Plakk
suara tamparan terdengar menggema di ruangan tersebut.
"Amelia"
"Diamm"
Teriak wanita dengan nama Amelia itu ketika melihat suaminya ingin membela adiknya.
"Ini urusan antara kakak dan adiknya, dan kau tidak berhak untuk ikut campur"
Amelia menunjuk wajah pria itu, menatapnya dengan dingin, tidak ada lagi tatapan cinta untuk suaminya seperti dulu, kini tatapan itu hanya memancarkan sakit, kecewa, dan benci yang menjadi satu.
"Kakak"
"Jangan panggil aku Kakk"
Amelia kembali berteriak dengan keras, wanita itu seolah kehilangan kendalinya.
"Kau ingat? dengan tangan ini aku membesarkanmu, membesarkan adikku dengan penuh cinta dan air mata"
Amelia menatap kedua tangannya dengan berkaca kaca.
"Tapi siapa sangka jika selama ini yang ku anggap adik ternyata seekor landak yang menusuk orang yang memeluknya"
Pandangannya kembali jatuh pada Liliana adiknya.
"Kau adik yang ku besarkan dengan segala perjuanganku, ternyata menusukku tanpa ampun"
"Kau bermain dengan suamiku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
permintaan maaf Noah
Setelah kejadian dimana kesucian Amelia terenggut, Reyhan membawa gadis itu kembali ke kontrakannya, Liliana juga memutuskan tidak sekolah hari ini demi menemani kakaknya yang baru saja di timpa hal yang mengerikan.
Noah jelas saja frustasi, dia tidak memiliki niat sedikitpun untuk menyakiti Amelia, sialnya karna mabuk membuatnya benar benar menghancurkan gadis itu.
Noah ingin pergi ke kontrakan milik Amelia, namun dia urungkan karna berfikir jika saat ini Amelia butuh waktu untuk menenangkan diri.
Di hari esoknya, Amelia telah masuk kerja seperti biasa gadis itu begitu telaten melakukan pekerjaannya, namun yang perbedaannya gadis itu menjadi lebih pendiam bahkan Reyhan juga di tidak terlalu di respon olehnya.
Dan beberapa hari berlalu, Noah selalu datang di cafe dimana Amelia berkerja, berusaha meminta maaf pada gadis itu, namun Amelia tidak pernah menanggapinya.
Dan kali ini pria itu datang kembali, seolah dia tidak akan menyerah pada gadis tersebut.
Bughhh
Noah berlutut tepat di depan gadis itu, membuat Amelia dan para pengunjung terkejut melihatnya, mereka sangat penasaran apa yang terjadi di antara keduanya.
"Noah, Jangan lakukan itu, berdirilah"
Ucap Amelia dengan suara rendahnya.
"Amelia aku mohon, maafkan aku"
Pinta Noah dengan air mata yang mengenang di pelupuk matanya.
Amelia melirik ke arah kiri dan kanannya dimana semua mata kini tertuju pada mereka.
"Noah kita bicara di tempat lain"
Ucap Amelia dengan pasrah.
Mendengar itu membuat mata Noah berbinar bahagia, dengan cepat dia bangun dari posisinya.
Hingga pada akhirnya kini mereka telah berada di sebuah taman yang jaraknya tidak terlalu jauh dari cafe.
"Amel maafkan aku, aku benar benar tidak bermaksud untuk melakukan itu, malam itu aku benar benar dalam pengaruh alkohol"
Jelas Noah dengan sungguh sungguh, dia ingin memegang tangan Amelia tapi dia takut jika gadis itu akan merasa risih dengannya.
Amelia tampak memejamkan matanya, deburan angin menerpa wajah cantik gadis itu membuat rambutnya yang tidak terikat berayun dengan indah.
"Aku sudah memaafkan mu, meski kejadian itu akan menjadi mimpi buruk ku, Bahkan ketika aku membunuh atau membencimu tidak akan ada yang berubah bukan"
Jawab Amelia setelah terdiam dalam waktu yang cukup lama.
"Bohong jika aku tidak sakit, bohong jika aku bisa melupakan semuanya, tapi bagiku tetap tidak ada yang berubah"
Lanjut gadis itu kembali.
"Hanya satu yang aku khawatirkan bagaimana jika aku hamil dalam perbuatan kita pada malam itu?"
Ucap Amelia yang saat ini menatap Noah yang juga terdiam setelah mendengar penuturan gadis di sampingnya.
"Satu hal yang kamu harus tau, jikapun suatu hari nanti aku hamil karna perbuatan kita, aku tidak akan mungkin untuk melenyapkannya"
Amelia terus bicara panjang lebar tentang hal yang menjadi beban pikirannya selama ini.
"Aku tidak akan memintamu untuk bertanggung jawab, bagiku waktu itu adalah kesalahan, Jadi tidak perlu terlalu memikirkannya"
Ucap Amelia kembali.
Noah yang mendengar apa dikatakan gadis itu seketika menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak tidak, jangan buat aku jadi pria yang tidak bertanggung jawab Amelia"
Potong Noah dengan cepat.
Sekalipun dia adalah pria yang gemar bermain dengan wanita sebelum kehadiran Amelia, namun dia tidak pernah di ajarkan untuk menjadi pria yang tidak bertanggung jawab.
"Mungkin kejadian waktu itu adalah sebuah kesalahpahaman, tapi aku akan bertanggung jawab, tidak peduli jika kamu hamil ataupun tidak, aku akan tetap bertanggung jawab"
Lanjut Noah kemudian.
"Tapi beri aku waktu, dalam waktu 3 bulan aku telah menyelesaikan kuliahku, pada saat itu aku akan datang padamu dengan kedua orang tuaku, aku mohon tunggu aku"
Ucap Noah kembali dengan air mata yang kini luruh
Amelia sedikit terkejut mendengar penuturan Noah, dia pikir pria itu tidak akan bertanggung jawab setelah kejadian itu, meski dia tidak berharap lebih dan itu mengejutkan dirinya.
"Amelia, mungkin kau sulit untuk percaya padaku, tapi aku benar benar memohon untuk menungguku selama 3 bulan, Jika lewat dari itu aku tidak datang padamu maka kau tidak akan perlu menemuiku lagi"
Pinta Noah
Menikah untuk saat ini adalah waktu yang tidak tepat, dia harus menyelesaikan kuliahnya lebih dulu terlebih harus menjelaskan kejadian ini pada keluarga besarnya.
Amelia terdiam, tidak ada yang tau apa yang saat ini di pikirkan gadis itu, dan melihat hal tersebut membuat Noah sedikit cemas.
****************
Di sisi yang berbeda, tampak Liliana sedang duduk di area belakang yang biasanya di tempati oleh para pegawai untuk istirahat.
Hiks Hiks Hiks
Tubuh gadis kecil itu terlihat bergetar, Dia berusaha menahan suara tangisnya agar tidak terdengar oleh orang lain.
Pukk
Liliana sedikit terkaget ketika seseorang menepuk punggungnya.
"Kak Rey"
Sahut Liliana yang kemudian segera menghapus air matanya.
"Ada apa?"
Reyhan bertanya dengan lembut ke arah gadis kecil itu, dia duduk di samping Liliana.
"Aku, Aku kasihan dengan kakak Amelia, sejak kecil dia tidak pernah bahagia, dia selalu berjuang untuk hidup kami terutama untuk aku, dan kejadian itu pasti benar benar membuatnya terpuruk"
Jelas Liliana yang kembali menjatuhkan air matanya.
Tangan Reyhan bergerak mengelus belakang gadis itu dengan lembut.
"Percayalah, kelak kakak mu pasti akan bahagia, orang sebaik dirinya akan mendapatkan kebahagiaan luar biasa pada tuhan"
Ucap Reyhan yang menenangkan gadis itu.
Liliana hanya menganggukkan kepalanya, Ya kakaknya harus bahagia apapun yang terjadi.
Mendengar ada langkah kaki yang mendekat ke arah mereka membuat Reyhan mengalihkan perhatiannya, dilihatnya Amelia yang tampak berjalan ke arah mereka.
"Kata Liliana kau pergi dengan Noah, apa lagi yang di bicarakan oleh pria itu?"
Reyhan bertanya dengan tidak senang, dia segera bangkit dari posisinya mendekati Amelia yang kini menatapnya.
"Bukan sesuatu yang penting Rey"
Amelia menjawab dengan pelan, dia kemudian bergerak ke arah belakang untuk mencuci peralatan masak yang kotor.
"Liliana bisa kamu tinggalkan kami berdua, ada yang perlu ku katakan dengan kakakmu"
Ucap Reyhan kemudian.
Liliana menganggukkan kepalanya, gadis itu kemudian pergi dari sana sesuai dengan permintaan Reyhan.
"Amelia ayo menikah"
Ucap Reyhan langsung yang membuat Amelia menghentikan gerakan tangannya.
"Reyhan jangan bercanda"
Reyhan dengan cepat menggelengkan kepalanya kemudian mendekati gadis itu.
"Aku tidak bercanda, aku serius, mari menikah, jika kau hamil tidak masalah untukku, kita akan merawatnya dengan baik"
Ucap Reyhan kembali.
Amelia membilas tangannya yang penuh dengan sabun
"Mel, aku serius, Aku"
"Reyhan"
Potong Amelia membuat Reyhan terdiam.
"Terima kasih karna setelah kejadian ini kamu masih peduli padaku"
Gadis menghela nafasnya pelan.
"Tapi tidak perlu sampai melakukan itu, Noah akan bertanggung jawab"
Mendengar apa yang dikatakan oleh gadis di depannya membuat Reyhan mematung.