Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Bubur buatan Shanum sudah jadi dia langsung saja membawanya ke kamar Rendra dengan telaten Shanum menyuapi Rendra.
Shanum juga memberi obat turun panas, Shanum mendengar hp Rendra bunyi saat dicek ternyata dari Elvan.
"Mas ada telpon dari pak Elvan"Kata Shanum.
"Angkat saja Sha".
"Hallo pak Rendra kenapa jam segini belum sampai kantor?"Tanya Elvan langsung.
"Maaf pak Elvan ini aku Shanum".
"Pak Rendra kemana Sha?"Tanya Elvan.
"Mas Rendra Nya lagi sakit pak".
"Sakit apa Sha sudah dibawa ke rumah sakit"kata Elvan khawatir.
"Mas Rendra Nya nggak mau pak tapi aku sudah kasih obat penurun panas".
"nanti kalau panasnya tidak turun-turun kabarin aku ya biar aku panggilkan dokter"Pinta Elvan"Satu lagi Sha selama beliau sakit jangan tinggalin sendiri berada lah di sisinya kalau sakit dia akan mengigau ketakutan".
Shanum menuruti permintaan Elvan dia duduk disebelah Rendra dan mengusap kepalanya selang beberapa menit perkataan Elvan terjadi Rendra mengigau ketakutan.
Shanum bingung mau ngapain dia hendak menelpon Elvan tapi tanpa sadar Rendra memeluknya dengan erat sambil mengigau jangan tinggalin aku.
Shanum pasrah dengan keadaan seperti itu dia kemudian mengelus punggung Rendra seketika itu Rendra tertidur sudah tidak mengigau lagi.
Dalam hati Shanum bertanya kejadian apa yang pernah terjadi padanya sehingga di alam bawa sadar rintihannya sangat menyayat hati.
Lama kelamaan Shanum malah ikut tertidur sambil berpelukan dengan Rendra.Dilain tempat Elvan bergumam
"Semoga sakit kamu kali ini membawa kemajuan untuk hubungan kalian".
"Dimana Rendra Van kenapa jam segini belum masuk kantor?"Tanya Dinda tiba-tiba.
"Dia lagi kecapekan dia tidak berangkat"Jawab Elvan.
"Lalu kenapa sekretaris magang itu juga nggak berangkat".
"Dia berangkat tapi tadi aku suruh langsung ke rumah pak Rendra mengantarkan beberapa dokumen yang harus di tandatanganinya"Dusta Elvan.
"Kenapa harus dia kan masih banyak orang lain,kalau gitu caranya bisa ngelunjak dianya"protes Dinda.
"Itu urusan pak Rendra,dia yang memerintahkan".
"Kalau gitu aku akan kerumahnya sekarang".
"Ini masih jam kantor Din dan ini bukan kantor milik orang tuamu jadi disini ada aturannya "Kata Elvan dengan tegas"Lagian dirumahnya ada istrinya sekarang pasti sudah di rawat istrinya".
Dinda tak bisa berkutik dia kemudian keluar dari ruangan Elvan dengan perasaan kesal.
****************
Pukul satu siang Rendra terbangun, pertama kali yang dia lihat adalah wajah cantik istrinya yang tertidur sangat nyenyak.
Rendra terus memandanginya sambil menyunggingkan senyuman merasa ada pergerakan dari Shanum Rendra buru-buru menutup matanya kembali dia pura-pura masih tidur.
Shanum bangun sambil memegang jidat Rendra yang sudah tidak panas lagi, Shanum kemudian turun dari ranjang Rendra dia takut kalau nanti Rendra bangun dia mikir yang aneh-aneh dia juga langsung pergi keluar kamar Rendra.
Tanpa dia sadari Rendra melihat tingkah Shanum,Rendra menyunggingkan senyumnya.
Rendra bangun pergi ke kamar mandi dan mencuci mukanya setelah itu dia turun kelantai bawah mencari keberadaan Shanum.
Rendra melihat Shanum ada di dapur dia duduk di kursi dapur.
"Bisa buatkan kopi"Pinta Rendra.
"Bisa"Jawab Shanum kaget.
"Seharusnya kamu di kamar saja istirahat biar aku yang keatas"Perintah Shanum.
"Nggak apa-apa kok aku sudah sembuh".
"Ini kopinya"Shanum meletakan kopinya.
"Temani aku disini"Pinta Rendra sambil menarik tangan Shanum karena kaget Shanum jatuh tepat diatas pangkuan Rendra sejenak mata mereka bertemu