ucap Alea begitu dia siap melangkahkan kakinya kekamar itu.
Reina memegang bahu Alea, dia masih ingin mengehentikan Alea untuk tidak melihatnya sendiri. Alea menggeleng, dia tetap akan melanjutkan keingian dan tujuannya.
Pintu kamar itu tidak tertutup, pantas saja suara berisik itu terdengar jelas. Terlalu bebas, menganggap tidak ada yang akan melihat perbuatan mereka seperti biasanya. Keduanya juga terlalu menikmati permainan mereka sehingga tidak sadar ada Alea yang merekam dan meyaksikan permainan itu.
"Terus sayang" ucap Hana yang meminta Radit agar tidak berhenti menghujaminya.
"Akhhh, lagi sayang." pinta Hana membuat Radit dengan kekuatan penuh memasukkan miliknya.
Sambil terus merekam adegan itu, Alea sempat terdiam terpaku. Pantas saja Radit bergairah, karena Hana terus memacu laki-laki itu untuk terus menghujami dirinya.
Ditengah hujamannya, Radit seakan merasakan pergerakannya seperti diawasi. Dia pun memalingkan wajahnya tepat dimana Alea berdiri dengan kameranya yang menyala.
"Sayang." ucapa Radit langsung menarik miliknya dari milik Hana.
Radit langsung mendekati Alea yang ikut memundurkan langkahnya untuk menjauh dari Radit. Biar sudah terbiasa melihat Radit tanpa sehelai benangpun, tapi Alea bergidik ngeri saat Radit mendekatinya.
"Mengapa berhenti?" tanya Alea pada Radit.
Radit menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Alea. Bagaimana dia bisa meneruskan permainanya di hadapan Alea orang yang seharusnya berhak atas dirinya.
"Lanjutkan saja. Bukankah kamu akan sakit kepala jika tidak sampai selesai" ucap Alea lagi.
Kembali Radit menggelengkan kepalanya. Bagaimana Alea bisa ada di apartemen ini dan tahu dia ada disini? Itu yang kini terlintas dalam benak Radit. Alea bahkan tidak tahu jika Radit membeli apartemen ini untuk Hana.
"Sayang maafkan aku." ucap Radit sambil mengenakan pakaiannya. Hanya itu yang bisa dia ucapkan saat ini.
"Semudah itukah kata maaf terucap?" tanya Alea membuat Radit semakin merasa bersalah, seperti yang diinginkan Alea.
Tapi rasa bersalah itu tidak lagi berguna sekarang. Alea menangkap basah dirinya tidur bersama wanita lain.
Kini Radit tahu, perubahan Alea akhir-akhir ini karena istrinya itu sebenarnya sudah tahu tentang dia yang bermain-main dengan wanita lain.
"Aku hanya bermain-main denganya, tidak lebih dari itu, sayang." ucap Radit membela diri.
"Radit" Hana yang memanggil Radit dengan nada tinggi.
Wanita itu tidak terima dengan perkataan Radit yang menganggapnya hanya mainan laki-laki itu.
"Kamu itu milik aku sekarang, Radit. Bukan milik dia lagi." ucap Hana tanpa malu mengakui milik orang lain sebagai miliknya.
Ucapan Hana membuat Alea terperangah, pantas saja suaminya seperti tidak diberi kesempatan oleh wanita ini untuk menyentuhnya. Alea mengingat kebodohannya selama ini, begitu murahnya di menawarkan diri pada Radit yang selalu berakhir dengan penolakan. Wanita murahan di hadapannya ini sudah membuat suaminya untuk terus memghujami miliknya tanpa bisa lagi berpaling. Sungguh diluar dugaan Alea.
"Aku memang tidak pernah mencintai kamu, Hana. Kamu tahu itu, Alea wanita yang aku cintai. Kita melakukannya hanya untuk besenang- senang." jawab Radit pernyataan Hana.
"Benarkah hanya untuk bersenag-senang?" tanya Alea.
Melihat Radit diam menjawab pertnyaannya, Alea terkekeh.
"Bersenang-senangmu menghabiskan banyak modal, sampai kamu tidak lagi bisa menghidupiku dan ibumu" jawab Alea pertanyaanya sendiri.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...