Ketika Nona Arogan Berubah

"Aku tidak tau apa-apa.Ya aku tidak tau apa-apa,kak Alga dan papa pasti mereka pasti masih menyayangi ku",gumam Celine meremas jemarinya sebelum akhirnya memeluk lengan Alga.

Alga sedikit tersentak dari semua keterdiaman nya dengan situasi saat ini, matanya menoleh pada Celine adik kesayangannya yang saat ini tampak ketakutan dan raut wajahnya yang begitu menyedihkan.

"Kak,sumpah aku tidak tau apapun", ucapnya menggelengkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tahu,aku tidak menyalahkan mu ini semua salahnya!", ternyata kasihsayang Alga sudah begitu besar pada Celine,dan untuk ibu tirinya itu ia tidak bisa mentolerir kelakukannya.

"Kak pa tolong jangan buang aku",isaknya melihat ke arah Alvarez yang saat ini juga melihatnya namun hanya sekilas saat tatapan pria paruh baya itu kembali pada pria asing yang saat ini bersama Alana,tapi melihat tatapan sang papa barusan ia sangat yakin kalau papanya juga masih sama seperti Alga yang menyayanginya,bagaimana tidak ia sudah tinggal bersama mereka sejak usianya 2 tahun.

Sementara Alana meminta Daniel untuk segera pergi mendapatkan pertolongan pada punggungnya yang terkena air keras, bagaimanpun air keras sangat berbahaya jika terkena kulit, dan ia akan merasa sangat bersalah jika terjadi apa-apa pada pria itu.Alana cukup merasa lega karna akhirnya pria bernama Daniel itu melepaskan genggamannya yang cukup erat.

Setelah kepergian Daniel dengan dua anak buahnya,yang memang sudah ada di pesta itu sejak awal namun tak ada yang menyadarinya.Daniel juga memilih diam saja di kursi tamu yang tak jauh dari panggung utama bersama dengan dua anak buahnya.awalnya ia akan segera pergi namun ketika seorang gadis dengan kostum berbeda di antara yang lain yakni dress hitam muncul,ia cukup terkesima terlebih ia tahu siap gadis itu sehingga ia memilih untuk tetap berada di sana,tatapannya tak beralih dari Alana si dress hitam sejak awal Alana beraksi dan ia cukup kagum dengan keberaniannya.Saat Alana menampar Zahra ia beralih pada perempuan paruh baya itu melihat dengan tatapan tajam jika wanita itu membalas,hingga ia melihat wanita paruh baya itu segera pergi dan kembali lagi dengan waktu cukup cepat, tatapannya yang intens bisa melihat ketika Zahra menyembunyikan sesuatu di belakangnya hingga ketika ia melihat botol di belakang wanita itu,tanpa berfikir panjang ia segera melangkah cepat ke panggung utama dan memeluk Alana sebelum air itu menghancurkan wajah cantiknya.

***

Ketika Daniel dan kedua anak buahnya pergi,kini suasana kembali menegangkan meskipun bisikan-bisikan para tamu yang masih membahas seorang Daniel lingga yang mereka lihat hari ini.

Alvarez dengan kecemasannya dan kekalutannya,kini mengambil mikrofon,"Maaf semuanya pesta hari ini sampai di sini saja, terkait masalah malam ini saya akan melakukan

"Tidak,ada hal yang ingin saya perlihatkan lagi!",Alana berbicara lantang berbalik menatap para tamu.Karna ruangan itu yang memang menggema jadi suara Alana menjadi begitu terdengar hingga pada para tamu yang di sudut ruangan.

"JANGAN ADA YANG PERGI!,"Chairul berbicara lebih besar dan lantang.

"Apa lagi mau mu Alana!,"di liputi emosi yang begitu besar dan siap-siap meledak dengan semua yang terjadi hari ini, Alvarez menatap nyalang pada Alana.

"Alana sudah cukup,aku tahu ibu ku salah dan patut untuk di hukum karna perbuatannya yang sudah tidak bisa di maafkan,tapi tolong berikan sedikit muka untuk papa, sudah cukup kamu memperlakukan papa Alana di depan para tamu!",Celine maju ke depan Alana dan berbicara dengan begitu lembut dan bijak,ia juga menggagam tangan Alana dengan mata berkaca-kaca,"Aku minta maaf Al,karna mama ku hampir mencelakai mu"

Alvarez merasa tersentuh,ia tidak menyangka Celine berkata demikian.

Chairul berdecak dan menepis tangan Celine kasar,"Kata maaf tidak ada gunanya!"

Aldi menatap Celine tak suka.Dari ucapan Celine terdengar menyalahkan memojokkan Alana seolah Alana melakukan hal yang salah,tapi baginya pribadi kedatangan Alana saat ini adalah sebuah berkat dimana kebusukan ibu tirinya yang ia hormati dan bahkan ia sayangi ternyata seorang penipu dan pembunuh kakeknya yang ia dan semua orang kira memang meninggal karna stroke.

Alga hanya diam saja,ia sama sekali tak berniat membela Alana dan juga tidak ingin mendukung ucapan Celine,namun tentu saja ia akan selalu berada di sisi Celine.

"Tidak perlu bersikap seperti itu, menjijikkan",sarkas Alana menatap Celine yang saat ini memegangi tangannya yang di tepis oleh Chairul.

"Alana aku tidak tau apa-apa,ibu tak pernah memberitahukan apapun pada ku,ayah aku murni tidak tahu apa-apa",kini Celine terisak-isak dan memeluk lengan kekar Alvarez yang langsung mendapatkan usapan di punggungnya."Aku benar-benar tidak salah,papa pasti mempunyai kasih sayang yang besar padaku,"

Alana berdecih melihat pemandangan menjijikkan,Celine masih sempat-sempatnya membuat drama di saat-saat seperti itu.

Sementara Zahra menatap Celine dengan tatapan mendelik,ia tidak percaya putrinya itu tidak berada di pihaknya bahkan sedikitpun tidak ada membelanya,bahkan mengatakan tidak tau apa-apa?.Tapi ia tidak bisa egois,ia tidak mungkin membawa putrinya itu ke dalam penderitaan karna bagaimanapun ia sangat menyayanginya,jadi meskipun suaminya itu nantinya tidak percaya dengan ucapannya dan terus menyalahkannya.Ia akan berkorban untuk itu.

"Video selanjutnya,"muak Alana pada seseorang di balik earphonenya,kemudian berbalik hingga berhadapan dengan Chairul,"Aku muak,kau urus semuanya,"

"Baik nona"

"Alana kau mau pergi kemana?,"tanya Aldi ingin mengejar Alana agar adiknya itu tidak pergi,tapi polisi akan segera datang dan ia masih harus menahan Zahra agar tidak kabur.

Alana tak mempedulikan panggilan Aldi,ia berlalu pergi meninggalkan kekacauan itu, hingga saat ia mulai mendengar bisikan-bisikan menjijikkan,ia yakin kalau video kedua telah di putar.

video lain di putar pada layar lebar itu,hingga semua orang kaget dan menatap jijik dimana seorang gadis yang sejak awal mereka Kagumi karna kepolosan dan keluguannya ternyata berbanding terbalik pada video saat ini.

Tubuh Celine menegang bahkan tiba-tiba tubuhnya terasa dingin,"Tidak mungkin, tidak mungkin, bagaimana bisa?"

"Ayah itu bukan aku,"cicitnya perlahan menatp wajah Alvarez yang memerah.

"SIALAN, MANUSIA-MANUSIA JALANG MEMALUKAN!!!!!!!!

***

Alana terkekeh sinis ketika samar-samar mendengar teriakan frustasi ayahnya dari dalam ruangan di belakangnya."Aku tidak ingin menjadi Alana yang dulu!,"ucapnya dengan wajah yang begitu dingin.

"Alana!"

Langkah Alana terhenti ketika mendengar namanya di panggil,hingga ia mendegus kesal ketika melihat pria itu adalah Rafael.Saat ia akan kembali melanjutkan langkahnya Rafael tiba-tiba sudah ada di belakangnya dan menangkap tangannya.

"Al,aku mohon berikan aku kesempatan!"

"CK,kesempatan apa?"

"Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya Al,aku tidak masalah jika memang kau belum bisa menerima ku jadi tunangan atau kekasih mu,tapi tolong biarkan kita menjadi teman"

"Aku tidak tertarik,"Ya Alana memang tak tertarik sedikitpun,bayangan-bayangan wajah pria itu yang begitu dingin dan penuh kebencian ketika menatapnya saat sebelum kematiannya begitu membekas hingga sampai kapanpun ia tidak akan bisa melupakannya."Tolong jangan ganggu saya",dingin Alana melepaskan tangan Rafael kemudian melangkah pergi.

Rafael menjadi lemas,ia menatap punggung Alana yang semakin menjauh,"Al,kenapa kau berubah seperti ini?, kenapa rasanya aku tidak punya kesempatan apapun lagi?"

"Tidak,apapun alasannya,aku tidak akan berhenti Al,kau akan menjadi milik ku selamanya dan aku akan menebus kesalahanku."

Tatapan dan ucapan Rafael terlihat begitu obsesi.

***