Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penggunaan kata yang ambigu
Hari demi hari berlalu dengan cepat sedangkan rumah tangga Kinara semakin hari kian terasa kosong dan hampa. Peringatan yang ia berikan kepada Nabila nyatanya sama sekali tidak berpengaruh terhadap keduanya, jangankan menjauhi Geffie surat cerai yang Kinara minta pun tak kunjung ada juga. Kinara benar benar lelah terus berakting baik baik saja dalam segala hal, pada akhirnya diam adalah jalan tepat yang di ambil Kinara untuk rumah tangganya.
Kini tidak ada lagi sapaan hangat dan tawa ceria yang menghiasi rumah kecil mereka. Baik Kinara maupun Geffie selalu larut dalam pekerjaan dan dunia mereka masing masing, tak ayal keduanya jarang sekali bertemu walau mereka masih tinggal seatap, berangkat pagi pulang malam hanya itu rutinitas yang mereka dua jalani sekarang, sedangkan Delisha untuk beberapa waktu tinggal di rumah bersama Nining, namun terkadang juga ikut ke butik menemani Kinara bekerja selepas pulang sekolah.
Namun entah karena hari ini merupakan sebuah kebetulan atau apa, Kinara yang baru pulang dan di antar langsung oleh klien VIP nya berpapasan dengan Geffie yang baru pulang dari kantor juga.
Kinara yang tahu itu adalah mobil Geffie lantas memanfaatkan kesempatan dan berpura pura dekat dengan klien tersebut.
"Terima kasih atas tumpangannya Damar, aku sangat senang bisa memuaskan mu malam ini." ucap Kinara sedikit meninggi dengan pemilihan kata yang ambigu, padahal sebenarnya maksud dari memuaskan adalah hasil rancangan Kinara yang membuat Damar dapat memenangkan tender dalam rapat tadi.
"Tentu, ini ambilah sebuah bonus dari ku." ucap Damar sambil tersenyum dan menyodorkan sebuah amplop tebal berisi uang.
Kinara sungguh tak mengira Damar akan memberinya bonus hari ini, bukankah kata katanya yang ambigu ditambah lagi dengan amplop tebal yang di berikan Damar, semakin membuat Kinara terkesan seperti telah memuaskan nafsu laki laki itu?
"Bukankah ini agak berlebihan mar?" ucap Kinara lirih karena merasa tidak enak dengan bonus yang di berikan Damar padanya.
"Santai saja, bukankah sekarang kita partner bisnis?" ucapnya dengan nada santai.
"Setelah dipikir pikir benar juga ya, aku kan sudah teken kontrak dengan perusahaannya, hitung hitung bonus memenangkan tender bukan?" ucap Kinara dalam hati.
"Baiklah aku pamit dulu." ucap Damar dengan tersenyum sedangkan Kinara hanya tersenyum sambil melambaikan tangan seakan melepas kepergian Damar.
Sedangkan di dalam mobil Geffie yang melihat interaksi keduanya lantas di buat kebakaran jenggot, ketika melihat sang istri di antar pulang oleh seorang laki laki yang tampan dan tentu saja berduit.
"Apa apaan Kinara itu? apa dia sekarang open BO?" ucapnya dengan nada yang kesal sambil membunyikan klakson dengan kencang, sedangkan Kinara yang tahu asal bunyi klakson itu hanya melengos kemudian melenggang pergi memasuki rumah.
*****
Sementara itu di sebuah bar yang terkenal di pusat kota Damar melangkahkan kakinya semakin masuk ke dalam kemudian duduk di bar.
"Udah lama bro?" tanyanya pada seseorang yang duduk di sebelahnya.
"Belum." ucapnya datar. "Apa lo sudah melakukan apa yang gue suruh?"
"Tentu saja." ucap Damar dengan senyum yang mengembang kemudian meminum segelas minuman beralkohol yang di sajikan oleh bartender.
Pria itu tersenyum kala mendengar berita dari Damar seakan rencananya sudah semakin dekat.
"Lagi pula ada angin apa seorang Kafeel Hafizhan Adhitama tertarik pada seorang wanita yang masih berstatus istri orang?" ucap Damar dengan nada yang menyindir.
"Tidak ada" ucap Kafeel singkat sambil meminum minuman beralkohol dari gelasnya.
"Ayolah Kaf, jika untuk di jadikan istri, bukankah kau masih punya istri? tapi jika untuk dijadikan selingkuhan, bukankah wanita bersuami terlalu beresiko?" ucap Damar yang masih tidak mengerti jalan pikiran Kafeel.
"Istri? persetan dengan kata istri gue bahkan sudah muak mendengarnya." ucap Kafeel dengan nada dingin.
"Janganlah seperti itu bro, mungkin kemarin Nabila hanya bermain, lagi pula setiap orang pernah melakukan kesalahan bukan?" ucap Damar yang malah mendapat tatapan tajam dari Kafeel.
"Tau apa lo tentang rumah tangga gue? asal lo tahu orang yang berselingkuh dengan istri gue adalah suami dari Kinara sekaligus sahabat istri gue." ucap Kafeel dengan singkat.
"Wah wah sepertinya bakal ada permainan seru nih, baiklah gue nantikan permainan lo, kabari aja kalau lo butuh sesuatu." ucap Damar sambil mengangkat gelasnya mengajak Kafeel untuk bersulang.
"Cheers" ucapnya sambil tersenyum.
"Tapi ngomong ngomong Kaf kalau gue boleh jujur Kinara itu wanita yang cantik apa adanya tidak perlu riasan tebal seperti wanita lainnya, wajahnya sudah menciptakan paras cantik yang alami, gue agak heran sih kenapa suaminya gak bersyukur banget dapatin Kinara. Kalau antara dibandingkan nih... tapi lo janji jangan marah ya." ucap Damar menjeda kalimatnya. "Jika di bandingkan Kinara dan Nabila tentu Kinara juaranya, dia benar benar gadis yang unik, wajahnya perpaduan antara gadis timur tengah dan juga asia, sungguh perpaduan yang pas bukan?" ucap Damar sambil tersenyum cengengesan.
"Lo ya, dasar playboy cap kadal mata lo itu gak pernah sekali aja merem kalau lihat yang bening bening." ucap Kafeel dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya, Kafeel sama sekali tidak marah akan perbandingan yang diucapkan Damar barusan, karena semua yang dikatakan Damar adalah kenyataannya, tidak ada yang mengatakan Nabila jelek hanya saja riasan tebal yang selalu ia pakai sama sekali tidak mencerminkan kecantikan yang sesungguhnya.
Sebenarnya Kafeel agak kurang suka dengan gaya ber mack up Nabila yang seperti dewasa sebelum waktunya, hanya saja profesinya sebagai seorang model menuntut dia untuk selalu on time dan cantik setiap saat.
"Em btw nih kalau seumpama Kinara dan suaminya bercerai... bagi ke gue ya Kaf, lumayan dapat bini bening." ucapnya sambil cengengesan membuat Damar langsung mendapat tatapan tajam dari Kafeel.
"Langkahi dulu gue..." ucapnya dengan kesal.
*****
Sementara itu dikediaman Geffie dan Kinara.
Geffie melangkahkan kakinya dengan cepat menyusul Kinara ke dalam rumah, ia sudah benar benar tidak tahan dengan sikap Kinara akhir akhir ini.
"Dari mana saja kamu?" tanya Geffie dengan nada yang menggema membuat langkah kaki Kinara terhenti.
"Bukan urusan mu, lagian aku juga gak pernah menanyakan dan kepo tentang urusan mu bukan? jadi jalani aja masing masing dan jangan ikut campur." ucap Kinara dengan nada yang dingin.
"Kamu kalau suami bertanya harusnya di jawab dengan sopan." ucap Geffie yang lantas di balas Tazkia dengan senyuman miring di bibirnya.
"Suami? heh andai kamu tahu sepertinya suami ku sudah mati tepat sebelum acara tempo hari di selenggarakan." ucap Kinara dengan santai tanpa beban.
Sedangkan Geffie yang mendengar hal itu tentu saja marah dan naik pitam hingga tanpa sadar mengangkat tangannya dan hendak memukul Kinara namun berhenti di udara.
"Ada apa? ayo tampar, bukankah itu yang akan kamu lakukan?" ucap Kinara dengan manik mata yang berkaca kaca.
Bersambung