Deal, Kita Menikah!

The wedding.

Cleo berjalan ke sana kemari dengan raut wajah yang tegang, degup jantungnya berdetak dengan cepat hingga membuat dadanya sesak. Bahkan gaun pernikahan yang melekat ketat ditubuhnya semakin membuatnya sulit untuk bernapas.

"Kak Cleo berhentilah mondar-mandir, kepalaku jadi pusing!" gerutu Baby.

"Ck, sudah berapa kali aku katakan panggil aku Cleo, tanpa kak! Kau lupa?" sahut Cleo tanpa menoleh sedikitpun pada kakak iparnya, karena fokusnya kini menatap pintu kamar hotel Presidential suite yang ditempatinya. Karena saat ini Cleo sedang berada di salah satu kamar hotel milik keluarga Arbeto, di mana sebentar lagi acara resepsi pernikahannya akan di adakan di ballroom hotel tersebut tepatnya di lantai lima.

Ya, sore tadi Cleo sudah resmi menjadi istri dari seorang Kenan Meyer. Acara sakral yang hanya dihadiri keluarga inti dari ke-dua belah pihak itu berjalan dengan lancar, meski sempat ada yang mengganjal di hati Cleo mengenai Ibu dan adik Kenan yang tidak hadir di acara tersebut. Dan saat Cleo menanyakan pada Kenan, pria itu hanya mengatakan Ibu nya tidak bisa datang, tapi adiknya akan hadir di acara resepsi mereka.

Cleo yang begitu terkejut saat mendengar penjelasan dari Kenan, menanyakan langsung pada Dad David tentang Ibu mertuanya yang tidak hadir di acara pernikahannya. Dad David pun menjelaskan bahwa orang tua Kenan sudah bercerai sangat lama, jauh sebelum Ayah pria itu meninggal dunia, dan Kenan selama ini hanya tinggal dengan adiknya. Semua penjelasan itu membuat Cleo mengerti dan tidak mempermasalahkan lagi mengenai ibu mertuanya. Justru Cleo merasa bahagia saat mengetahui Ibu Kenan tidak tinggal bersama anak-anaknya, karena itu artinya Cleo tidak akan tinggal satu atap dengan ibu mertuanya.

"Ck, usia kita itu berbeda jauh. Sudah seharusnya kau terima di panggil kakak dari pada aku panggil...."

"Panggil apa?" Cleo sontak menghentikan langkahnya.

"Aku panggil nenek," sahut Baby sambil tertawa keras.

"What?" Cleo yang kesal mendengar kata nenek, merebut cheese cake yang sedang di makan kakak iparnya itu.

"Ck, kembalikan cake milikku!" pinta Baby.

"Tidak mau," Cleo memakan cheese cake tersebut.

Baby yang melihatnya hanya bisa diam sambil mengumpat dalam hati. "Kau pasti sedang gugup?" tebak Baby saat melihat Cleo asik makan cheese cake miliknya. Karena wanita itu biasanya tidak akan menyentuh cake atau makanan manis jika tidak sedang setres atau cemas.

"Tidak," sahut Cleo dengan singkat.

"Kau tidak bisa berbohong. Lagi pula kau itu aneh sekali, saat acara ijab kabul kau terlihat tenang dan percaya diri. Tapi kenapa sekarang kau gugup? Sampai jalan mondar-mandir seperti itu."

"Aku—"

"Dan satu lagi! Aku itu merasa aneh, bukankah kalian sudah sah sebagai suami-istri. Tapi kenapa Kenan tidak diperbolehkan masuk ke kamar ini?" potong Baby dengan cepat. "Dan lihat gaun pengantin mu!" Baby menatap dari atas sampai bawah. "Kedua dadamu seperti berebut ingin keluar, lalu punggung mu ya ampun. Sepertinya gaun itu lebih cocok untuk acara pemilihan blue movie dari pada disebut gaun pengantin."

"What? Kau...."

Baby yang tidak ingin terkena amarah dari Cleo memilih lari ke luar dari tempat itu, dan saat membuka pintu dia terkejut melihat Ibu mertua dan kedua adik Cleopatra berdiri di depan pintu.

"Kau kenapa sayang?" tanya Mini.

"Tidak apa-apa, aku hanya terkejut." Jawab Baby sambil bersembunyi di belakang punggung ibu mertuanya.

Mini pun hanya menggelengkan kepalanya lalu masuk ke dalam kamar untuk menjemput putrinya, karena acara akan dimulai dimana Cleo akan menjadi ratu di pesta tersebut.