Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJALANAN MENUJU ISTANA
Qin Ruyue memasuki kamar mandi, dia berendam menggunakan air hangat untuk menghilangkan rasa lelah akibat perjalanan yang cukup jauh. Dia juga menumbuk beberapa herbal yang akan di gunakan sebagai masker untuk mempercantik wajah nya.
"Nona!" panggil Li Mei, dia membawa nampan berisi makanan.
Qin Ruyue tersenyum, dia meminta agar gadis pelayan itu duduk bersamanya. "Li Mei! Ayo makan bersama!"
"Nona!" Li Mei melambaikan tangannya untuk menolak, namun Qin Ruyue memaksa gadis itu. Dia ingat bahwa pemilik tubuh yang sebenarnya seringkali kekurangan makanan, Li Mei bahkan memberikan bagiannya untuk di makan oleh gadis itu.
"Makanlah, mulai hari ini, apapun yang aku makan, kau juga akan memakannya!" ucap Qin Ruyue dengan tegas.
Selesai makan, Li Mei segera membereskan seluruh peralatan, dia juga membawa berbagai macam masakan dari dapur kediaman untuk bawahan baru Qin Ruyue. Untuk saat ini, dapur mereka masih belum bisa dipergunakan, harus menunggu sampai besok.
"Nona, nyonya mengirim pakaian ini untuk anda," ucap Li Mei, dia menunjukkan satu set gaun yang sangat elegan dengan beberapa perhiasan dan jepit emas.
Qin Ruyue mengangguk, dia menyentuh gaun itu sambil tersenyum. "Ibu Zhi sangat pandai, gaun ini tidak hanya indah, namun memiliki bahan yang sangat lembut dan nyaman untuk digunakan.
Li Mei juga setuju dengan Qin Ruyue, dia merasa sejak nyonya Zhi menjadi nyonya kediaman Adipati, semua kebutuhan majikannya tercukupi, tidak seperti di masa lalu, dimana semua pengeluaran rumah di kendalikan oleh selir Hong.
"Li Mei, pergilah tidur! Kita harus bangun pagi untuk mengikuti jamuan istana," ucap Qin Ruyue, dia tidak membiarkan bawahannya terjaga sepanjang hari dan malam.
Saat menjelang tengah malam, Qin Ruyue menyelinap keluar, dia menggunakan pakaian malam dan topeng untuk mengelabui para penjaga. Langkah kakinya terlihat sangat hati-hati, dia menyelinap ke paviliun melati, tempat selir Hong tinggal.
'Di kehidupan yang lalu, saat perjamuan di istana, kau dan putri kesayangan mu itu berusaha untuk merusak reputasiku. Kalian berdua bahkan sengaja ingin membuat ku malu di hadapan banyak orang. Kali ini aku tidak akan tinggal diam, kau akan merasakan bagaimana pembalasan dari orang yang merangkak keluar dari neraka.'
Qin Ruyue mengeluarkan sesuatu dari balik lengan bajunya dan langsung menaburkan nya ke pakaian dan kosmetik yang akan di gunakan oleh selir Hong, dia bahkan mengambil beberapa perhiasan milik wanita itu, kemudian menguburkannya di belakang kediaman. Dia yakin akan ada tontonan seru di pagi hari.
Setelah selesai, dia kembali mengendap-endap, kemudian memasuki kamar Qin Yanran. Gadis itu membuka tutup ceret, kemudian mengeluarkan serbuk putih dan memasukkannya ke dalam air.
'Qin Yanran, di masalalu kau berusaha untuk mempermalukan ku, kali ini aku ingin melihat, bagaimana cara kamu untuk menghadapi situasi ini? Aku ingin tahu, apakah kau bisa membela dirimu di depan banyak orang atau tidak?'
Usai melakukan aksinya, Qin Ruyue segera kembali ke kamar, dia melepaskan pakaian malam, kemudian berbaring di atas tempat tidur. Tanpa dia sadari, seseorang masuk ke kamarnya melewati jendela, dia menatap wajah cantik yang terlelap itu sambil tersenyum tipis.
'Rubah kecil ini cukup licik, aku ingin tahu rencana apa yang dia buat untuk kedua wanita itu.'
Setelah puas memandangi wajah Qin Ruyue, dia segera pergi meninggalkan kamar, tepat beberapa detik sebelum gadis itu membuka matanya.
'Aneh! Kenapa aku merasa ada orang lain di kamar ini?'
Keesokan harinya, Li Mei membangunkan Qin Ruyue pagi-pagi sekali, dia bahkan telah menyiapkan air hangat yang telah dicampur dengan kelopak bunga.
"Nona, airnya sudah siap, anda bisa segera membersihkan diri," ucap Li Mei.
Qin Ruyue bangun, dia segera berjalan ke arah kamar mandi, sambil melepaskan pakaian bagian luarnya. Beberapa saat kemudian Qin Ruyue berendam di dalam bak yang telah di penuhi aroma bunga.
"Li Mei! Pergilah! Siapkan beberapa kue untukku!" ucap Qin Ruyue sambil menggosok tubuhnya menggunakan kelopak bunga.
Li Mei mengangguk, dia segera pergi dari sana untuk menyiapkan semua keperluan majikannya, tak lama kemudian gadis pelayan itu kembali, Qin Ruyue tersenyum, dia telah selesai berganti pakaian dan terlihat semakin cantik dengan gaun berwarna merah bata.
"Nona, anda terlihat sangat cantik, Li Mei akan menata rambut anda," ucapnya sambil memperlihatkan beberapa jepitan rambut emas yang dikirimkan oleh nyonya Zhi.
Qin Ruyue menggelengkan kepala, jarinya menunjuk ke arah deretan jepit rambut perak. "Yang ini saja, aku tidak ingin menarik perhatian. Li Mei, tolong siapkan penutup wajah untukku."
"Nona, bagaimana mungkin anda menggunakan cadar ke perjamuan istana? Ini mungkin akan menyinggung kaisar," ucap Li Mei.
Qin Ruyue tersenyum tipis, "Kau jangan khawatir, aku sudah memperhitungkan semuanya, selain kau, ibu Zhi, ayah dan bawahan ku, tidak ada satu orang pun yang mengetahui penampilan ku saat ini. Li Mei, perjamuan istana di penuhi dengan orang-orang yang berhati hitam, aku harus ekstra hati-hati agar tidak jatuh dalam perangkap mereka."
Li Mei akhirnya mengerti, "Baiklah nona, Li Mei akan melakukannya sesuai dengan yang anda inginkan."
Setelah selesai berdandan, Qin Ruyue meneguk secangkir teh, dia juga menyuapkan 3 potong kue ke dalam mulutnya agar tidak kelaparan. Siapa tahu ada orang yang ingin mencari gara-gara nanti, sehingga acara makan-makan tertunda beberapa saat.
"Nona, tuan Adipati dan nyonya sudah menunggu anda di depan," ucap salah seorang pengawal, dia berdiri di depan pintu sambil memandangi wajah cantik majikannya yang sangat memukau.
Qin Ruyue mengangguk, dia segera memasang cadar di wajahnya, kemudian keluar dari paviliun anggrek menuju halaman depan.
Saat dia sampai di sana, Qin Yanran sudah berdiri bersama selir Hong, dia menggunakan pakaian berwarna merah muda dengan berbagai ornamen emas yang melekat di tubuhnya.
"Ayo berangkat!" ajak Adipati Zhenbai sambil membantu nyonya Zhi untuk masuk ke dalam kereta, di susul oleh Qin Ruyue, nona ketiga dan nona keempat. Selir Hong dan Qin Yanran menggunakan kereta lain, mereka tidak bisa duduk bersama karena status nya yang tidak setara.
Di sepanjang perjalanan, wajah Qin Yanran terus cemberut, dia merasa sangat kesal karena selalu di anak tirikan oleh ayahnya. Meskipun di depan orang lain pria itu selalu terlihat sangat penyayang dan begitu memanjakan keempat putrinya.
"Aduh!" ucap selir Hong, dia mulai menggaruk wajah dan seluruh tubuhnya yang terasa sangat gatal.
"Ibu, ada apa?" tanya Qin Yanran sambil memperhatikan kelakuan ibunya yang tidak biasa.
"Ran'er, wajah ibu sangat panas dan gatal. Punggung dan perut juga." ucap selir Hong sambil terus menggaruk hingga terlihat beberapa goresan dari kuku panjangnya.
"Ibu! Apa yang ibu lakukan? Berhenti menggaruk atau wajah ibu akan menjadi jelek!" ucap Qin Yanran setengah berteriak, dia melihat perubahan wajah selir Hong yang memerah dan mulai di penuhi benjolan-benjolan kecil.
"Ran'er! Ibu tidak bisa menahan nya, ini benar-benar sangat gatal!" ucap selir Hong kembali. Qin Yanran akhirnya berbicara pada salah seorang pengawal agar memberi tahu ayahnya.
Adipati Zhenbai terlihat sangat marah, selir Hong sepertinya sengaja ingin menghambat perjalanan mereka menuju ke istana, akhirnya dia memutuskan untuk mengajak Qin Yanran masuk ke dalam keretanya, sedangkan selir Hong di kirim kembali ke kediaman.