Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Tiga Dua
Bintang tidak menghiraukan Marley, ia pura-pura tidak melihat suaminya itu yang sedang mengintip.
“Kalau mandi bareng itu hemat waktu, percaya deh sama aku..” Ucap Marley, ia merayu Bintang yang duduk dipinggiran ranjang tapi dalam posisi membelakangi nya.
Bintang juga sudah gerah, karena seharian panas-panasan dan melakukan hal yang melelahkan. Tapi, mandi bersama dengan Marley bukanlah ide yang bagus.
“Ngga! Mandi aja sana sendiri” Tolak Bintang, ia mendengar suara pintu yang tertutup.
Tumben Marley mengalah, langsung menerima keputusan nya tanpa memaksa nya terlebih dahulu. Padahal yang terjadi, Marley sedang berjalan mengendap-endap di belakangnya.
Kala Bintang berbalik badan, ia langsung terkejut kala melihat Marley yang sudah berdiri dibelakang nya dengan tubuh yang penuh busa. Untung nya masih memakai celana pendek, Bintang ternganga sebentar untuk mencerna semua yang ia lihat.
Marley langsung menarik tangan Bintang lalu menggendong nya dengan begitu mudah. Tubuh Bintang sangatlah kecil jika dibandingkan dengan tubuh Marley yang kekar, memiliki otot dan roti sobek yang menggoda siapapun yang melihat nya.
Marley membawa Bintang menuju Bathroom, ia dan Bintang berada dibawah shower. Menikmati air yang mengalir membasahi tubuh mereka, bahkan Bintang sampai terpejam karena merasakan segar yang teramat.
Senyuman yang sangat manis terukir diwajah Marley kala melihat Bintang yang memejamkan mata itu, tangan Marley melepas ikatan rambut Bintang agar lebih leluasa lagi.
“Mau apa?” Tanya Bintang, ia takut kalau Marley akan melakukan sesuatu yang seperti pagi tadi.
Tapi, Marley tidak menjawab pertanyaan nya. Ia asik mandi dan tersenyum saja, Bintang benar-benar tidak mengerti dengan maksud Marley. Pria itu benar-benar tidak melakukan apapun selama aktivitas mandi itu, hanya sibuk dengan dirinya sendiri saja.
Setidaknya Bintang lega, karena Marley tidak melakukan hal yang melelahkan itu. Bahkan sampai setelah mandi, tidak ada sesuatu yang terjadi. Kini Bintang sedang mengeringkan rambut nya, sambil memerhatikan Marley yang terlihat dari pantulan cermin.
Marley sedang sibuk menata selimut dan bantal ditempat tidur, pria itu kelihatan sangat lelah. “Mau langsung tidur?” Tanya Bintang, karna ia masih ingin makan.
“Iya, aku lelah sekali hari ini.” Jawab Marley, ia melihat ke arah Bintang yang kini sudah berdiri dengan tangan yang bersembunyi di belakang.
Karna hening, suara perut Bintang yang kelaparan sampai terdengar. Bintang malu sekali, pipi nya bersemu merah karna ulah perutnya. Yang berbunyi dihadapan Marley, padahal Bintang baru ingin mengatakan jika dirinya lapar.
“Bibin ku lapar?”
Mata bulat Bintang yang indah menatap kearah wajah Marley yang sangat tampan, senyuman yang sangat indah bagi Bintang.
Bintang mengangguk perlahan, ia benar-benar lapar karna bekerja tadi.
“Mari kita makan”
Marley meraih tangan Bintang lalu menggenggam nya erat, berjalan beriringan menuju lantai bawah.
Bintang menatap tangannya yang dipegang erat oleh Marley, hal yang pertama kali Bintang rasakan kala Marley menolong nya dari Klub Malam.
“kenapa tidak mengatakan dari tadi kalau kau lapar? Untungnya aku belum tidur tadi.”
Bintang hanya diam tidak menjawab setiap ucapan Marley, pria itu memanjakan nya kali ini. Bintang takut, semua ini hanya sementara saja. Dan Bintang berusaha sebisa mungkin untuk tidak membawa perasaan atas semua tindakan Marley pada nya.
Karna melamun Bintang sampai tidak sadar kalau sudah sampai di dapur, ia melihat Marley yang membawa nya menuju lemari pendingin. Melihat bahan-bahan masakan yang ada, karna sudah malam begini semua masakan sisa makan malam pasti sudah dibersihkan oleh pak Lan.
“Mau makan apa?” Tanya Marley, ia ingin menunjukkan skill memasaknya yang mengagumkan. Dan pastinya akan membuat Bintang kagum, atau akan sangat memuji nya nanti.
“Terserah saja, aku suka apapun.” Ucap Bintang, inilah yang tidak disuka Marley kepada seorang wanita. Ditanya malah ujung-ujungnya disuruh mikir sendiri, benar-benar membuat gemas saja.
Marley mengambil ayam bagian paha untuk digoreng dan juga mengambil sayur sawi, untuk sebagai menu pelengkapnya.
“Tunggu disini, aku akan memasaknya.”
Bintang mengangguk, ia duduk di kursi yang diambil Marley.
Bintang memerhatikan Marley yang lihai berkutat dengan alat-alat masakan itu, sesekali Marley tersenyum dengan bangga kepada Bintang kala menunjukkan atraksi memasak nya.
Tentunya Bintang tidak menyangka jika suaminya itu sangat pandai memasak, terlihat seperti chef Bintang lima. Bahkan Bintang tidak bisa melakukan itu, selama tinggal dengan ibu tiri.. Selain mengepel dan berkebun, Bintang tidak pernah melakukan apapun.
Bintang sampai ternganga melihat suaminya yang sangat lihai, hingga sepiring nasi dengan ayam goreng diatasnya dan sawi rebus sudah tersaji dihadapan nya.
“Silahkan makan, sayang ku.” Ujar Marley, ia menarik kursi agar duduk berhadapan dengan Bintang.
“Terimakasih”
Seketika kedua alis Marley menyatu mendengar ucapan singkat yang tidak romantis itu untuk nya.
“Begitu saja? Sesingkat itu? Kau seperti bicara dengan pelayan mu.” Protes Marley dengan wajah yang menyedihkan.
Bintang mengerti apa maksudnya, ia tersenyum lalu bangkit untuk lebih dekat dengan Marley. Tentunya Marley tidak tahu apa yang akan dilakukan Bintang, ia hanya diam menunggu.
Dengan wajah yang bersemu merah, Bintang mengecup kening Marley dengan waktu yang lama. Lalu mengecup hidung dan juga bibir Marley sekalipun itu sekilas, lalu ia memegang pipi Marley sambil mengelusnya.
“Terimakasih suami ku..”
Hal itu membuat tubuh Marley membeku, hal yang tidak pernah Marley pikirkan jika Bintang akan melakukan nya. Ia menatap Bintang intens, gadis yang telah memporak-porandakan hatinya itu malah asyik makan.
Tidak merasa bersalah sama sekali, dengan jantung Marley yang berdetak kencang.
“Jangan lakukan ini lagi!” Peringat Marley kepada Bintang, ia bangkit sambil memegang jantung nya.
Tentunya Bintang bingung melihat nya, tapi ia tidak perduli. Rasa ayam goreng ini sangat enak, masakan Marley benar-benar pas dilidah nya.
Marley tidak menyangka jika Bintang bisa melakukan ini, bahkan masih bersikap tenang seperti tidak melakukan apapun pada nya.
“Apa dia sudah sering melakukan pria seperti ini? Kenapa dia kelihatan biasa saja?” Tanya Marley pada diri nya sendiri, ia memerhatikan Bintang yang terlihat biasa saja.
“Apakah jantungnya berdebar seperti jantung ku?” Pertanyaan yang membuat Marley penasaran akan jawaban nya, tapi akan malu jika menanyakan nya secara langsung kepada Bintang.
karena gak tahan nanggung rindu ke Ru y 😀😀😀
ma. pos kau David.. hukum tabur tuai itu nyata ada ny
hanya kenaa jadi jahat, padahal dia dulu baik, saat ber sama Ruby
alamak lampir 😀😀😀
klu jawab ny dlm hati gak kedengaran.
jangan cari biang masalah, ntar emosi sendiri
ada hati yg hrs kaujaga
jika suatu saat di tindas, bisa membela diri dari mereka
biasa ny cuma elayan dan manager aja
tes DNA apa b enar itu anak Marley 😁😁😁
tak kan pernah ahmerasa puas kli tdk me yaitu. dan kau Marley, sungguh terlalu...
kayak ny punya cinta segitiga sama sarah, yg jalang.
tinggal di Mansion mama kan lbh aman 😁😁😁
pasti ingin di nikahi, elu pun tak ada rasa cinta di antara ke dua ny. dari pada berdosa, kRena zina, lbh baik minta di nikahi,, elu utk membalas budi, yg penting tdk b erzina