ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10
..."POV NAJWA"...
Ting! Notif ponselku berbunyi Segera aku mengambilnya dari dalam tas dan membaca pesannya.
[Nomor Wulan 08xxxxx] intan mengirimi aku nomor telepon Wulan, Aku tidak tahu ini berguna atau tidak, setidaknya aku simpan saja dulu.langsungku berinama sang pelakor itu lebih pantas untuknya
[makasih Sayangku,ngomong ngomong kamu dapat dari mana itu nomor pelakor?] balasku
[Aku sudah bicara dengannya,maaf ya say kami tadi sangat akrab sekali bercerita,Dia tidak henti hentinya terus menceritakan suamimu yang membuat aku muak Setidaknya aku mendapat banyak informasi untukmu] balasnya lagi.
Bola mataku sedikit terbuka membaca pesan intan,Segera aku duduk di bangku yang ada di taman rumah sakit dan duduk di sana. Tempatku biasa bersantai sejenak selepas check up.
[akan aku kirimkan rekaman pesan suaranya untukmu,dengarkan baik baik ya say]intan kembali mengirimiku pesan
"Lucu ya tan ini sudah mau dua tahun lebih loh Aku sebenarnya Risih karena dia pria beristri tapi melihat dukungan calon mertuaku aku jadi bersemangat gitu ingin mendapatkannya kembali"
"Mungkin benar Mas Rendi memang ditakdirkan untuk kembali ke dekapanku. Wanita itu yang sebenarnya mengambil Mas Rendi dariku bukan aku,jadi wajar kalau mas Rendi akan kembali lagi pada dekapanku seperti awal kali bertemu" ucap Wulan terdengar jelas suaranya saat di rekam oleh intan dan suara rekaman itu intan kirimkan ke aku,Sedangkan aku hanya terdiam tak bersuara
"Memang waktu itu kalian sempat pacaran?" tanya intan ke wulan
"Ya kami memang pernah pacaran bahkan kami sepasang kekasih yang romantis dan sempat dijodohkan juga. Kehadiran Najwa mengacaukan segalanya. Aku kecewa waktu itu Mas Rendi membatalkan pertunanganan kami lebih memilih menikah dengannya"
"dan ahirnya mas Rendi menyesal pada kenyataannya selama menjalin biduk rumah tangga sepuluh tahun istrinya tidak kunjung hamil,cobalah kalau waktu itu mas Rendi tidak memilih Najwa mungkin dia telah memiliki anak dariku"jawab Wulan
"Owh begitu," singkat intan
"Oh iya, kamu masih betah bekerja di kantor itu tan gak ganti kerjaan lain apa?" tanya Wulan
"Gak ah aku udah terlanjur suka sama karirku yang ini lan,kalau pun aku pindah mencari pekerjaan yang lain mungkin orang orang sekitaranku tidak sebaik orang orang kantor sekarang begitupun dengan atasanku" jawab intan
"iya juga sih apa yang kamu bilang ada benarnya,oh iya kapan kapan aku kenalin sama Mas Rendi ya Kamu pasti terkesima lihat wajah tampan dan wibawanya"ujar Wulan Aku menghela nafas mendengarnya.
Mas Rendi pasti sudah tahu betul tentang intan, apa lagi intan sahabat dekatku Jagan sampai Wulan mengenalkan mas Rendi kepada intan takut semua akan terbongkar lebih cepat
"Gak usah lan lagian aku males liat pacar orang takut suka apa lagi pacar kamu ganteng begitu bukan, yang ada nanti aku jatuh cinta" canda intan,terdengar Wulan terkekeh mendengar candaan intan
"Iya juga sih. Mas rendiku itu kan ganteng pake bingit gitu,nanti kamu jatuh cinta dengan nya yang ada brabe"ucapnya terdengar centil.wulan dan intan terkekeh renyah. Sontak aku pun mematikan ponselku mengaahirii pesan suara itu
"hampir dua tahun lebih mereka melakukan hubungan terlarang di belakangku? Ini sudah cukup lama mas bukan waktu sebentar pantas saja kalian begitu mesra saat bertemu dan tidak cangung"
"begitu pintarnya kamu manipulasiku mas" geramku sambil menggertakkan rahang.
Pagi ini aku tidak disambut kecupan dan sapaan Mas Rendi Dia izin padaku dari kemarin sore dengan alasan pekerjaannya. Mungkin mereka menikah Sebab hari ini tepat tanggal 18 Agustus
Aku diam tak bergeming di atas ranjang,rasanya hidupku terasa hampa hatiku hancur kalau kembali mengingat semuanya. tepat hari ini Mas Rendi resmi membagi hati dan cintanya Mengkhianati janji pernikahan dan membohongi aku.
Entah bagaimana aku menanggapi rasa sakit yang membuat sesak di dada ini Semua rasa sakit ini telah bersemayam di relung hati terdalam.
"Arrrrrggghhh!" Akhirnya teriakkan-ku terlepas juga seiring tangis dan rintik air mata
Aku hancur kini aku luruh berkeping keping mungkin ini sudah takdir dan jalan yang dipilihkan Tuhan untukku,begitu berat beban yangku pikul,kenapa takdir begitu kejam memporak porandakan hati ini
Sekarang aku hanya tinggal memilih mau tetap diam atau bertindak. Sekarang pilihan itu ada di tanganku. Lagipula apa yang tersisa? Cinta Mas Rendi juga sudah terkikis. Sekarang hanya tersisa kebohongan dan sandiwara semata
Drrrrttt....!
Sebuah panggilan melalui ponsel menyadarkanku kembali ke dunia nyata. Segera aku mengangkat panggilan itu
"Ya hallo?"
"Halo Ibu apa benar ini dengan ibu Najwa Ayudia ? Saya menunggu Ibu di rumah sakit 2 hari yang lalu? Kenapa Ibu tidak datang ya?" tanya suara dari seberang itu
. "Mm-maaf, Dok! Saya, tidak sempat," ujarku terbata
"Hasil labnya sudah keluar. Ibu Najwa sama sekali tidak mandul Justru yang mandul itu Bapak Rendi, Ibu." Penjelasan Dokter membuat mataku terbelalak aku terkejut bagaikan mendengar petir di siang bolong
Aku gemetar dibuatnya. Ada syukur yang tak terutarakan pada sang khalik. Aku tidak mandul, aku baik-baik saja. Sontak saja aku kibas selimut bergegas hendak menemui Mas Rendi
Namun langkahku terhenti saat mengingat semua kelakuan keji mas Rendi di belakangku membuat hatiku terluka,
Mereka sudah sangat tidak adil padaku Mungkin Tuhan memintaku memberi pelajaran pada pengkhianat itu Sudah lah Lebih baik aku ikhlaskan saja sampah itu tanpa harus mengotori tanganku untuk membuangnya.
Selama sepuluh tahun mereka menghakimi aku dengan kesalah pahaman ini. Mereka bertindak sesuka hati mereka terutama mertuaku menghakimi aku kalau aku mandul padahal pada kenyataannya putranya sendiri lah yang mandul
sungguh ini benar-benar mukjizat yang luar biasa Aku sudah sering minta Mas Rendi untuk ikut juga kontrol. Tapi mereka malah mendoktrin aku yang cacat mandul tidak akan pernah bisa mempunyai anak dan pada kenyataan nya bahwa Mas Rendi lah dalang di balik aku tidak bisa hamil
semoga wanita itu bisa tulus dan sayang padanya seperti aku perduli padanya.mau menerima keadaan mas Rendi yang seperti sekarang,mandul
kalau boleh jujur aku sedikit kasihan. dia lelaki yang menemani hidupku selama ini,tidak tega rasanya jika nanti wanita itu tak bisa menerima Mas Rendi seperti aku yang sabar memberinya dukungan selama ini.
Bagaimana jika seseorang mengetahui ini dan Mas Rendi di kucilkan tersisihkan seperti apa yang aku alami selama ini tersisihkan dituduh mandul tidak berguna
Jujur, aku miris membayangkannya tapi mungkin ini sudah jalannya.mas Rendi sudah torehkan api pengkhianatan padaku.
Aku juga tidak akan bisa diam saat cintaku berulah. Aku mencintainya sepenuh hati tanpa ada cela sedikitpun. Tapi dia begitu mudah menggantikan aku.
Aku harus terima takdir ini. Jikapun hubungan ini berakhir aku terima, untuk sekarang biar aku awasi dia. Bagaimanapun Mas Rendi tetap korban akan sikap ke egoisan dari ibunya yang selalu ingin menghasutnya
setidaknya jika Mas Rendi sendiri nanti, ada aku yang menyemangati nya meskipun kelak kita bukan lagi menjadi sepasang suami istri untuk saat ini biarkan seperti sekarang
Lagi pula dia ingin tetap bersandiwara kepadaku biarlah aku ikuti bermain-main dengan permainan ini bersama keluarganya