Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Saat Elsya istirahat sepulang dari sekolah, ia ketiduran di sofa dan lagi-lagi Elsya kembali memimpikan hal yang sama.
Elsya ingin langsung bangun tapi tidak bisa, jadi ia kembali menyaksikan pertengkaran tiga perempuan itu, dan lagi-lagi perempuan baju merah mencekik leher Elsya.
Mata Elsya langsung terbelalak kaget saat bangun, nafas Elsya tak karuan.
"Setan sialan, beraninya datang di mimpi doang," gerutu Elsya kesal.
"Yuhuuu I'm back, kenapa lagi lu?" tanya mbak Kun. "Mimpiin perempuan itu lagi?" Elsya pun menganggukkan kepalanya.
"Suruh kakak gue cariin tuh lakinya, mana bisa tidur tenang gue kalau gini mulu," ucap Elsya.
"Lu aja lah, gue gak mau," tolak mbak Kun.
"Gini banget punya temen."
"Untuk hal ini kita gak temenan dulu Sya, good bye." Mbak Kun langsung menghilang entah dia kemana.
Saat Elsya melihat jam di ponselnya, jam susah menunjukkan pukul setengah enam sore, yang menandakan Elsya tidur sangat lama.
Ia segera beranjak dari kasurnya untuk mandi, setelahnya ia keluar kamar untuk mencari kakaknya.
"Woy Kun, dimana lu?" panggil Elsya, karena ia tidak melihatnya begitupun dengan kakaknya.
Karena mbak Kun tidak muncul, Elsya pun memutuskan menelpon kakaknya untuk menanyakan keberadaannya.
Baru saja Elsya menelpon, Elzein sudah datang dengan diikuti mbak Kun.
"Kenapa?" tanya Elzein.
"Dari mana?"
"Di bawah," jawabnya.
"Kak, perempuan baju merah itu sering nongol gak sama lu?" tanya Elsya.
"Sekali aja, kenapa?"
"Gue mimpiin dia terus, sampai kebangun," jawab Elsya, ia tidak memberitahukan kalau di dalam mimpinya ia di kecik sama perempuan baju merah itu.
"Jangan lupa doa," ucap Elzein mengingatkan adiknya.
"Baca ko tapi tetap aja di mimpiin."
"Dia belum nongol lagi sih sama gue, tapi nanti gue cari." Elsya pun menganggukkan kepalanya setelah mendengar ucapan kakaknya.
"Mau makan apa?" tanya kakaknya sebelum ke dapur.
"Apa aja," jawab Elsya. "Ada yang bisa gue bantu?" tanya Elsya yang mengekori kakaknya .
"Gak perlu."
Elsya kembali masuk ke kamarnya, ia harus belajar untuk ujiannya yang sebentar lagi, tapi bagi saja ia masuk kamar ras kantuk menyerangnya dan Elsya pun memilih untuk rebahan hingga akhirnya tertidur pulas.
Elzein memasak sambil memikirkan sosok perempuan baju merah, ia sangat penasaran kenapa sosok itu muncul di mimpi adiknya.
"Elzein." Mbak Kun tiba-tiba muncul dan berhasil membuat sang pemilik nama kaget.
"Aiiisst setan sialan, kaget gue!"
"Sorry gak maksud seriusan," ucap mbak Kun menaikkan dua jarinya berbentuk huruf v."
"Apaan?" tanya Elzein sinis, karena masih kesel dikagetkan oleh mbak Kun.
"Gak jadi deh." mbak Kun langsung pergi meninggalkan Elzein.
"Heh balik lu sini!" mbak Kun langsung berbalik melihat ke arah Elzein yang tengah memegang pisau di tangannya.
"Sini lu," ucap Elzein sambil mengarahkan pisau ke mbak Kun.
"Turunin dulu itu di tangan lu, gue juga takut mati Zein," ucap mbak Kun.
"Emang setan bisa mati lagi?" tanya Elzein.
"Bisa lah, gue kan setan gentayangan."
"Baru tau gue," ucap Elzein.
"Kenapa lu manggil gue?" tanya mbak Kun yang sudah berdiri tepat di hadapan Elzein.
"Sosok perempuan baju merah itu mana?"
"Gak tau, tuh setan jelek gak pernah nongol sama gue."
"Cari," perintah Elzein.
"Gue gak tau dia dimana Elzein."
"Karena itu gue suruh lu cari Kunti."
"Tap...."
"Tapi apa lagi Kun?" tanya Elzein melototkan matanya ke mbak Kun.
"Iya iya gue cari, gini banget jadi setan," ucap mbak Kun meninggalkan Elzein di dapur.
Cukup lama mbak Kun pergi tapi tidak kunjung kembali ke hadapan Elzein, "Ini si Kunti beneran nyari gak sih?" tanya Elzein sedikit kesal.
"Kunti balik lu," ucap Elzein mencoba memanggil mbak Kun, tapi mbak Kun juga tidak kunjung datang.
"Nih setan pasti lagi jalan-jalan."
Elzein pun pergi ke kamar Elsya untuk memanggilnya makan malam, tepat di depan kamar adiknya Elzein di buat kaget karena Elsya kejang-kejang di lantai dengan memegang lehernya.
"Elsya, Syaaa, Elsyaaa" ucap Elzein mencoba membangunkan adiknya.
"ELSYA!!" teriak Elzein barulah Elsya membuka matanya.
"Huuuuuuft huuuft" Elsya menghembuskan nafasnya kasar.
"Kenapa Sya?" tanya Elzein panik ke adiknya itu, Elsya hanya menggelengkan kepalanya.
"Ayo keluar dulu." Elzein membantu Elsya untuk keluar dari kamarnya.
Saat Elzein keluar dari kamar Elsya, di situ lah baru mbak Kun muncul dengan perempuan baju merah di sampingnya.
Elzein hanya melihat sekilas, dan bergegas mengambilkan adiknya air minum.
Cukup lama mereka diam, Elzein menunggu Elsya menceritakan apa yang terjadi padanya, dan mbak Kun juga menunggu apa yang akan Elzein lakukan kepada sosok perempuan yang sudah ada di sampingnya itu.
"Apa yang terjadi?" tanya Elzein adiknya saat ia melihat Elsya sudah sedikit tenang.
"Gak sengaja ketiduran terus mimpi setan sialan itu," umpat Elsya kesal.
"Lu kejang-kejang Sya," ucap Elzein.
Elsya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya perlahan-lahan, lalu melihat ke arah Elzein.
"Kak, gue selalu mimpiin perempuan baju merah itu, semenjak pertama kali kita pindah, awalnya biasa aja tapi sosok itu mulai berani nyekik sampai-sampai gue kebangun, pertama kali mimpi dia nyekik langsung kebangun tapi tadi gak bisa untungnya si Kun muncul di mimpi terus bantuin," jelas Elsya panjang lebar.
Tanpa mengatakan apapun Elzein berdiri dari duduknya, dan mendekati sosok perempuan baju merah yang masih berdiri di samping mbak Kun.
"Berani sekali lu sama adik gue?" tanya Elzein menatap mata sosok perempuan itu.
"Saya minta tolong tapi dia tidak menolong saya, dia lihat kejadiannya tapi tidak membantu saya hihihihihi."
Mbak Kun yang mendengar ucapan sosok perempuan itu langsung menarik rambutnya hingga sosok itu kesakitan, walaupun sosok perempuan itu sosok yang terkuat di rumah Elsya, tapi jika di sandingkan dengan mbak Kun, sosok perempuan itu tidak ada apa-apanya.
"Awalnya gue berniat bantuin lu, tapi melihat apa yang lu perbuat dengan adik gue, mending lu gue buang di tempat yang jauh," ucap Elzein.
"GAK!! SAYA TINGGAL DISINI!!" teriak sosok perempuan itu ke arah Elzein.
"Kun buang dia," perintah Elzein.
"Oke, gue buang ke rumah suaminya aja," ucap mbak Kun.
"Sejak kapan lu ..., terserah." Elzein tidak mau tau bagaimana mbak Kun bisa mengetahui rumah suami sosok perempuan itu, yang jelas ia tidak di rumahnya lagi dan tidak mengganggu Elsya.
"Gue akan kembali," ucap mbak Kun dan segera pergi.
"Elsya lain kali jangan tidur sore gak baik," ucap Elzein ke adiknya.
"Iya," ucap Elsya pasrah, tidak mau berdebat dengan kakaknya.
"Ayo makan."
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.