• Cek umur sebelum membacanya.
Kendrick Davino Tan adalah seorang casanova, hidup dengan banyak wanita yang memuaskan gairahnya.
Dia bahkan menampung seorang wanita malam di mansion miliknya, yaitu Maurin. Maurin tak sendiri, dia bersama anak gadisnya, Zoya.
Yang diam-diam Ken jadikan fantasinya saat bercinta dengan Maurin dan banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
Ken dan anak buahnya segera berpencar untuk mencari keberadaan Zoya. Mendadak semua orang sibuk. Karena pria itu tidak akan membiarkan anak buahnya beristirahat sebelum mereka menemukan gadis itu.
Tak dipungkiri, Ken benar-benar merasa khawatir dengan keadaan Zoya, apalagi kehidupan ibu kota yang nyaris tak pernah sepi dari kejahatan. Ditambah sekarang adalah malam hari, waktu yang biasa digunakan untuk para penjahat beraksi.
"Ya Tuhan, kemana dia?" Ken memukul dasboard mobil dengan keras, dia benar-benar dibuat gundah oleh gadis belia itu.
Dia berharap dengan pulang ke rumah dia bisa kembali tenang, kini dia justru dihadapkan dengan tingkah Zoya yang kabur-kaburan.
Kepala Ken terasa berdenyut, dan mungkin sebentar lagi akan pecah.
Sepanjang jalan Ken selalu merutuk, menyalahkan semua penjaga di rumahnya, karena tidak ada yang becus mengawasi Zoya. Sementara netranya dengan jeli, menyusuri jalanan ibu kota, berharap bisa menemukan Zoya secepatnya.
Hingga malam semakin larut, langit berubah semakin pekat, tetapi tidak ada satupun anak buahnya yang memberi kabar bahwa mereka sudah menemukan Zoya. Ken mendesah frustasi, harus kemana lagi dia mencari gadis itu.
Ken kembali melihat ke arah luar dari balik kaca mobilnya yang terbuka, dan tak sengaja netranya melihat sekelebat tubuh ramping yang berdiri tak jauh dari jalan raya. "Stop!" Teriak Ken, dan mobil itu langsung berhenti.
Tanpa ba bi bu dan tak berpikir apapun lagi, Ken segera keluar dan melangkah dengan tergesa-gesa untuk sampai pada sang pemilik tubuh itu. Dia sangat yakin, kalau gadis yang dia lihat adalah Zoya, karena tas yang gadis itu pakai sama persis dengan tas pemberian Ken kala itu.
Ken tarik pergelangan tangan itu, hingga gadis itu berbalik dan mendapati pria yang sedang ingin dia jauhi mati-matian, berdiri tepat di hadapannya.
Glek!
Zoya menelan ludahnya kasar. Dia sangat terkejut, kenapa Ken bisa menemukannya secepat ini? Namun, karena tekadnya yang begitu besar untuk lepas dari kehidupan Ken, Zoya dengan kasar menghentak cekalan tangan kekar itu, hingga terlepas.
Dia segera berbalik untuk kabur, tetapi lagi-lagi tangannya dicekal oleh Ken. "Ikut aku pulang!" ucap Ken dengan nada dingin.
Zoya menggeleng dan meronta meminta dilepaskan, tetapi Ken justru semakin mencengkram kuat pergelangan tangan itu. "Aku bilang ikut aku pulang!" tegasnya.
"Tidak mau, Zoya tidak mau ikut. Biarkan Zoya pergi!" tolak gadis itu mentah-mentah. Begitu kukuh pada pendiriannya.
Namun, Ken tak peduli sama sekali dia menarik kasar tangan Zoya agar ikut bersamanya. Zoya tak tinggal diam, dia terus meronta-ronta. "Tidak mau, aku tidak mau ikut denganmu!"
"Lepaskan aku, biarkan aku pergi! Aku tidak mau ikut!"
"Daddy, please! I don't want go home with you!"
Ken langsung berhenti, dia berbalik untuk menatap Zoya dengan sorot mata menajam. "Mommy-mu sudah menitipkanmu padaku, jadi selamanya kamu akan terus dalam pengawasan Daddy! Ingat itu baik-baik!" Bentak Ken, dia reflek karena Zoya yang begitu keras kepala dan tak mau menuruti ucapannya.
Seketika Zoya menangis, untuk pertama kalinya Ken membentaknya, dan rasanya itu sangat sakit. Tubuhnya terasa lemas seperti jeli dan akhirnya dia hanya bisa pasrah saat tubuhnya ditarik kembali oleh Ken untuk masuk ke dalam mobil.
Dalam perjalanan menuju mansion semuanya tampak membisu, Ken yang masih berusaha untuk mengatur emosinya, dan Zoya yang tengah sesenggukan di kursi belakang.
Begitu mereka sampai di mansion, Ken segera turun, dan membuka pintu mobil Zoya. Dia kembali menarik lengan gadis itu, hingga mereka naik ke lantai dua. Dan Zoya hanya bisa patuh.
Ken melepaskan Zoya dan menyuruh gadis itu masuk ke dalam kamarnya. "Masuk ke kamarmu, sebagai hukumannya Daddy akan mengurungmu satu malam. Jangan pernah berani untuk keluar. Atau Daddy akan menghukummu lebih dari ini. Aku sudah cukup baik, karena menyuruhmu untuk tetap tinggal dan menganggap rumah ini adalah rumahmu, jadi jangan membangkang lagi!"
Setelah itu, Ken benar-benar mengunci kamar Zoya dari luar. Sementara Zoya kembali menangis dan lekas naik ke atas ranjang.
"Daddy jahat!"