Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Mansion utama.
"Kak B mana?" tanya Baby pada kakak iparnya, setelah masuk ke dalam kamar pribadi pasangan suami-istri tersebut.
"Kakakmu tentu saja ada di kantor, memangnya kenapa?" tanya Tita yang tengah menyadarkan tubuhnya di headboard tempat tidur.
"Kak B di kantor? Aku kira dia ada di mansion?" Baby segera mengambil ponselnya untuk menghubungi sang kakak, ia ingin menanyakan ada hal penting apa sehingga dirinya dijemput pulang oleh Alex. "Kak ada apa menyuruhku pulang?" tanya Baby setelah panggilan teleponnya diangkat.
"Tidak ada apa-apa." Jawab Boy yang saat ini tengah sibuk membaca berkas laporan yang baru saja di berikan oleh Liam.
"Tidak ada apa-apa? Oh my God kak, tahu begitu aku tidak ikut pulang bersama Alex." ketus Baby dengan wajah yang kesal, padahal Boy tidak akan melihat kekesalan di wajah Baby karena saat ini mereka tengah berkomunikasi lewat ponsel.
"Begini saja, karena kau sudah pulang tolong jaga kakak ipar mu!" Boy menutup berkas yang sedang dibacanya.
"Apa?" pekik Baby dengan wajah yang terkejut.
"Ingat jangan sampai kakak ipar mu lecet sedikitpun!" setelah mengatakan hal tersebut Boy menutup sambungan ponselnya.
"Tapi kak—" Baby menatap ponselnya yang ternyata sudah mati, karena terlalu kesal ia pun mengumpat kata-kata kasar untuk kakaknya itu tepat di depan layar ponselnya.
Membuat Tita mengerutkan keningnya saat melihat tingkah aneh adik iparnya itu, yang sebelas dua belas seperti Boy Arbeto suaminya.
"Baby kau baik-baik saja?" tanya Tita saat melihat adik iparnya itu sudah lebih tenang dan tidak marah-marah lagi seperti tadi.
"Aku baik-baik saja, yang tidak baik-baik itu suami kakak." Gerutu Baby sembari mengatur napasnya yang naik turun karena terlalu emosi.
"Memangnya B kenapa?" Tita mulai merasa cemas dengan keadaan suaminya. "Apa B terluka?"
"Tidak kak, suamimu itu baik-baik saja. Hanya saja sikapnya sangat menyebalkan." Baby merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, tepat di samping kakak iparnya.
"Ish kau itu membuat aku khawatir saja," Tita menepuk bahu Baby. "Lagi pula kau yang aneh, masa baru tahu kalau kakak mu itu menyebalkan." Sahut Tita sembari tertawa.
Baby pun ikut tertawa, lalu di detik berikutnya ia menghela napasnya dengan kasar saat teringat kembali perkataan pedas dari Agam Mateo.
"Kau kenapa?" tanya Tita saat mendengar adik iparnya itu menghela napasnya.
"Tidak apa-apa," Baby mencoba menutup kedua matanya untuk menghilangkan lelah di hati dan pikirannya.
"Oh ya Baby, apa kau sudah tahu kemarin malam kakakmu itu memukul A?" sejak pagi Tita ingin sekali menyampaikan berita tersebut, tapi karena bangun kesiangan ia tidak punya kesempatan untuk memberitahu Baby.
"Apa? Kak B dan A berkelahi?" Baby yang terkejut langsung mendudukkan tubuhnya.
"Ya, dan kejadian itu hanya diketahui aku, kakakmu, A, dan Liam. Saat itu Liam yang membawaku ketempat perkelahian tersebut untuk menghentikan mereka berdua." Tita teringat kembali kejadian malam itu dimana Boy memukul tubuh Agam dan dua kali di wajah pria itu.
Baby terdiam setelah mendengar perkataan Tita, karena kini ia tahu apa penyebab memar di wajah pria tampan itu. "Apa kak Tita tahu kenapa mereka berkelahi?" tanya Baby.
"Aku tidak tahu, karena saat aku bertanya pada keduanya mereka hanya diam saja." Jawab Tita dengan jujur. "Kira-kira menurutmu apa penyebabnya?"
"Mana aku tahu kak." Baby berdiri dari duduknya.
"Kau mau kemana?" tanya Tita saat melihat adik iparnya ingin pergi dari kamarnya.
"Aku ingin istirahat di kamarku." Baby berkata dengan bohong, karena yang sebenarnya ia ingin pergi ke perusahaan Dimitri. Corp. Baby ingin bertanya pada Agam kenapa kakaknya memukul pria itu. Karena jika ia bertanya pada Boy Arbeto pasti kakaknya tidak akan mau memberitahunya.