Cukup Satu Kali
Seorang wanita cantik, mengenakan pakaian daster bermotif bunga. Menghapus air matanya dengan kasar, bahtera rumah tangga baru beranjak 3 tahun. Kini sang suami datang dinas dari luar kota,malah membawa istri baru lagi.Suasana sedari tadi masih menegang, sesekali bersuara.
Adelia,yang berumur 25 tahun. Bukan wanita karir, melainkan ibu rumah tangga dan mengurus ibu mertuanya yang sudah lumpuh. Kedua orangtuanya sudah meninggal dunia,sejak 13 tahun yang lalu.
Selama Tiga tahun, Adelia mengabdi kepada keluarga suaminya. Ikhlas dan sabar, mengurus sang ibu mertua yang berbaring lemah di atas ranjang. Jika kemana-mana harus menggunakan kursi roda,susah payah Adelia mengangkat tubuh ibu mertuanya.
Akan tetapi, inikah balasannya dari sang suami. Dia rela menghabiskan waktunya, mengurus rumah tangga dan ibu mertuanya. Meninggalkan duniawi, sekedar liburan untuk membuang pikiran.Namun sang suami, mengkhianati pernikahan mereka.
Adelia, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ketika sang suami mengatakan, wanita di sampingnya adalah adik madunya.
"Dek, kenalkan adik madumu. Namanya Devi,akan tinggal bersama di rumah ini". Ucap sang suami, tidak memikirkan perasaan yang sakit.
Adelia, mengangguk kepala. Dia berusaha tenang dan tidak mengamuk-ngamuk seperti wanita lainnya, harus berpikir jernih. Di sisi lainnya, tidak mungkin untuk diam saja.
Matanya tertuju kepada adik madunya, tersenyum manis. Wajahnya sangat bersih, putih,mulus, bibir tebal, badannya langsing, rambut panjang terurai bebas, berpakaian seksi. Wanita inikah yang mampu menggoyahkan, iman sang suami.
Tidak seperti Adelia,yang banyak kekurangannya. Tidak bisa mengurus diri,sibuk dengan pekerjaan rumah dan ibu mertuanya. Jika ada waktu senggang,dia lebih memilih istrirahat karena kelelahan.
Beralih ke arah suaminya,yang bekerja di perusahaan dan memiliki jabatan bagus. Gajihnya lumayan besar,rahang yang keras, berwajah tampan, kulit bersih, berpakaian rapi, postur tubuh yang bagus. Siapapun yang memandanginya, sudah pasti tergoda. Walaupun sudah memiliki seorang istri, yang baik dan perhatian kepadanya.
Alfan, memandang istrinya yang nampak biasa saja. Tidak seperti wanita lainnya,yang mengamuk-ngamuk dan memaki habis-habisan terhadap suami.
Ada rasa lega di hatinya, karena istri pertamanya tidak bersifat bar-bar. Ada senyuman manis,terbit di sudut bibirnya. Merangkul pundak istri barunya itu, mereka berdua saling pandang.
Inilah hati seorang istri, hatinya sudah terluka lebar. Air mata yang mengalir deras, mulutnya kelu tak bisa berkata apa-apa lagi cuman bisa tersenyum.
"Mas Alfan,seringkali bercerita tentang mbak. Kalau Mbak,orangnya memang baik dan aku salah menilai. Awalnya takut Mbak, untuk ke sini. Tapi,di bujuk sama mas Alfan dan bertemu dengan mbak". Ucap wanita itu, tersenyum manis.
Lagi-lagi Adelia, mengangguk kepalanya. Hatinya terasa teriris-iris, rupanya sang suami sering menceritakan tentang dirinya. Ada senyuman smrik, di sudut bibirnya.
"Dek,mas janji akan memperlakukan adil terhadap kalian". Ucap Alfan, sungguh menjijikkan sekali di telinga Adelia.
Sang ibu mertua yang duduk di kursi roda, menggenggam jemari menantunya itu. "Nak Adelia, Maafkan ibu yang gagal mendidik anak. Ibu, sangat tau jika kamu tersakiti".
"Dek, maafkan aku sudah berbohong kepada mu. Diam-diam menikah lagi, sungguh aku tak bermaksud apa-apa. Aku takut jujur dek,takut kamu marah. Cintaku kepadamu, tidak akan pernah hilang. Mas, mencintai kalian berdua". Alfan, menghapus air mata istri pertamanya itu.
"Benar mbak,kami saling mencintai. Tolong restui lah cinta kami berdua,membina rumah tangga sama-sama". Devi,membuka suaranya.
Tangan Adelia,mengepal erat dan ingin meluapkan amarah dan sakit hatinya. Lagi-lagi dia mengurungkan niatnya, tau mau membuang energi.
Sebesar apapun dia meluapkan amarahnya, memaki habis-habisan. Tetap,tak akan mengubah keadaan saat ini. istri mana yang sudi di madu, beribu-ribu janji untuk berbuat adil. pastilah istri pertama yang merasakan sakit hati,luar biasanya. Apa lagi mereka tinggal 1 atap rumah ini, sungguh luar biasa bukan. Hati istri mana yang sanggup, untuk bertahan lebih lama.
"Dek, bicaralah dengan tenang. Jangan diam seperti ini,". pinta sang suami, memohon.
"Bicara apa,mas? Apapun yang aku lakukan, tidak mengubah keadaan saat ini. Lalu,aku harus mengatakan apa? Sakit hati,terluka, kecewa,marah,dan apa lagi! Sudah pasti kamu tahu kan,mana mungkin tidak mengetahuinya. Buang saja mas,rasa cintamu kepadaku. Jika kamu memang mencintai ku,mana ada yang kedua". Akhirnya Adelia, bersuara. sekuat tenaga menahan air matanya, dadanya terasa sesak sekali.
"Maafkan mas,dek. Aku tidak bermaksud,". Lirih Alfan, menyentuh tangan istri pertamanya.
"Bawa dia istrirahat mas, pasti kalian lelah menempuh perjalanan jauh". Pinta Adelia, memandang tajam ke arah suaminya. "Tenang saja mas,ibumu sudah membereskan kamar tamu untuk kalian berdua. Berbuat baiklah kepada ibu mertuamu, beruntung sekali karena dia perhatian kepada mu. Tidak sepertiku,yang tiap hari mengurusnya. Namun apa imbalannya,sakit hati yang ada". Kata Adelia,menyeka air matanya.
Devi, tertunduk sedih dan menggoyangkan lengan suaminya. "Mas,aku merasa bersalah dengan mbak Adelia". Bisiknya pelan,masih terdengar oleh Adelia.
"Sudahlah jangan memikirkan hal itu, lama-lama mbakmu akan baik kok. percayalah kepada ucapan mas,". Bujuk Alfan,kepada istri keduanya.
"Fan,bawa Devi ke kamar tamu. Adelia,biar ibu yang mengurusnya. Keluarlah nanti,ketika makan malam bersama". Ucap sang ibu mertua, tersenyum manis.
Adelia, tersenyum manis mendengar ucapan ibu mertuanya. Apakah benar ibu mertuanya, mengetahui pernikahan anaknya? Sedangkan dirinya, tidak mengetahui sama sekali.
"Ini uang dek, masaklah yang enak. Jangan lupa masak kesukaan ku,cuman masakan mu yang enak tidak ada duanya. Permisi dulu bu,mau istirahat dulu". Alfan, mengeluarkan uang 3 lembar berwarna merah. Sebelum pergi meninggalkan ruang tamu,ada cekikikan tertawa antara mereka berdua.
"Adelia, cepat belanja sana. Jangan lupa mandikan ibu, setelah pulang nanti. Sudah gerah sekali ini,anak ibu lelah bekerja dan jangan ganggu mereka. Jangan lupa masak yang enak,yah. Kamu memang mantu kesayangannya ibu,". Bu Norma, mengelus lembut pundak menantunya. "Adelia,jangan diam terus-terusan. Suami menikah lagi, tidak masalah jika dia mampu. Alfan,akan berbuat adil terhadapmu. Jika tidak adil,ibu yang memarahinya".
Adelia, mengambil uang di meja dan beranjak berdiri. Tanpa sepatah katapun,dia meninggalkan ibu mertuanya.
"Lihatlah mas,apa yang aku lakukan setelah ini. Kamu mulai bermain api di belakang ku,aku juga bisa mas". Gumam Adelia, menghapus air matanya. "Tidak akan tinggal diam,aku bisa melakukan apapun. Mulai detik ini,aku bukan Adelia yang selalu menurut perkataan mu. Sudah waktunya aku bebas dan bangkit,tanpa mematuhi perkataan mu".
Adelia, tersenyum sumringah dan berjalan ke warung. Dia cekatan membeli sayur dan ikan basah, berniat untuk memasak kesukaan suaminya. Ini adalah masakan terakhir kalinya, tidak sudi mengabdi keluarga suaminya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
DewitaDoank
mampir
2023-11-19
0
ririn
suka dgn wanita yg tangguh
2023-07-23
0
Uthie
Wahhh.. awal cerita yg menarik ini 👍👍👍👍😏😏
2023-07-07
0