Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelet
Flashback
Uhukkk..... Uhukk.....
Ratna, terbatuk-batuk ketika makan dan keluar darah di mulut.
"Apa ini? Darah,kenapa ada darah? Uhuukkk.... Uuhukk... Ueeekk.... Ueeekk...". Ratna, tidak batuk berdarah saja. Tetapi muntah-muntah paku, sungguh menyakitkan baginya.
"Aaarghhh.... Sakkiiiiiit...kenapa ini? Sakiiitttt... Aaaarrgghh...Mbah! Uhuk...Uhukk...". Ratna, merasakan teramat sakit dan perih di tenggorokan. "Aaaaaa...Kenapa aku muntah paku? Tidaaaakkkk.....!". Teriaknya sekeras mungkin,dia merasakan ketakutan sekali.
Dia bergegas kediaman mbah Djan, untuk meminta bantuan.
20 menitan akhirnya Ratna, sampai di tempat tujuan. Dia menggedor-gedor pintu rumah,mbah Djan.
"Mbah, tolong saya! Tenggorokan saya sakit dan perih,mbah. Tolong,mbah!". Pinta Ratna, memohon kepada mbah Djan. "Saya muntah darah dan paku,mbah. Tolong saya Mbah!".
"Ilmu pelet itu, tidak ampuh terhadapnya. Kini ilmu hitam,kembali kepada mu. Bukankah aku sudah memperingati mu, wanita ini tidak sembarangan. Tetapi,kamu bersikukuh untuk mengirimkan pelet kepadanya". Tegas Mbah Djan,yang menggeleng kepalanya.
"Apa dia memiliki pelindung, Mbah? Dia bukan wanita-wanita lainnya, bahkan tidak berhijab. Aku yakin sekali,dia wanita biasa saja. Mbah, tolong aku. Sakit sekali tenggorokan,". Ratna, menangis kesegukan meratapi nasibnya.
Ratna,dendam kepada seorang wanita cantik. Mampu meluluhkan hati seorang pria, idamannya. Ingin menyingkirkan wanita itu, dengan mengirimkan pelet Mbah Djan. Namun pelet mbah Djan, tidak ampuh dan kembali ke Ratna.
"Aku bisa membantu mu,Ratna. Asalkan carikan aku tumbal seorang wanita,paham!". Mbah Djan, selalu memanfaatkan pelanggannya.
"Tumbal,mbah! Tapi,aku tidak bisa melakukannya. Bagaimana caranya mbah, beritahu aku?" Pinta Ratna, tenggorokannya sangat sakit dan menyiksa dirinya. Ini adalah jalan satu-satunya,dia tidak mau mati sekarang.
"Cari sendiri,bawa dia kehadapan ku. Secepat mungkin, kamu mencarikan tumbal seorang wanita. Minumlah cairan di botol ini, untuk menahan rasa sakit sementara. Jika tidak berhasil dalam 2 mingguan, siap-siap nyawamu melayang". Ucap Mbah Djan, tersenyum smrik.
Ratna, mengangguk pasrah dan berusaha mencari tumbal mbah Djan. Kebetulan sekali Devi, meminta bantuan untuk mendapatkan Alfan.
Alfan, memiliki jabatan sebagai manager keuangan.Devi,jatuh cinta dengan pandangan pertama. Berusaha mencari perhatian,namun gagal.
Akhirnya Ratna, membantunya dan meminta Mbah Djan. Agar Alfan,jatuh hati kepada temannya Devi. Padahal dia juga menyukai atasannya itu, Alfan.
Ilmu kesaktiannya mbah Djan, akhirnya bisa mengendalikan Alfan. Lalu, Alfan dan Devi saling mengatakan cinta dan menikah. Devi,merasa sangat bahagia, mendapatkan seorang suami. Walaupun memiliki istri, baginya tidak masalah. Devi,mana mungkin bisa mendapatkan Alfan jika tak di bantu Ratna.
Dari situlah Ratna, menargetkan Devi menjadi tumbalnya. Rencananya berjalan dengan lancar, sedikit demi sedikit.
Tiba waktunya Ratna, memberikan saran untuk menyingkirkan ibu mertuanya. Sungguh Ratna, semakin bahagia dan mendapatkan pujian dari mbah Djan.
"Bagaimana mbah, kinerjaku? Anda, mendapatkan tumbal seorang wanita 2 sekaligus. Ingatlah mbah, memberikan persenan dan janji Mbah". Ratna, tersenyum dan mendekati Mbah Djan.
"Wahahahahhaha....Aku tidak sia-sia, menjadikan dirimu seorang muridku. Baiklah,akan aku kabulkan muridku. Satu lagi yang harus di penuhi,". Mbah Djan, melepaskan pakaiannya.
"Oh,aku tidak akan menolaknya Mbah". Ratna, antusias dan semangat untuk merelakan tubuhnya di nikmati seorang dukun.
"Hahahahha.... Hahahhaa...!" Mbah Djan, tertawa terbahak-bahak dan menikmati setiap lekukan tubuh Ratna.
"Aaahhhh... Ssshhhhttt...Mbah, kau memang pintar membuatku melayang". Ratna, memuji keperkasaannya mbah Djan.
"Aku menginginkan temanmu,yang 1 itu. Siapa namanya, Ratna?". Mbah Djan,tergiur dengan Sella.
"Dia Sella,mbah. Tapi,dia tidak berniat untuk melakukan sesuatu yang berbau ilmu hitam". Jawab Ratna,merem melek menikmati permainan mbah Djan.
Baiklah,aku buktikan dia akan bertekuk lutut dan menjadi tumbal mu selanjutnya Ratna.Batin mbah Djan, menyunggingkan senyumnya.
Flashback off
**************
Ceklekk...
Devi, sudah sampai di rumah ibu mertuanya.
"Akhirnya kamu pulang juga,gimana jalan-jalannya? Asyik,hmmm...". Adelia, tersenyum smrik.
Sialan kamu,mbak. Lagipula mana ada yang mempercayai ucapan mu,ck.Batin Devi, tersenyum kecil. "Maksudnya jalan-jalan apa,mbak? Jangan menuduhku sembarangan loh,aku lembur kerja.Mana mas Alfan, mobilnya tidak ada? Gak mungkin kan,mbak tidak tahu".
Brakkk
Bu Norma, menggebrak meja dan menatap tajam ke arah menantu keduanya itu. "Berani sekali kamu berbohong kepada ku,ha! Kamu kira aku tidak tahu apa-apa,ck. Lantas siapa yang jalan-jalan di mall,bersama teman wanita mu. Sedangkan aku memberikan tugas, untuk belanja bulanan bersama Alfan. Tetapi,kamu abaikan begitu saja. Menantu tidak becus kamu, Devi!". Teriak ibu mertuanya, membuat Devi gelabakan karena ketahuan berbohong.
Kurang ajar sekali, wanita tua ini. Tenanglah kali ini aku di marahi habis-habisan,jika racunnya beraksi. Aku akan membalasnya,jauh lebih parah lagi. Darimana ibu tahu,apa mas Alfan memberitahunya? .Batin Devi, mengepalkan tangannya dengan erat. "Maafkan aku bu,aku lembur kerja tadi. Tapi, setelah selalu baru jalan-jalan. Tanyakan saja,kepada mas Alfan".
"Setiap kamu berbohong kepada ku, nafkah dari Alfan akan di potong. Untuk efek jera terhadap mu, tidak seenaknya sendiri". Tegas bu Norma, melotot sempurna.Devi, tertunduk kepala dan menahan diri.
Adelia,membawa ibu mertuanya ke dalam kamar. Sudah cukup untuk memberikan pelajaran kepada adik madunya, sangat puas dan menyenangkan baginya.
"Cuman kamu Adelia,mantu ibu yang baik. Makanya ibu, tidak mau kehilangan mu". Kata bu Norma, tersenyum kecil.
Iya,aku memang mantu kesayangannya ibu. Karena bisa di bodohi dan dimanfaatkan oleh mu. Tenang saja bu, aku tidak selamanya bodoh.Batin Adelia, tersenyum sumringah. "Ibu,bisa aja memujiku. Tanpa ibu,aku bukan siapa-siapa di rumah ini. Bisa jadi gelandangan aku,di usir mas Alfan".
"Selagi ada aku,kamu tidak akan kemana-mana. Adelia,6 juta perbulan sangat banyak. Bisakah di kurang lagi 3 juta, bagaimana?". Bujuk bu Norma, membujuk mantunya. Aku berusaha keras untuk membujuk, Adelia. Enak saja mau menikmati uang anakku,karena aku lumpuh seperti ini. Tidak bisa berbuat apa-apa,sial,sial.
Adelia tersenyum smrik, sampai kapan pun. Pastilah ibu mertuanya,akan membujuk dirinya. Uang bulanan pasti akan berkurang,bisa jadi tidak di bayar sama sekali. "Apa ibu,lupa? Jika di kurang 1 rupiah pun,aku akan pergi dari rumah ini. Tidak memperdulikan bagaimana keadaan,ibu? Ada Devi, istri mas Alfan yang di cintainya". Jawab Adelia, dengan santainya.
Bu Norma,marah padam dan kesal. Karena Adelia, lagi-lagi mengancamnya dengan meninggalkan dirinya. "Hehehehe...Ibu cuman bercanda, Adelia".
"Bercanda atau tidaknya,aku tidak tau main-main bu. Karena ibu dan mas Alfan, menggajihku. Makanya betah di sini,kalau tidak aku ogah". Kata Adelia, menyiapkan selimut untuk ibu mertuanya. "Tidurlah sudah larut malam, sebentar lagi mas Alfan pulang. Aku sibuk untuk membereskan belanjaan".
Bu Norma, mengangguk dan patuh kepada menantunya. Walaupun di hatinya memaki habis-habisan,Adelia. Sudah berani mengancam dirinya,lalu memanfaatkan uang anaknya.