Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Sepertinya malam ini akan turun hujan lagi. Apa Anda yakin ingin berjalan-jalan di luar mansion, Nona?" ucap Nira setelah menatap langit malam tanpa hiasan bintang.
Ia menoleh, menatap Lyra yang sedang berdiri di depan cermin besar mengenakan pakaian barunya yang dibeli oleh Nira. Sesuai dengan model pakaian yang dia lihat pada majalah.
"Nona, apakah Anda merasa kurang puas dengan pakaian ini?" tanya Nira terburu-buru mendekati majikannya.
Lyra tersenyum, menggeleng kemudian. Dia menyukai pakaian baru itu daripada pakaiannya yang kemarin. Seperti pakaian perempuan penggoda menampilkan seluruh lekuk di tubuhnya.
Oh, aku lupa. Lyra yang dulu selalu menggoda Xavier.
"Aku lebih menyukai pakaian ini dari pada yang kemarin. Kau memang pandai memilih pakaian, tapi apakah aku terlihat seperti anak-anak?" Lyra bertanya sambil memutar tubuh ke kanan dan kiri memastikan penampilannya yang terlihat kekanakan.
"Nona, bukankah Anda memang masih anak-anak? Tapi pakaian ini sangat cocok dengan Anda. Dulu, Anda selalu memakai pakaian seperti ini sebelum menikah," ucap Nira sambil terkekeh kecil.
Terbayang dalam pelupuk, sosok Lyra yang energik dan ceria. Dia selalu mengatakan ingin menjadi agen rahasia yang handal kepada ayahnya hingga seluruh pakaiannya hampir semua berwarna hitam.
"Bisa kau ikat rambutku? Seperti ini," pinta Lyra menunjuk gambar pada majalah. Seorang gadis belia dengan rambut yang disanggul dua kanan dan kiri.
"Baiklah. Apapun untuk Anda, Nona." Dengan senang hati, Nira mengambil sisir dan meminta Lyra untuk duduk.
Perlahan dia merapikan rambut sang majikan, menggelungnya di kanan dan kiri. Lalu, menyematkan sebuah pita bunga kecil di sana. Tak lupa sedikit rambut dibiarkan tergerai menutupi dahi.
"Bagaimana? Apakah Anda suka?" tanya Nira setelah menyelesaikan permintaan Lyra.
"Kau cukup terampil, Nira." Lyra berdiri, dan mengajak pelayan kecilnya itu keluar dari kamar. Mengenakan setelan pendek berwarna hitam.
Lyra terlihat seperti anak-anak seusianya, tapi memiliki aura yang tidak biasa.
"Nona, Anda yakin ingin ikut makan malam di meja besar?" tanya Nira lagi ragu-ragu.
Pasalnya, Lyra tidak pernah ingin berada di satu tempat yang sama dengan Myra. Untuk itu selama ini dia selalu meminta pelayan membawakan makanannya ke kamar.
"Kau lihat saja nanti," katanya sambil tersenyum.
Dua hari tidak meminum ramuan yang diberikan pelayan, ditambah ramuan yang dibuatnya, membuat tubuh Lyra sedikit memiliki tenaga meski efek racun masih sangat mendominasi.
Tanpa segan Lyra mengambil tempat duduk di samping kanan Xavier. Kedatangannya cukup membuat Myra syok, tapi Xavier justru merasa aneh. Terutama dengan pakaian yang dikenakan istrinya itu. Semuanya tidak biasa.
"Nona, Anda ingin makan apa?" tanya Nira penuh semangat.
Lyra menatap hidangan yang terhampar di atas meja, semuanya terlihat enak.
"Ah, ma-af, Lyra. Aku tidak tahu kau akan ikut makan di sini. Jadi, tidak menyiapkan makanan yang kau suka," ucap Myra terbata-bata.
Dalam hati dia menggeram, kedatangannya cukup mengalihkan perhatian Xavier. Lihat saja, laki-laki itu bahkan nyaris tidak berkedip semenjak Lyra mendaratkan bokong di sana.
"Aku mau mencicipi semuanya, Nira. Sepertinya makanan di sini lebih enak dari pada makanan basi yang dikirim ke kamarku," ucap Lyra tak acuh pada kedua manusia yang masih menatapnya aneh.
"Baik, Nona."
Nira mengambil piring, meletakkan satu per satu makanan itu di atasnya sesuai permintaan Lyra.
"Xa-xavier ... i-ini ...." Myra merasa terganggu, apalagi melihat cara Lyra makan.
"Apa maksudmu makanan basi?" sentak Xavier dengan suara rendah yang ditekan.
"Lyra! Aku bertanya padamu!" Dia meninggikan suara karena Lyra seolah-olah tak mendengar pertanyaannya.
Lyra menelan makanan di mulutnya secara perlahan, ia menoleh pada Xavier dan tersenyum.
"Tanyakan saja pada kekasihmu itu. Jangan menggangguku makan," ucapnya kembali berubah dingin.
Dia melanjutkan kembali makannya. Sebagai wanita bangsawan, Lyra paham betul tata krama ketika makan. Tidak berisik, tidak bersuara, dan mengunyah dengan perlahan.
Dia cukup tampan, tapi sayang sama sekali tidak pantas untukku. Setelah tubuhku pulih aku akan mencari cara untuk meninggalkan mansion ini.
Lyra bergumam, Xavier terus menatapnya, dan Myra menggeram dengan kedua tangan terkepal.
makin greget jadinya /Hey//Hey/
ayo up lagi thor.. tar kl kelamaan nahan napas bs pingsan nih.. 😂😂😍😍