Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Kamu ngapain masuk ke kamar ini?"Tanya ibu tiri Laura.
"Ya saya mau tidur sama ibu lah,kan kita udah nikah,dulu belum nikah aja,kita udah olahraga bareng di kasur,tuh hasilnya,ada didalam perut ibu."Jawab Dika.
"Saya lagi gak bercanda ya Dika,ngapain kamu ke kamar saya?,kamar kamu kan bukan disini."Balas ibu tiri Laura.
"Ibu...yang sekarang udah jadi istri saya,dimana-mana suami istri itu tidurnya sekamar,lagian saya rindu sama ibu."Balas Dika,memegang lengan ibu tiri Laura.
"Menolak suami itu dosa loh."Ucap Dika lagi.
"Apasih...saya lagi malas Dika,kalo pun ada yang harus di salahkan,salahkan saja anak kamu yang ada di dalam perut saya ini".
"Semenjak ada dia,saya sering merasa cepat lelah,udahlah,kamu keluar aja,tidur di kamar kamu sendiri".
"Gak,saya gak mau,kita itu suami dan istri,harus tidur sekamar."Tolak Dika.
"Oke...tapi kamu tidur di sofa,semenjak hamil,saya gak suka sempit-sempit tan."Balas ibu tiri Laura.
Dika pun akhirnya mengalah,ia mengambil bantal dan juga selimut yang ada di kamarnya,membawa nya masuk ke dalam kamar ibu tiri Laura.
Ibu tiri Laura,mengintip Dika dari balik selimutnya,entah kenapa,rasanya ia enggan sekali disentuh lagi oleh Dika.
Malam ini dirinya selamat,tapi sampai kapan ia akan menghindari Dika.
Ibu tiri Laura berfikir keras,alasan apa lagi yang akan ia gunakan,untuk menghindar dari Dika.
Pagi hari nya...
"Dika bangun...bangunnnn."Ibu tiri Laura,mengguncang-guncang tubuh Dika.
"Apasih buu,saya masih ngantuk,jangan ganggu saya."Jawab Dika,menghempaskan tangan ibu tiri Laura.
"Gak bisa!,kamu harus bangun,tidak mencari pekerjaan bukan berarti kamu bisa bersantai-santai dirumah saya yaa".
"Suami yang baik itu,membantu meringankan pekerjaan istrinya,apalagi istrinya sedang hamil muda."Ucap ibu tiri Laura.
"Kenapa harus saya?,bibi kan ada,itu sudah tugas bibi,percuma ada bibi,tapi gak ngapa-ngapain."Protes Dika,matanya masih tertutup.
"Bibi sudah tidak bekerja lagi dirumah ini,tabungan saya bisa habis,kalo tiap bulan harus gaji bibi,apalagi kamu belum berguna."Balas ibu tiri Laura.
"Banguuunnn."Ibu tiri Laura menarik paksa,selimut yang menutupi tubuh Dika.
"Iya-iya saya bangun,huuuuhhhh!".
"Bikinkan dulu saya kopi."Ucap Dika.
"Hmmm..."Jawab ibu tiri Laura,setelah itu dirinya berjalan keluar kamar.
Bukannya bangun,Dika justru melanjutkan tidurnya lagi,ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Ya Allah...baru menikah sama Dika,belum setahun atau 2 tahun,udah kaya gini,gimana nanti,entahlah,bisa-bisa saya mati berdiri."Lirih ibu tiri Laura,sambil mengaduk kopi panas yang ada di cangkir kecil.
Ibu tiri Laura pun membawa cangkir kopi tersebut ke meja makan,ia menunggu Dika,sambil menikmati roti tawar yang di oles selai strawberry.
Sesekali ia melihat ke arah kamarnya,karena Dika belum juga keluar.
"Hmmm...dasar suami gak berguna,pasti dia tidur lagi."Gerutu ibu tiri Laura sambil berjalan ke arah kamarnya.
Dan benar saja,saat ia membuka pintu kamarnya,ia melihat Dika yang tidur lagi,menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Udahlah saya malas mau bangunkan kamu lagi,Dika..."Kali ini kamu lolos,saya biarkan kamu istirahat selama 2 hari,setelah itu,kamu harus bekerja."Lirih ibu tiri Laura.
Ia menutup kembali pintu kamarnya,dan berjalan lagi ke arah ruang makan.
Beberapa jam kemudian...
Dika terbangun pukul 2 siang,ia merasakan lapar,bahkan perutnya pun berbunyi.
"Jam berapa ini?,kenapa aku laper banget."Lirih Dika,dengan mata yang belum terbuka sempurna.
Ia langsung berjalan keluar kamar,menuju ruang makan.Dan membuka penutup makanan yang ada di atas meja makan.
"Ibuuuuuuuu...ibuuuuuuu."Teriak Dika.
Ibu tiri Laura yang mendengar teriakan Dika pun bergegas menghampiri Dika.
"Kenapa teriak-teriak?,ini bukan hutan!"Balas ibu tiri Laura.
"Kenapa gak ada makanan?,ibu gak masak?,terus ngapain aja?"Tanya Dika,dengan nada bicara yang sedikit lebih tinggi.
"Saya lapar bu,gimana sih jadi istri,suaminya bangun,mau makan,harusnya ada makanan,ini gak ada apapun".
"Bisa yaaa,ayah Laura dulu mau menikah sama istri modelan kaya ibu gini,pantes aja di rumah ini ada bibi,ternyata begini toh aslinya ibu."Celoteh Dika.
Plaakkkkkk,ibu tiri Laura langsung menampar Dika.
Dika meringis memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh ibu tiri Laura
"Kamu jangan kurang ajar ya!,jangan bawa-bawa mendiang ayah Laura,dia beribu kali lipat jauh lebih baik dari kamu,asal kamu tau!".
"Sebelum menghakimi saya,kamu ngaca dulu dong!,sebagai suami,sudah ada fungsi nya belum?!".
"Kamu liat tuh jam berapa sekarang?!"Ibu tiri Laura menunjuk jam yang menempel di dinding.
"Kamu saja tidak menjalankan fungsi kamu sebagai suami,terus kamu nuntut saya,gitu?".
"Kalo memang kamu punya rasa tanggung jawab terhadap istri dan juga anak kamu yang ada di dalam perut saya ini,tidak ada alasan apapun,kamu akan semangat mencari kerja,Dika!".
"Ini pake alasan baru keluar dari penjara lah,inilah,itulah,kalo kamu mau berusaha,kamu bisa kerja jadi apapun".
"Saya gak perduli,yang penting halal dan kamu bisa menafkahi saya dan juga anak kamu ini."Ibu tiri Laura menunjuk perutnya sendiri.
"Kamu berharap apa sama saya?,kamu fikir saya masih bucin sama kamu seperti dulu?,terus saya nurut aja sama semua ucapan kamu,gitu?".
"Tidak Dika,saya sudah menyadari banyak hal beberapa waktu ini,salah satu nya adalah tentang kamu".
"Saya bukan wanita yang lemah,Dika".
"Bahkan jika kamu memutuskan untuk pergi dan tidak mau bertanggung jawab terhadap anak ini,silahkan kamu pergi,tapi saya akan meminta Laura untuk memasukan kamu kembali ke dalam penjara".
"Saya gak rela,kamu bebas berkeliaran,tapi kamu tidak mau bertanggung jawab dengan anak kamu."Ucap ibu tiri Laura.
Ibu tiri Laura,langsung pergi dan meninggalkan Dika begitu saja.
"Aaaaaarrrghhhhh..."Teriak Dika,sambil membuang semua alas makan yang ada di meja makan.
"Jangan merusak properti yang ada di rumah ini,semua itu tidak di beli dengan uang kamu."Teriak ibu tiri Laura.
Dika langsung menjatuhkan dirinya,duduk di kursi dan meremas kasar rambutnya sendiri.
"Sialan!"Maki Dika.
"Maju salah,mundur juga salah."Lirih Dika lagi.
"Kenapa hidup aku jadi kaya gini sih,ya Allah..".
Dika meraup kasar wajahnya,ia tidak tau harus berkata apa lagi...