Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Turunin Hasha, bang Zayn!
Zayn beruntung masuk ke dalam restoran ini. Tidak ada alasan apa pun, ia hanya kebetulan melewati jalan ini dan mampir sebentar ke restoran karena haus. Waktu Zayn masuk, ia melihat Sindy. Perempuan yang dua hari lalu baru dia beri pelajaran karena berani menjahati Hasha.
Zayn melihat Sindy menatap kiri kanan. Wajahnya sangat mencurigakan. Entah hal jahat apa lagi yang ingin dia lakukan, yang pasti Zayn melihat wanita itu mengeluarkan sesuatu dari tas-nya lalu memasukkannya ke dalam gelas berisi jus di depannya. Pasti jus tersebut milik orang lain. Zayn mendengus keras, perempuan itu belum kapok-kapoknya berbuat jahat. Entah siapa lagi sekarang korban ...
Pandangan Zayn berpindah ke seseorang yang muncul dan duduk di kursi depan Sindy. Zayn kaget.
Hasha.
Ternyata orang yang mau dijahati oleh Sindy adalah Hasha, wanitanya. Brengsek! Wajah Zayn langsung memerah karena amarah. Akan dia pastikan Sindy menyesal seumur hidupnya karena berani berbuat jahat pada wanitanya.
Zayn bergerak cepat menuju tempat Hasha dan Sindy sebelum Hasha meminum jus yang sudah dicampuri oleh si wanita jahat itu. Dan tanpa pikir panjang dia merampas gelas dari tangan Hasha lalu melempar benda itu ke ke lantai sampai hancur berkeping-keping.
Pranggg!
Bunyi pecahan gelas memenuhi restoran. Untung tidak ada orang lain yang duduk di dekat situ hingga tidak menimbulkan kekacauan yang parah atau pun mengenai orang lain. Meski begitu, orang-orang yang makan di restoran tersebut dan para pelayan dibuat kaget dengan ulah Zayn.
Terutama Hasha dan Sindy pastinya. Hasha melotot sambil menatap laki-laki yang berdiri di depannya tersebut dengan tatapan tidak percaya. Marah? Itu sudah jelas. Malu juga karena semua orang sepertinya memperhatikan mereka.
"Bang Zain! Abang apa-apaan sih?"
Walau takut pada pria itu, Hasha berusaha berani untuk memarahinya. Enak saja sudah bikin dia kaget seperti ini. Untung dia tidak ada riwayat penyakit jantung.
"Ikut aku," Zayn menarik tangan Hasha.
Hasha tidak cukup kuat untuk melawan. Tangannya sudah digenggam kuat oleh pria itu. Zayn tidak langsung pergi. Pandangannya berpindah ke Sindy. Wanita sialan itu betul-betul sedang menguji kesabarannya.
"Kau juga ikut." cara bicara Zayn pada Sindy berbeda jauh dengan gaya bicaranya pada Hasha. Terang saja beda, karena Hasha adalah wanita yang dia inginkan menjadi pendamping hidupnya. Sedang wanita itu, wanita yang sedang berencana melukai calon masa depannya.
Hasha sungguh bingung dan kesal.
Laki-laki ini kenapa sih? Lagi datang bulan? Tiba-tiba kasar begini. Tapi dia memang kasar sih. Hasha teringat kekejaman yang pria ini lakukan pada seorang temannya di masa lalu, hihh! Ia merinding dan berusaha tidak mengingat kejadian itu lagi, karena nantinya dia akan ketakutan sekali.
Sindy masih membatu di tempat duduknya. Apa yang Zayn lakukan padanya beberapa hari lalu masih membuatnya trauma. Ia takut sekali sehingga menatap pria itu saja dia tidak mampu. Dia harus kabur dan pergi jauh-jauh dari hadapan pria itu.
"Ha ~ Sha, a ... Aku kayaknya harus pergi. Aku masih ada urusan lain."
Zayn tersenyum miring menatap wanita itu. Wajah ketakutannya jelas sekali, tapi Zayn tidak akan membiarkannya pergi sebelum memberinya pelajaran.
"Kau tidak mengerti perkataanku tadi? Kalau begitu lihat bagaimana aku mematahkan kakimu."
"Bang Zayn?" mata Hasha melebar. Ia tidak percaya laki-laki ini akan mengancam temannnya.
Sedangkan Zayn tidak peduli. Dari dulu dia adalah sosok laki-laki yang kejam pada siapa saja yang mengusiknya. Terutama menyakiti orang-orang yang dia sayang. Sindy yang sudah syok dari tadi dengan terpaksa berdiri mengikuti Zayn.
Zayn berjalan lebih dulu keluar restoran tanpa melepaskan genggamannya dari Hasha. Sementara Hasha tak henti-hentinya berusaha melepaskan diri dari cengkeraman pria itu. Namun sampai mereka di luar, ia masih tidak berhasil. Kekuatan pria itu sangat tinggi. Hasha bukan lawannya. Wanita itu pun hanya bisa mengembuskan nafas pasrah.
Mereka berhenti di sebuah gang tak jauh dari tempat itu. Hasha baru bernafas lega karena akhirnya Zayn melepaskan genggamannya, namun hanya dalam sepersekian detik ia kembali dikagetkan oleh pria itu. Zayn tiba-tiba mencengkeram leher Sindy kencang hingga kaki Sindy terangkat ke udara menyebabkan wanita itu kesulitan bernafas.
"Bang Zayn!" Hasha cepat-cepat mendekati Zayn, memukul-mukul lengan pria itu, tapi usahanya tidak ada hasil sedikitpun. Zayn terlalu kuat.
Pria itu menatap Sindy dengan tatapan membunuh.
"Sudah ku peringatkan jangan berani mendekati Hasha lagi kan? Kau pikir ucapanku main-main?"
Suaranya rendah namun amat sangat menakutkan. Sindy kesulitan bernafas, rasanya begitu tersiksa. Ingin bicara, tapi suaranya tidak bisa keluar. Pokoknya dia benar-benar tersiksa, rasanya seperti ajal akan segera menjemputnya.
"Bang Zayn lepasin teman Hasha! Lepasin bang! Pleasee bang Zayn ..." Hasha terus memukul-mukul lengan Zayn berusaha sekuat tenaga, tapi lagi-lagi tak dihiraukan sama sekali oleh Zayn.
"Kalau kau berani macam-macam sama Hasha lagi, aku bersumpah akan menghabisimu." kata Zayn, nadanya penuh ancaman dan tidak main-main. Dia tidak pernah main-main dengan kata-katanya.
Hasha yang mendengarnya tiba-tiba menangis.
"Kalau bang Zayn gak lepasin teman Hasha, Hasha nggak akan bicara sama bang Zayn seumur hidup. Hasha akan benci bang Zayn selamanya!"
Perkataan tersebut membuat Zayn melepaskan cengkeramannya dari leher Sindy. Sindy terjatuh ke lantai jalan sementara Hasha kini menggigit kuat lengan Zayn. Pria itu meringis pelan. Gigitan Hasha sakit tapi masih bisa dia tahan. Zayn tidak peduli Hasha akan marah dan menganggapnya pria yang kejam, karena dia akui dirinya memang kejam. Tapi itu semua karena dia ingin melindungi wanita ini dari orang-orang yang ingin berbuat jahat padanya.
Setelah puas menggigit Zayn, Hasha membungkuk ke Sindy
"Kamu nggak apa-apa kan Sin?"
Sindy tidak menjawab. Wanita itu masih terbatuk-batuk. Wajahnya merah sekali.
"Ayo aku antar kamu pulang." Hasha sudah bersiap-siap membantu Sindy berdiri namun ia merasa tubuhnya sudah di angkat lebih dulu oleh seseorang. Siapa lagi coba kalau bukan Zayn.
Zayn menggendong Hasha seperti memikul karung beras. Dan Hasha meronta-ronta ingin turun.
"Turunin Hasha! Bang Zayn! Hasha bilang turunin!" teriak Hasha kencang, hanya saja tidak di dengar sama Zayn. Pria itu terus membawanya pergi meninggalkan Sindy seorang diri.
Suara Hasha hampir habis karena berteriak-teriak terus. Zayn menurunkannya di dalam mobil, tanpa bicara sepatah katapun. Nafas Hasha naik turun karena emosi. Ia tidak suka dengan sikap laki-laki itu yang semena-mena. Pokoknya dia tidak suka.