NovelToon NovelToon
Wanita Kedua Suamiku

Wanita Kedua Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Herazhafira

Kedatangannya di kota lain dengan niat ingin memberi kejutan pada suaminya yang berulang tahun, namun justru dialah yang mendapat kejutan.

Semuanya berubah setelah ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat di cintainya menggendong anak kecil dan dan merangkul seorang wanita di sampingnya.

"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.

"Dia juga istriku." Jawab Damian.

Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.

"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.

Bagaimana nasib rumah tangganya yang akan datang? Apakah ia mampu mempertahankannya ataukah ia harus melepaskan semuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan Mayat

4 hari kemudian.

4 hari setelah kejadian, Kanaya menghubungi Rudi untuk memenuhi janjinya. Ia menuju apartemen Rudi setelah berpamitan dengan Weni dengan alasan akan pergi arisan.

Weni percaya kemudian membiarkan Kanaya pergi.

Kanaya menekan bel apartemen Rudi kemudian masuk setelah Rudi membukanya.

"Kamu makin cantik sayang." Puji Rudi langsung mencium bibir Kanaya mencerup lebih dalam, kemudian turun ke leher membuat Kanaya merasakan napas Rudi yang sudah memburu.

"Lepaskan aku Rudi! aku ingin bertanya padamu, dimana kamu menyembunyikan Tasya?" Tanya Kanaya.

"Kamu tenang aja, dia sudah aku buang ke jurang, dia nggak mungkin kembali ke kehidupan Lo, jadi tenang aja. Sekarang ayo kita ke kamar, kamu harus puaskan aku hari ini." Ajak Rudi dengan tangan merangkul pinggang Kanaya.

"Ke jurang? kenapa kamu membunuhnya? aku kan menyuruhmu membawa dia pergi jauh." Kesal Kanaya.

"Sudah, kamu tenang aja, aku nggak mungkin menyeret mu dalam masalah ini." Ujar Rudi.

"Kamu selalu seperti ini jika menginginkan ku." Kesal Kanaya.

"Ayolah sayang...! cuma aku yang bisa membuatmu melayang, Damian tidak pernah menyentuhmu lagi bukan? kita sama-sama menginginkannya." Bujuk Rudi.

Kanaya mendelik sebal, Rudi selalu tahu apa yang ia rasakan

Merek masuk kedalam kamar kemudian memulai percintaan terlarang mereka hingga berjam-jam.

"Makasih sayang, cuma kamu yang bisa membuatku puas. Aku akan melakukan apapun untuk mu." Ujar Rudi setelah permainan diatas ranjang mereka selesai. Entah berapa kali mereka melakukan itu hingga Kanaya tidak bisa lagi bangun karena tenaganya terkuras habis.

................

Ditempat lain Damian sedang pusing memikirkan Anastasya, belum ada kabar dari kantor polisi dan juga anak buahnya. Ia tidak bisa berkonsentrasi pada saat meeting dan meminta Geri untuk memimpin meetingnya.

Setelah meeting selesai ia kembali keruangan nya. "Gw harus bagaimana untuk menemukan Tasya? gw nggak bisa fokus ngurus pekerjaan." Lirih Damian duduk di kursinya dengan menekuk wajahnya bertumpu di kedua tangannya.

Geri menghela napas panjang, dia juga bingung bagaimana caranya untuk membantu Damian. Dia sudah menyuruh anak buahnya untuk berpencar mencari keberadaan Anastasya tapi belum satupun yang mendapatkan hasilnya.

"Kita sudah berusaha mencarinya, gw tau ini sulit buat Lo, tapi gw minta jangan lemah seperti ini, Lo harus kuat dan bisa nerima semua ini, Lo harus bertahan demi Tasya. Di suatu tempat, mungkin dia juga sedang menunggumu menjemputnya." Ujar Geri mencoba menenangkan pikiran Damian.

"Gw nggak bisa tanpanya Ger! Dia penyemangat hidup gw." Lirih Damian.

"Mau gimana lagi, sekarang ini kita cuma bisa menunggu kabar dari polisi dan anak buah kita." Ujar Geri dengan pasrah.

Tidak lama kemudian ponsel Damian berbunyi.

"Drrtt.. drrtt.. drrtt.."

"Halo." Jawab Damian di ponselnya.

"Tuan, Anda bisa ke daerah perbatasan desa Kuningan? kami menemukan mayat seorang wanita di tepi jurang. Kemungkinan besar itu Nyonya Tasya." Lapor Kemal.

Deg!

"Tasya? nggak mungkin itu Tasya." Sentak Damian tidak percaya.

"Aku menemukan tas Nyonya Tasya di sekitar tempat ini. Aku menunggu kedatangan Anda karena polisi juga sudah menuju ke sini. Aku akan sharelock sekarang." Ujar Kemal.

"Baiklah." Damian lemas seketika, ponsel yang dia pegang jatuh dan ia tidak bisa menahan air matanya saat itu juga.

"Telpon dari Kemal? ada apa?" Tanya Geri heran melihat Damian tiba-tiba menjatuhkan ponselnya.

"Tasya ditemukan di jurang. Ger! Tasya nggak mungkin meninggalkan aku kan?" Tanya Damian sedih.

"Jangan seperti ini bos! Ayo kita ke sana, Kita harus liat langsung, apa itu beneran Tasya atau bukan." Geri segera beranjak dari kursinya. Ia mengambil ponsel Damian yang sempat jatuh ke lantai.

Mereka keluar dari perusahaan menuju perbatasan desa Kuningan. Di perjalan Damian terus berdoa semoga wanita itu bukanlah istrinya. Istri yang selama ini menemaninya dalam suka dan duka.

Geri melirik sejenak ke arah Damian kemudian kembali fokus dengan kecepatan penuh. Mereka berdua hanya diam di dalam mobil dengan pikiran masing-masing.

Damian menghawatirkan bagaimana jika wanita itu Tasya, sedangkan Geri menghawatirkan keadaan Damian jika seandainya wanita memang Tasya, Ia yakin Damian akan hancur dan tidak bisa mengurus pekerjaannya dengan baik.

Setelah 2 jam menempuh perjalan, akhirnya mereka tiba di perbatasan. Di sana sudah ada polisi yang sedang mengidentifikasi jasad yang mereka temukan.

Damian dan Geri berjalan melewati garis polisi kemudian menghampiri mayat yang sudah hampir hancur di bagian wajah dan tubuhnya.

"Boleh saya melihatnya Pak?" Tanya Damian melihat jasad sudah terbungkus dengan kantong jenazah.

"Silahkan." Polisi membuka resleting di bagian wajahnya namun Damian tidak mampu melihatnya karena wajah wanita itu hancur.

Damian menggeleng, ia duduk bertumpu dengan kedua lututnya, "Nggak mungkin, Ini bukan Tasya. Ger, dia bukan Tasya kan?" Teriak Damian meminta pendapat Geri.

Geri diam tidak menjawab pertanyaan Damian kerena dia juga tidak yakin itu Tasya atau bukan.

"Geri, dia bukan Tasya kan?" Sentak Damian kembali.

"Aku juga nggak tau Bos! wajahnya tidak bisa kita kenali. Kita harus melakukan autopsi untuk membuktikannya.

"Tuan, barang-barang ini ditemukan di sekitar tempat ini, di dalam tasnya kami menemukan KTP atas nama Anastasya Kurniawan. Silahkan, Anda bisa memeriksanya." Polisi menyerahkan plastik berisikan, tas Sling bag, dompet, cincin kawin, dan gelang.

Damian memeriksanya, ia mengusap wajahnya dengan kasar, air matanya kembali keluar tanpa ia sadari saat melihat cincin pernikahannya.

"Tidak mungkin! kamu nggak mungkin meninggalkan aku Tasya." Teriak Damian mengguncang kantung mayat yang telah di tutup kembali.

"Tasya...! bangun, aku tidak bisa tanpamu, jangan tinggalkan aku sayang... aku mohon." Damian tertunduk lemah ia memeluk jasad itu sambil mengguncangnya.

"Ger! katakan padaku dia bukan Tasya." Bentak Damian.

"Maaf Bos! Jika seperti ini, sudah dipastikan dia Tasya." Ujar Geri dengan berat hati.

"Tidak Geri, dia bukan Tasya, dia bukan Tasya!" Ujar Damian pada Geri, "Tasya bangun sayang..! bangun! kamu jangan becanda sayang, ayo bangun aku akan menemanimu, Tasya....!" Panggil Damian. Air matanya terus mengalir, ia tidak perduli di sana ada anak buahnya dan polisi yang sedang melihatnya.

"Maaf Tuan, sebaiknya mayatnya kita bawa ke rumah sakit untuk di autopsi." Ujar Polisi.

Geri menarik Damian mundur beberapa langkah.

Polisi membawa mayat langsung masuk kedalam mobil ambulance kemudian membawanya menuju rumah sakit untuk di autopsi.

Damian masuk ke dalam mobilnya bersama Geri kemudian ikut menuju rumah sakit. Dalam perjalanan Damian menghubungi Weni.

"Drrtt.. drrtt.. drrtt.." Suara ponsel Weni.

"Ia nak." Jawab Weni di telpon.

"Mah, Tasya hikss..." Damian tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Ia sangat terpukul dan kehilangan istrinya.

"Tasya kenapa Damian? Tasya sudah ketemu nak?" Tanya Weni dengan Khawatir, dia sangat takut jika Anastasya kembali pulang ke rumahnya.

"Mah, Tasya.. Tasya meninggalkan aku Mah, aku sendiri, aku tidak sanggup kehilangannya, dia membawa separuh nyawaku Mah. Tasya sudah pergi meninggalkan kita." Lirih Damian.

"Apa maksud kamu Damian? Tidak mungkin, apa yang terjadi dengan Tasya?" Tanya Weni tersenyum licik.

"Sekarang aku menuju rumah sakit. Jika Mama ingin melihatnya datanglah di rumah sakit Bakti sekarang. Aku akan menjelaskannya nanti." Ujar Damian kemudian menutup telponnya.

Setelah menutup telpon dari Damian. Weni segera masuk ke dalam kamar Kanaya. Ia sangat senang mendengarkan berita ini.

"Beneran Mah, Tasya meninggal?" Kanaya tidak percaya.

"Beneran sayang, masa Mama bohong. Damian baru saja menelpon Mama." Ujar Weni.

"Sekarang sudah tidak ada lagi yang mengganggu rumah tangga aku Mah. Makasih sudah membantu Naya selama ini. Aku sayang Mama." Ucap Kanaya memeluk Weni.

"Apapun akan Mama lakukan untuk menjadikan mu menantu Mama satu-satunya." Ujar Weni.

"Makasih Mah." Kanaya tersenyum dalam pelukan Weni.

"Sekarang ayo kita ke rumah sakit susul Damian, kita lihat Tasya untuk yang terakhir kalinya, sekalian ucapkan selamat tinggal padanya." Ujar Weni melepaskan pelukannya.

"Mama benar, Aku siap-siap dulu Mah." Kanaya beranjak mengganti pakaiannya.

"Mulai sekarang, kamu harus bersikap lembut dan baik pada Damian. Buat dia mencintai mu agar dia melupakan Tasya secepatnya." Pinta Weni.

"Iya Mah, Mama tenang aja." Sahut Kanaya.

"Ya sudah, Mama tunggu kamu di luar. Jangan terlalu lama dandannya." Weni keluar dari kamar Kanaya.

Mereka keluar dari rumah menuju rumah sakit. Kanaya memutar musik sambil bersenandung memperlihatkan kebahagiaannya, sedangkan Weni hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah menantu kesayangannya itu.

Saat sampai di rumah sakit, mereka duduk menunggu di lobby selama setengah jam karena Damian belum juga tiba.

"Mah, kenapa mereka lama banget ya?" Kesal Kanaya sudah nggak sabar ingin melihat mayat Anastasya.

"Sabar sayang...! kita tunggu aja sebentar lagi."Weni menenangkan Kanaya.

.

.

.

Bersambung....

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

1
Jihanisa Jihan
hamil deh
Jihanisa Jihan
haduhhhh gregetan lemah banget sih sampe BS diperkaos calon mantan suami.
tendang aja burungnya biar ga BS terbang sekalian . gedeegggggg bgt.
ga mgkn hamil juga lah. kayaknya si Damian mandul. tp ditipu SM Mak Lampir.
gunakan hp, minta tolong Austin kek, atau minta tolong Tirta kek. gedeghhggg
Jihanisa Jihan
Luar biasa
Jihanisa Jihan
tinggal gugat cerai aja knp sih
Jihanisa Jihan
tuhkan. jangan jangan Radit BKN anak kandung Damian .
Jihanisa Jihan
jangan2 bukan anak kandung Damian lagi, tp hasil SM main dgn cowo lain, alias anak orang lain . secara dia dijebak mabu dan pake 2ga tau persis kejadiannya spt apa. yekan
lela sari
bodohhhhhhh
Fitrian Delli
mampus lo marina sepeti binatang kayak anak lo mk jgn jahat karma sdh d tangan lo binatang
guntur 1609
hahha ke kenyangan lah loe jak
guntur 1609
mampus kau damian. jangam bilang raditvtu anaknya rudi. makin mampus kau sama si weni.hjajajjja
guntur 1609
syukur mamanya austin dan ayahnya baik
guntur 1609
mantap austin
guntur 1609
mampus kau damian. secara gak kangsung kau melepaskan istrimu sm org yg juga kuat nya sepertimu. ada sainganmu oenghianat
guntur 1609
mamous kau oenghianat
guntur 1609
cibta sama istrimu. bulshet kau damian. ruoanya kau seorang oenghianat. kau akan menyesal nantinya
Fitri Yani
nangis lgii
Fitri Yani
bosen..., nangis lgi gx capek yaa???
Fitri Yani
hadohhhhh, dikit2 nangis .. laki2 kex gitu koc masih dipertahaninn...
abdul adul
Luar biasa
Tati Riyati
tasya mewek aja trs..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!