Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
posisi yang sulit
Azka dan Aditya benar benar ikut nginap di Vila malam ini. Setelah Novia bertanya pada sepupunya, dan ternyata benar adanya bahwa pria itu mengijinkan mereka untuk nginap disana. Kebetulan kamar di vila tersebut cukup banyak, apalagi Novia dan Salsa selama disini tidur sekamar.
Seperti halnya malam ini, dua wanita cantik itu terus mendumel di dalam kamar, menyumpahi dua pria tidak tahu diri itu.
"kenapa mantan bosmu itu sangat aneh akhir akhir ini,Sa?? Tidak seperti rumor yang beredar bahwa dia sangat dingin dan kaku" Novia memang sempat penasaran dengan pria itu dulu, walau dia bosnya salsa, mereka tidak sedekat itu hingga baru tahu watak Azka beberapa hari ini saat pria itu mengejar Salsa.
"kamu yang tidak berkerja bersamanya saja heran, apalagi aku yang tahu banyak bagaimana dia dulunya,, kaget aja sekarang ternyata dia bisa gila juga.." jawab Salsa tak habis pikir. Tidakkah dia tahu, Azka juga begini itu gara gara dia.
Novia mengangguk angguk, berjalan mondar mandir, bingung hendak melakukan apa. Semenjak Aditya dan Azka datang, pergerakan mereka seperti tidak begitu luas, hanya berada di dalam kamar dengan segala bahan obrolan yang tiada habisnya.
" kamu mandi gih, aku mau masak makan malam!" perintah Salsa pada sahabatnya itu. Novia menurut, dari pada hanya ngobrol disini dan waktu masih terus berjalan, lebih baik mereka berdua bergegas dengan tugas masing masing.
"cepatan tapi ya,,"
"oke!!" Novia berlalu ke kamar mandi, sementara Salsa, dia pergi ke dapur hendak membuat makan malam.
.
.
Saat sedang menyiapkan segala bahan makanan yang tersedia, dan itu seadanya saja karena mereka berdua belum sempat beli bahan makanan lagi, Salsa di kejutkan oleh suara berat Azka dari belakang.
suara maskulin yang begitu cool masuk di indra pendengaran. Deru nafas pria itu menyapu telinga Salsa, hingga berhasil membuatnya merinding seketika.
Seakan pergerakannya terkunci, Salsa tidak kuat untuk berbalik, membeku begitu saja.
"kamu mau buat apa, aku bantu ya?" tidak ada lagi jarak di antara mereka, Azka memepetkan tubuh kekarnya di samping Salsa, hingga untuk bernafas pun sangat sulit bagi wanita itu.
Di beri ruang sejak hari ini, membuat Azka begitu berani dan terang terangan melakukan aksi kejar terhadap wanita itu.
"bapak,, bisa munduran dikit nggak?" jantung Salsa seperti di pompa sedemikian rupa, apalagi wangi parfum mahal yang di pakai Azka menyeruak, sementara dia? Bahkan sejak tadi pagi dia belum mandi.
"begini?" ujarnya saat sudah mundur sedikit, tidak sampai beberapa centi.
"intinya bapak jangan disini, aku bisa masak sendiri,, sana pergi?" merasa tidak kuat untuk kesehatan jantungnya, Salsa dengan terang terangan mengusir pria itu, pisau di tangannya sampai terangkat.
"kan aku hanya mau bantu,Sa" tidak mengindahkan, bahkan bergerak sedikit pun saja tidak sama sekali, Azka bahkan kembali mengikis jarak, hingga siapa pun yang melihat dari belakang akan berpikir mereka berdua seperti sepasang kekasih yang terlihat sedang berpelukan saat sedang masak, sama seperti di drama.
Novia yang sudah selesai mandi dan berniat membantu Salsa, perlahan mundur melihat hal itu. Langkahnya dia pelankan, berusaha untuk tidak menciptakan suara sama sekali.
Saat melihat Aditya yang hendak ke dapur untuk mengambil air, Novia dengan cepat menarik tangan pria itu, agar segera pergi dari sana.
"kenapa sih Nov, haus ini.." omel Aditya tak kala di tarik begitu saja, tanpa memberi penjelasan.
"syutttt, jangan berisik, bisa?? Kamu tidak mau membiarkan bosmu itu jomblo seumur hidupkan?? Makanya jangan ganggu dia yang sedang pdkt di dapur!!" omel Novia.
Aditya diam, dia mengerti dengan hal itu.
"sekarang gimana?? Aku haus ini!!"
"bagaimana kalau kita pergi keluar, makan di luar aja gimana??" ide cemerlang muncul begitu saja di otak Novia. Mendengar itu, Aditya setuju setuju aja, mereka meninggalkan Vila itu, membawa mobil di malam hari yang entah tujuannya kemana.
.
.
"ssstttt tuh kan gara gara bapak nih!!" Salsa merintih kesakitan saat tangannya tidak sengaja tergores pisau. Dia sendiri yang tidak hati hati, tapi secepat itu melempar kesalahannya pada Azka.
Pria itu dengan cepat mengambil tangan Salsa, meng-hisap darah di jari itu yang keluar.
"kamu bisa hati hati nggak?" dengan nada tinggi, Azka berujar. padahal luka itu kecil, dibandingkan dengan luka di kepalanya, maka luka di tangan Salsa sangat jauh lebih kecil.
"simpan ini,,, tidak usah buat makan malam!" dia menyingkirkan segala am am bahan makanan itu, mengendong tubuh Salsa ke kursi meja makan.
"aku obatin!!" ujarnya hendak berlalu, tapi Salsa menahannya.
"tidak perlu, ini hanya luka kecil!" jawab Salsa sedikit tidak enak hati, apalagi melihat kekhawatiran di wajah Azka, membuat hati wanita itu perlahan di buat meleleh.
"kenapa pak??" tanyanya terlampau umum
"kenapa apa??" jawab Azka menatap Lamat wajah cantik di depannya.
"kenapa bapak berprilaku seperti ini, baik banget sama aku,, bapak tahu nggak, ini bisa saja membuatku berada di posisi yang sulit!" ujar Salsa menyuarakan kalimat dengan lantang. Hal tersebut berhasil membuat Azka bingung sendiri.
"posisi sulit yang seperti gimana maksud kamu, hmm?" menyempil rambut wanita itu, kemudian dia membawa tubuh Salsa duduk di pangkuannya. Sedikit kaget, tapi lama kelamaan Salsa membiarkan hal itu.
Mendapati tidak ada penolakan, Azka tersenyum tipis.
"kalau bapak hanya merasa bersalah dan berniat bertanggung jawab, itu tidak perlu. Sudah sejak lama aku mengatakannya,, aku tidak akan meminta tanggung jawab atas hal itu, karena itu murni kecelakaan!!" tidak mau berpikir terlalu jauh, dan akan membuat perasaannya terlampau ikut terbawa suasana, Salsa segera menepis dan menanyakan hal seperti itu adalah untuk mencari jawaban agar hatinya siap.
" bukan sekedar karena rasa bersalah dan tanggung jawab,, aku sudah memantapkan hatiku untuk mengejarmu, Sa,, itu karena cinta!" ujar Azka dengan tegas,, tapi hal itu hanya di ketawain oleh Salsa.
"heuhhh, Karena cinta?? Yang benar saja? Pak, baru kemarin loh bapak putus dari pacar bapak itu,, dan itu juga pasti atas rasa bersalah bapak pada saya kan?? Mana ada orang baru putus secepat itu move on dan mengatakan cinta pada orang lain, mana ada!!" Salsa memperhatikan wajar tampan itu, pahatan yang nyaris sempurna, di tatapnya lamat Lamat mata elang pria itu, menyelam isi pikiran, sejauh itu dia tidak menemukan keraguan disana.
"ada, buktinya aku sekarang!!" jawab Azka tak kalah cepat.
"aku cinta, jauh sebelum kita melakukan kesalahan malam itu,, maaf karena aku cupu,, aku tidak berani mengungkapkannya karena ada sesuatu yang tidak mengharuskan kamu mengetahuinya.." jujur Azka setelah sekian lama memendam rasa itu.
berpacaran dengan Alia, itu seperti simbiosis mutualisme untuk Azka,, dia bisa menyamarkan hal itu dengan berpacaran dengan Alia, sementara Alia bisa populer sampai sekarang karena di gendong oleh namanya.
Tidak ada cinta itu untuk Alia, hanya sekedar formalitas agar tidak ada yang tahu bahwa dia impoten sebenarnya.
"jauh sebelum malam itu,,, cinta seperti apa yang bapak punya? Aku tidak menyadarinya,, bapak bukannya sangat mencintai mantan pacar bapak itu ya? bahkan saat mabuk bapak mengigau tentang hal itu!!" lekang dalam ingatannya, tentang racauan Azka di malam dia mabuk berat. Ingatan Salsa tidak bisa hilang begitu saja, bahkan jika hilang sekalipun, masih ada jejaknya di ponsel wanita itu.
"kamunya saja yang tidak peka,, karena kamu begitu mencintai mantanmu itu!!" jawab Azka sendu, hal itu berhasil mengingatkan Salsa pada mantan kekasihnya, Revan. Bagaimana kabar pria itu sekarang? Apa dia baik baik saja setelah putus dengannya?
Perlahan, Salsa turun dari pangkuan Azka. Dia membawa tubuhnya duduk di kursi sebelah. Keduanya sama sama terdiam, Salsa bingung hendak menanggapi seperti apa, itu mengejutkan baginya.
Sementara Azka, pria itu sibuk dengan ponselnya, memesan makanan untuk mereka berdua makan malam ini. Dia juga sudah membaca pesan Aditya, tentang mereka berdua yang pergi makan di luar dengan Novia.
Azka menarik sudut bibirnya, Asistennya itu memang orang yang selalu mengerti dirinya,, begitupun dengan Novia, sepertinya Azka akan baik baikin wanita itu selanjutnya agar jalan dia mengambil hati Salsa berjalan mulus.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...