NovelToon NovelToon
My Crazy Girl

My Crazy Girl

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: widyaas

Tipe pria idaman Ara adalah om-om kaya dan tampan. Di luar dugaannya, dia tiba-tiba diajak tunangan oleh pria idamannya tersebut. Pria asing yang pernah dia tolong, ternyata malah melamarnya.

"Bertunangan dengan saya. Maka kamu akan mendapatkan semuanya. Semuanya. Apapun yang kamu mau, Arabella..."

"Pak, saya itu mau nyari kerja, bukan nyari jodoh."

"Yes or yes?"

"Pilihan macam apa itu? Yes or yes? Kayak lagu aja!"

"Jadi?"

Apakah yang akan dilakukan Ara selanjutnya? Menerima tawaran menggiurkan itu atau menolaknya?

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Jadi?" Gevan bertanya.

"Gak mau ah! Saya masih pengen menikmati masa muda. Orang nyari kerja malah di tawarin tunangan. Meskipun Bapak memang ganteng, tapi kan tujuan saya nyari kerjaan," ucap Ara dengan bijak. Padahal dalam hati, ia sudah berteriak ingin menerima tawaran itu. Bukan masalah semua keinginannya terpenuhi, tapi, karena pria idamannya itu sendiri yang datang menawari untuk bertunangan. Bukankah kesempatan tidak datang 2 kali? Tapi Ara ingin basa-basi saja sih.

"Baiklah. Jika kamu bertunangan dengan saya, kamu akan mendapatkan pekerjaan. Bagaimana?" tawar Gevan lagi. Sepertinya pria itu tidak pernah menyerah.

Mendadak Ara bimbang. Itu adalah sebuah keuntungan. Kapan lagi memiliki tunangan tampan, apalagi ini idamannya, ia juga akan mendapatkan pekerjaan yang ia harapkan. Tatapan jengkel yang tadi ia layangkan pada Gevan kini berganti menjadi tatapan ragu dan bimbang.

Gevan tersenyum miring melihatnya. Bahkan, kini pria itu melipat kedua tangannya di depan dada .

"Yes or yes, Arabella?" tanya Gevan.

Ara menatap manik mata hitam legam itu dengan ragu. Ingin menolak tapi ia mau, gimana dong? Lagian pilihan nya yes or yes. Tidak ada bedanya. Pada akhirnya Ara tetap memilih yes.

****

Disinilah mereka sekarang. Pusat perbelanjaan kota alias mall. Kini keduanya sedang berada di toko perhiasan.

Tidak berbasa-basi, Gevan langsung mengajak Ara untuk membeli cincin untuk pertunangan mereka.

"Pilih yang kamu suka," ujar Gevan menatap Ara yang sedang melihat-lihat perhiasan dengan mata berbinar.

Ara hanya diam, gadis itu masih mengamati perhiasan di hadapannya. Terlihat berkilau dan mewah. Matanya menatap sebuah cincin sepasang yang terlihat sederhana namun juga mewah. Ara suka.

"Pak, yang ini!" seru Ara antusias. Telunjuk mungil itu menunjuk sepasang cincin yang menarik perhatiannya.

Gevan menatap seorang karyawan wanita yang menjaga perhiasan itu. Hanya lewat tatapan, wanita itu langsung paham dan langsung membungkus sepasang cincin pilihan Ara. Siapa yang tidak tahu seorang Gevan Alexander? Pria yang terkenal dingin dan pemarah. Namun, sikap pria itu berbeda jika bersama Ara.

"Ada lagi?" tanya Gevan.

Ara menggeleng cepat. Ia sudah lapar dan ingin makan mie ayam langganannya.

"Ingin makan apa?" tanya Gevan. Tangan besarnya menggenggam tangan Ara dengan erat. Padahal Ara sangat tidak suka gandengan tangan, lihat saja ekspresi wajah nya, risih.

"Mie ayam," jawab Ara.

Kening Gevan mengernyit. "Mie ayam?"

Ara menatap horor ke arah Gevan. "Jangan bilang Bapak gak tau apa itu mie ayam?! Gila! Bapak hidup di jaman apa sampe gak tau mie ayam?!" Ara terheran-heran.

Gevan berdecak. "Saya bukan Bapak kamu, Arabella."

Bibir Ara mencebik. Ah, ia melupakan sesuatu. "Kalau gitu nama Bapak siapa? Biar enak manggilnya."

Gevan menatap Ara sebentar. "Gevan."

"Ah, oke Pak Gevan."

Ck, tak ada bedanya. Tetap saja gadis itu memanggilnya dengan sebutan seperti itu.

****

Kini mereka sudah berdiri di sebuah rumah makan, ah lebih tepatnya warung mie ayam. Tempat langganan Ara. Tak jarang gadis itu malam-malam datang ke sana untuk membeli mie ayam. Menurutnya, mie ayam di sana sangat enak, rasanya pun berbeda dari yang lain, meskipun harganya lumayan mahal, tapi setara dengan rasa.

"Ayo!" ajak Ara. Ia hendak berjalan masuk, namun tangannya ditahan Gevan.

Ara mengernyit, matanya menatap tangannya yang dipegang Gevan, lalu menatap wajah tampan pria itu yang sedang menatap warung mie ayam di depannya. Terlihat agak ragu untuk masuk ke sana.

"Kenapa? Gak suka?" tanya Ara. Kini ia berdiri di hadapan Gevan. Pria itu memakai kemeja navy tanpa dasi juga celana bahan berwarna hitam, tak lupa jam tangan mahalnya melingkar di pergelangan tangan berurat itu. Tampan sekali.

"Higenis?" tanya Gevan. Mata tajam itu menatap Ara yang jauh lebih pendek.

Ara berdecak. Ia yakin pria di hadapannya ini tidak pernah makan di warung-warung seperti itu. Padahal rasanya juga tak kalah enak dengan restoran bintang lima yang mungkin sering di kunjungi Gevan.

"Bapak ngeraguin pilihan saya?" ucap Ara dengan wajah tertekuk. Heran dengan Gevan yang tidak pernah makan di warung. Kini ia menemukan salah satu perbedaan mereka. Jika seperti ini, mau tidak mau Ara harus sering mengajak Gevan makan di tempat seperti itu, agar pria itu bisa beradaptasi.

"Kita cari restoran aja." Gevan langsung menarik tangan Ara menjauh dari tempat itu. Apalagi di dalam banyak orang, Gevan tidak ingin berdesakkan.

"Gak mau!" Ara menghempaskan tangan besar itu.

"Saya pengen mie ayam! Kalo Bapak gak mau makan di sini, ya udah sana pergi. Saya bisa pulang sendiri!" kesal Ara. Gadis itu langsung masuk ke dalam meninggalkan Gevan yang berdiri di sana.

Gevan menghela nafas. Ternyata gadis itu keras kepala juga. Terpaksa ia mengikuti Ara yang kini sudah duduk manis di salah satu kursi yang di depannya ada meja persegi.

"Katanya gak mau!" ucap Ara dengan ketus. Ia melirik sinis pria yang telah membuatnya terpesona itu.

Gevan tidak menjawab, ia sibuk mengelap meja dan kursi untuk ia duduki menggunakan tisu yang tersedia di sana. Lama-lama Ara geram melihat aksi Gevan yang tak enak dilihat. Padahal semuanya bersih kinclong. Lalu apa yang pria itu lap?

Tak lama kemudian, mie ayam yang dipesan Ara tadi sudah jadi, gadis itu langsung mengambil sumpit dan sendok. Ia mulai memberi kecap, saus, cuka dan sambal ke dalam mangkuk mie ayam nya. Agar rasanya lebih nikmat.

Gevan hanya memandang gadis itu. Ia menatap semangkuk mie ayam di hadapannya. Terlihat masih pucat, sedangkan milik Ara sudah berwarna merah karena saos dan sambal.

Mata Ara berbinar saat merasakan rasa yang pas ketika memakan mie ayam nya. Gadis itu menoleh ke arah Gevan dengan mulut mengunyah. Lalu matanya beralih pada mangkuk Gevan yang masih tak tersentuh. Segera gadis itu menariknya.

"Lain kali, Bapak harus cari tau di sekitar Bapak. Hidup bukan cuma untuk yang mahal-mahal. Yang mahal belum tentu aman, sebaliknya, yang murah belum tentu gak aman. Cobain apa yang belum Bapak cobain. Saya mau kok nemenin, asal gratis." Ara menyengir di akhir kalimatnya. Tangannya sibuk memberi saus, cuka dan kecap ke mangkuk milik Gevan.

"Pake sambel, gak?" tanya Ara. Gevan menggeleng.

"Nih, cobain. Kalo suka, Pak Gevan harus langganan di sini juga!" Ara menyodorkan mangkuk nya.

Gadis dengan rambut dicepol asal itu melanjutkan makannya tanpa melihat reaksi Gevan yang baru pertama kali makan mie ayam.

Kedua alis tebal Gevan terangkat sedikit saat merasakan rasa mie ayam. Lumayan. Ia kembali menyuapkan makannya. Benar kata Ara, mie ayam itu enak. Mungkin ia akan langganan juga.

"Enak, kan? Makanya percaya sama Ara yang cantik dan imut sedunia," ujar Ara sambil tersenyum bangga.

Gevan hanya diam. Namun tangannya mengusap pelan wajah Ara yang berkeringat, sebab gadis itu lumayan kepedasan karena sambal. Perlakuan itu, membuat Ara panas dingin. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia baper!

***

Jangan lupa like😘

1
Priskha
tiap msh dlm rmh tangga pasti ada jln keluar nya klau dibicarakan baik2 dengarkan penjelasan pasangan kita jgn ambil keputusan saat hati kita sdg emosi
Agustina Kusuma Dewi
seru banget kak..
indah banget, ga neko2
like
sub
give
komen
iklan
bunga
kopi
vote
fillow
bintang
paket lengkap sukak bgt, byk pikin baper😘😍😘😍😘😍😘😍😘
Agustina Kusuma Dewi
ijin share ya kak..
Priskha
Nike....bnr kah itu????
Priskha
pingin aq tonjok aja 3 org itu
Priskha
lhoalah ternyata selama ini Ara juga ndak tau makam bundanya dimana dasar klg yg minim akhlak
Priskha
ndak hbs pikir aq dg klg Ara, seorang CEO pastinya punya pendidikan tinggi tp cara berpikirnya dangkal spt otak udang
Azmori
Hadir kak
Sri Mahyuni
kui lah kasian sekali ara, hidup sendiri tidaj ada yg membimbingnya dlm menjalani kehidupan, untung kelakuanya baik lembut, tidaj kasar
Ufi Yani
klo d novl o.l emg boleh sebut merk y kak??
fahrisa asyifa 91
🤣
love sick
tfhuh
Niwa
ganti dong panggilan nya.. jgn saya lagi
Niwa
basiiiiiii anj
Niwa
dih salting ya Gev 😂😂😂
Niwa
mantapp 😂👍 demi Ara apapun akan dilakukan ya
Niwa
ahahha... kasian tapi ngakak
Dina Ispriyanti
Luar biasa
Ervina
anaknya laki apa perempuan... 👶, happy ending... syukaa😍🤩
Ervina
gara2 sebotol minuman ara jadi sempoyongan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!