Di sarankan membaca novel pertama nya dulu yang berjudul "Terpaksa Menikah dengan Pembantu" biar lebih nyambung dan tau jalan cerita nya 🥳
.
.
Sejak Dimas menolongnya waktu ia hampir dilecehkan oleh preman, Chaca langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Ditambah waktu ia tahu bahwa Dimas adalah kakak ipar dari sahabatnya dan ayah dari seorang pangeran kecil yang sangat menggemaskan bagi Chaca.
Chaca Aninditha yang memang sedari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu merasa iba dan sedih kala mengetahui Aiden anak dari Dimas juga memiliki nasib hampir sepertinya. Dan itu semakin menjadikan kan motivasi untuk terus membuat agar Dimas mencintainya.
Yuk ikuti kisah Chaca untuk mengejar cinta Om Duda...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai perang
Nih biar gak iri karena Bian dan Lira dikasih bonus, maka Chaca dan om Dimas juga ngasih bonus malam jumat 😘🤗💃💃
Like dan komen jangan lupa yaaaa niar mommy makin semangat 😘😘
.
.
.
"Huuhh gila tu dosen killer abis!" Keluh Chaca sambil menghela nafasnya.
"Tapi ganteng kan yak." Kata Hanna sambil tersenyum.
"Huum ganteng ya Han ... " ucap Nayla sambil tersenyum miring. "Nanti aku bandingin deh sama Aa Arlan kesayangan kamu gantengan mana yaaa?" Goda Nayla sambil tertawa bersama Chaca.
"Sialan!" Seru Hanna dengan kesal.
"Kantin kuy." Ajak Chaca sambil memegang perutnya yang sudah terasa lapar.
"Kuy." Ucap Hanna dan Nayla bersamaan.
Arlan is Calling 📞
"Eh eh stop dulu, kesayangan aku telfon nih." Ucap Hanna menghentikan langkah ketiganya.
"Hallo A," jawab Hanna dengan senyum mengembang di wajahnya. (Donat kali ah pake ngembang segala 😂)
'Sayang." ujar Arlan saat sambungan telfon tersambung.
"Iya yank, ada apa?" Tanya Hanna sambil tersenyum.
"Kamu lagi ngapain, dimana dan sama siapa?" Tanya Arlan basa basi.
"Ini baru selesai kelas, mau ke kantin sama Chaca sama Nayla," ujar Hanna.
"Ke JF resto aja sini, temenin aku," kata Arlan dengan senyum tersungging.
"Hemm gimana yah, Hanna gak enak sama yang lain kalau gak gabung lagi sama mereka," kata Hanna.
"Kamu ajak mereka kesini, aku ada tontonan menarik buat kamu," ujar Arlan.
"Apaan?" tanya Hanna antusias.
"Udah kamu kesini aja ajak Chaca juga," kata Arlan, lalu mematikan sambungan telfon nya dan kembali berjalan masuk kedalam Restoran.
"Ngapain?" Tanya Chaca yang melihat Hanna seperti orang kebingungan.
"A' Arlan nyuruh kita ke JF Resto," Jawab Hanna.
"Terus?" Tanya Chaca lagi.
"Katanya ada tontonan disana dan aku disuruh ngajakin kalian., kira kira ada apa ya?" Tanya Hanna membuat Chaca dan Nayla berdecak.
"Kita gak akan tau kalau kita gak kesana." Uajr Chaca sambil tersenyum.
"Kuy lah lumayan dapet makan gratis dari pas Asisten." Ujar Nayla dengan semangat.
"Gratis aja cepet lo." Seru Chaca di sambut tawa oleh Nayla.
Sekitar dua puluh menit, Hanna cs tiba di Restauran yang di maksud oleh Arlan, Hanna langsung mencari keberadaan Arlan yang ternyata dia memilih tempat duduk pojok.
"A, kenapa aa suka nya mojok sih," kata Hanna.
"Gapapa biar enak aja di pojok kan," kata Arlan tersenyum.
"Njirr, kalau berduaan di pojokan mah iya enak, inget masih ada dua jones woy," kata Chaca kesal lalu langsung mendudukkan dirinya di kursi depan Arlan di susul Nayla di sebelahnya dan Hanna tentu saja duduk di samping Arlan.
"Iri, bilang bos," jawab Arlan santui dan terkekeh.
"Cha, gue waktu itu pernah lihat lo malem malem sama bos Dimas ngapain?" Tanya Arlan to the point membuat Chaca terkejut begitupun Hanna dan Nayla.
"Chacaaa," ucap Hanna dan Nayla bersamaan sambil menatap tajam ke arah Chaca.
"Dasar Asisten ember," umpat Chaca melotot kepada Arlan, namun Arlan malah mengedikkan bahunya cuek.
"Hayoo ngapain kamu Cha." Kata Nayla yang juga penasaran.
"Lo gercep juga ya Cha," ucap Hanna terkekeh.
"Kita cuma makan doang gak lebih," kata Chaca santai.
"Makan dimana?" Tanya Hanna.
"Tempat mas Paijo." Jawab Chaca membuat Hanna dan Nayla terkejut, namun tidak dengan Arlan karena ia tidak tau siapa mas Paijo.
"Serius lo dia makan disana?" Tanya Hanna dengan wajah terkejutnya.
"Emang kenapa? bahkan gue nyuapin dia pake tangan gue sendiri, njirrr gue melting banget." Ucap Chaca terkekeh sendiri membayangkan wajah Dimas yang makan dengan lahap saat ia suapin, dan wajahnya yang memerah dan keringetan akibat kepedesan.
"Yahh kumat lagi dia ... " ucap Nayla menghela nafasnya.
"Dah lah biarlah dia dengan haluan nya." Kata Hanna menggeleng gelengkan kepalanya. "Oh ya A ada apa nyuruh kesini?" Tanya Hanna pada Arlan.
"Sadarin dulu tuh temen kamu Yank, disini yang mau buat pertunjukkan dia." Ujar Arlan menunjuk Chaca.
"Cha!" Seru Hanna menyenggol bahu Chaca baru membuat Chaca tersadar dari lamunan nya.
"Apaan sih, ganggu aja." Kata Chaca cemberut kesal.
"Kalian bertiga lihat arah jarum jam 9 tali sekilas aja jangan lama lama." Ucap Arlan sambil memainkan ponselnya.
"Om Ganteng gue!" Pekik Chaca yang langsung berdiri, membuat Nayla langsung menutup mulut Chaca serta menariknya agar segera duduk kembali.
"Berisik banget sih ah." Kata Nayla kesal.
"Siapa dia?" Tanya Chaca dengan raut wajah kesal.
"Itu mantan istrinya." kata Arlan.
"Oh jadi dia model papan penggilesan itu?" Kata Chaca memberengut kesal. "Body dia emang cakep sih."
"Lo mau gak perjuangin cinta lo?" Tanya Arlan lalu membisikkan rencana nya agar Chaca mendekati Dimas dan Astrid di meja nya. Dengan senang hati Chaca langsung tancap gas menghampiri Dimas dan Astrid.