Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kejadian yang tidak menyenangkan
Hari ini, Astin memutuskan pergi ke Gim, dia ingin membentuk sedikit otot di tubuhnya sehingga memutuskan untuk berolahraga dan telah memesan seorang pemandu profesional untuk membantunya.
Ketika tiba di tempat gym, dia langsung disambut oleh seorang perempuan yang menjadi pelatihnya, dan kemudian mereka mulai pemanasan sebelum akhirnya Astin melakukan beberapa olahraga yang di kehidupan sebelumnya telah menjadi temannya setiap hari.
"Sepertinya kau sudah biasa melakukannya," sang pelatih bertanya sambil memperhatikan asing yang tampak familiar dengan alat-alat di sana, padahal dari riwayatnya Astin baru pertama kali ini datang ke tempat gym.
Selain itu, postur tubuh Astin juga tidak terlihat seperti perempuan yang suka berolahraga, meski telah dikaruniai dengan tubuh yang bagus, namun tetap saja seseorang yang telah terlatih di tempat kebugaran bisa membedakan mana orang yang suka berolahraga dan mana orang yang memiliki tubuh indah sebagai bawaan lahir.
Astin hanya tersenyum mendengar ucapan sang pelatih, lalu mereka mengganti alat olahraga, kali ini untuk melatih otot tangan Astin.
Di dekat mereka ada seorang pria yang sedang berlatih, dan begitu melihat kedatangan Astin, dia langsung mengerutkan keningnya.
Pria itu bernama Erik, sebelumnya mereka pernah bertemu dan Erik melihat Astin terus mencuri pandang padanya sehingga membuat Erik merasa risih.
Baru saja Astin datang, dia langsung berdiri meninggalkan alat olahraganya dan memilih alat olahraga yang lain.
Namun beberapa saat kemudian, sang pelatih kembali meminta Astin untuk berpindah tempat, kali ini mereka akan melatih otot perut Astin, dan karena Ini pertama kalinya Astin datang ke tempat kebugaran, maka hari ini hanya digunakan untuk merangsang otot-otot pada seluruh tubuh Astin agar mulai beradaptasi untuk latihan rutin yang akan mereka lakukan.
Astin kembali mendekati Erik, namun Astin sama sekali tidak menyadari kehadiran pria itu, karena dia lebih fokus pada olahraganya ketimbang memperhatikan setiap orang yang ada di sekitar mereka.
Namun baru saja berlatih beberapa saat, tiba-tiba Erik menghampirinya.
Pria itu berdiri sambil menatap Astin yang sedang berbaring di atas alas olahraga.
"Apa yang kau inginkan?" Erik bertanya dengan nada suara yang ketus dan dingin membuat orang-orang di sekitar mereka pun menatap ke arah Astin dan Erik.
Sebab bagaimanapun, Erik adalah pria yang tampan, banyak gadis datang ke tempat itu hanya untuk mencuci mata melihat bagaimana wajah tampan Erik saat berolahraga.
Tetapi tidak ada gadis yang berani mendekati Erik secara terang-terangan sebab Erik pun dikenal sebagai pria yang anti sosialisasi, Dia adalah seorang introvert parah yang menghindari keramaian.
Tetapi demikian, Erik terkenal pernah mempermalukan seorang perempuan yang mendekatinya secara terang-terangan dan terus berulang di sebuah acara yang dihadiri oleh orang banyak.
Sehingga kali ini ketika melihat Erik tampak mendekati seorang perempuan dengan ekspresi yang tidak nyaman, orang-orang pun menjadi antusias untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Astin yang tidak tahu apa-apa pun akhirnya berdiri, dia memandang Erik dengan bingung lalu menatap pelatihnya juga.
"Apa maksudmu?" Tanya Astin dengan ekspresi bingung.
"Kau sengaja datang kemari untukmu mendekatiku? Kau mengikutiku ke mana-mana dan berusaha menempel padaku seperti seekor parasit. Aku ingat di beberapa waktu yang lalu, kau juga melakukan hal yang sama dengan memaksa temanmu yang bernama Chika itu untuk membantumu mendekatiku, tidak tahukah kau kelakuanmu yang seperti itu membuat orang menjadi jijik dan ingin muntah?" Suara Erik begitu dingin, tampak jelas ketidaksukaan di wajah pria itu membuat orang-orang di sana terkejut menutup mulut mereka.
Erik benar-benar bukan pria yang bisa didekati secara sembarangan, dia seperti iblis yang memandang rendah semua orang.
Sementara Astin, dia benar-benar bingung, dia tidak tahu apapun! Bahkan sejak awal dia sama sekali tidak menyadari kehadiran pria itu!
"Kau terlalu percaya diri ya?" Astin berbicara dengan penuh rasa kesal, "Memangnya kau setampan apa dan kau sebaik apa dan kau sesempurna apa sampai aku harus mendekatimu? Asal kau tahu saja, aku datang ke sini hanya untuk berolahraga, bukan untuk melihat seorang pria yang bertingkah seperti perempuan sepertimu! Pelatihku juga ada di sini, dia bisa menjelaskan apa yang terjadi, Aku sama sekali tidak tertarik dengan pria sepertimu!" Tegas Astin sebelum dia melangkah pergi dengan ekspresi kesal meninggalkan tempat itu.
Sang pelatih yang ada di sana menatap Astin, kali ini dia telah kehilangan pelanggannya. Namun dia tidak bisa mengejar Astin begitu saja, dia berbalik menatap Erik yang tampak memandangi punggung Astin dengan sorot mata yang dingin, "Saya minta maaf, saya tidak tahu kalau anda akan tersinggung. Tetapi dari tadi Nona Astin sama sekali tidak mengatakan apapun, sayalah yang menginstruksikannya untuk mengganti alat dan juga menunjukkan tempatnya. Maaf atas ketidaknyamanan anda," ucap sang pelatih dengan penuh rasa sesal sebelum akhirnya membungkuk pada pria di hadapannya lalu berlari pergi mengejar Astin.
Semua orang di sana kebingungan dengan situasi Itu, tetapi Naira yang kebetulan ada di sana, dia tidak tahan untuk berbicara, "heh,,, dia berlagak sekali. Jelas-jelas dia sengaja mengikuti Erik kemana-mana. Dia pasti telah membayar banyak untuk pelatih itu agar pelatih itu membantunya berbicara. Dasar perempuan penuh tipu muslihat."
"Ah,, jadi dia membayar pelatihnya juga untuk membantunya mendekati Erik? Astaga,, astaga,,, barusan itu dia mencoba melakukan tarik ulur ya? Dia pikir itu akan berhasil!"
"Gila sekali, aku tidak menduga bahwa dia bekerja sama dengan pelatihnya untuk melakukan trik murahan seperti itu."
Orang-orang mulai berbicara, dan Erik yang mendengar semua ucapan orang-orang itu, dia menjadi semakin jijik pada Astin, pria itu mengambil botol air minumnya dan bergegas pergi dari sana.
dasar ular kadot