remaja cantik namun sederhana yang mencintai seorang murid baru yang sangat tampan. dirinya mencintai dalam diam, karena dirinya yang sadar diri. walaupun begitu, ternyata pria itu merasakan kalau gadis cantik itu menyukainya , dan malang untuk si gadis.karena cintanya tetap tidak terbalaskan. dan semakin tragis buat si gadis, setelah pria itu tahu kalau wanita yang punya rasa padanya itu ternyata adik dari musuhnya .bahkan seakan-akan nasib buruk itu selalu berpihak pada gadis itu. karena pada akhirnya pria itu malah menjadi saudara tirinya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan keluarga
Nathan melihat ada bekas sayatan di pergelangan tangan yelse. tepat di bagian pembuluh darah yang ada di bagian atas telapak tangannya. kemudian nathan menatap penuh pada wajah yelse.
" Bagaimana kamu bisa punya bekas luka yang seperti itu? " tanya nathan.
" Apakah kamu mau melakukan itu lagi untukku, dan membiarkan aku dalam waktu setengah jam saja!" kata yelse.
" Apa kamu begitu putus asa, hanya di nodai seperti itu saja! " nathan malah marah melihat adanya upaya bunuh diri dari yelse.
" Hanya! " ulang yelse dengan suara yang bergetar menahan tangis memastikannya. " kamu bilang itu 'hanya',,,,apa kamu memang sudah terbiasa melakukan itu? " tanya yelse balik sambil menatap penuh kemarahan.
Namun bukanya melemah dengan tuduhan yelse padanya. justru nathan malah semakin ingin emosi, karena merasa kalau yelse sangatlah berlebihan. "bukankah kamu yang seharusnya sudah terbiasa dengan itu, apakah pacarmu yang bajingan itu memperlakukan kamu dengan sangat terhormat!" ucap nathan yang tidak bisa lagi menahan emosi.
Yelse yang mendengar suara keras nathan langsung mematung, matanya sudah memerah menahan tangis. " apa aku memang terlihat begitu hina.? " tanya yelse dengan suara yang hilang timbul karena menahan sesak, namun tatapannya masih sangat tajam pada wajah nathan.
Sehingga nathan yang awalnya menyala menjadi redup ketika melihat reaksi yelse tentang pertanyaannya.
Namun yelse masih tampak betah menatap nathan. " apa aku memang terlihat begitu hina?" tanya yelse lagi. yang berpikir kalau nathan mungkin tidak mendengar pertanyaan darinya tadi.
" Apa aku memang terlihat sangat hina.? apa aku memang pantas mendapatkan penghinaan itu!?" tanya yelse berulang-ulang. membuat nathan kembali berpikir lain.
Antara jalan pikirannya dan apa yang di pikirkan oleh yelse sedang tidak sejalan sekarang. namun nathan tidak ingin kembali bersuara, karena dirinya takut kalau yelse semakin salah paham.
Dan akhirnya nathan memutuskan untuk keluar dari kamar rawat inap yelse. setelah sampai di luar nathan langsung menyuruh salah seorang perawat untuk memberikan minum pada yelse. dan setelah itu dia duduk di samping Steven.
Steven masih menatap bodoh pada nathan, dari nathan keluar kamar sampai nathan duduk di sampingnya. namun sepertinya nathan sama sekali tidak menghiraukan keberadaan sahabatnya tersebut .
" Apa kita bisa pulang? " tanya Steven.
Barulah nathan melihat ke arah Steven yang barusan membuka suara. " kalau kamu mau pulang, pulanglah! " kata nathan yang seakan tidak lagi sanggup memutuskan.
Namun Steven yang mendengar jawaban seperti itu malah tidak ingin pulang. karena jawaban nathan yang terdengar masih mengambang dan terlihat pasrah. sehingga dia tidak ingin meninggalkan nathan sendirian di rumah sakit itu.
Dan akhirnya mereka sampai pagi di sana. walau keduanya hanya duduk di kursi depan kamar yelse.
Tampak nathan yang setiap saat melihat ke dalam untuk melihat perkembangan yelse. dan apa yang di lakukannya di dalam.
Dan pagi-pagi sekali ternyata ayah yelse datang. setelah dia di beri tahu oleh seorang anak buahnya. karena ayah yelse yang juga merasa cemas anaknya tidak ada pulang.
" Di mana ruangannya? " tanya ayah yelse pada salah seorang anak buahnya .
" Di sini pak! " jawabnya .
Nathan dan Steven langsung kaget melihat ada beberapa orang yang ingin masuk ke kamar rawat yelse.
" Berhenti..! " hadang nathan pada semua rombongan ayah yelse.
Ayah yelse langsung menatap pada nathan. " apa yang sedang kamu lakukan ? " tanya ayah yelse pada nathan yang menghadangnya.
" Anda siapa? kenapa anda seenaknya akan masuk ke dalam? " tanya nathan yang merasa curiga.
" Saya ayahnya yelse! " jawab ayah yelse tegas.
Nathan terdiam sejenak. mengamati dari atas sampai bawah apa yang di pakai oleh ayah yelse. dia juga melihat ke seluruh anak buah yang datang bersamanya.
Dan nathan menilai kalau orang yang di depannya adalah orang yang pasti kaya raya. tapi bagaimana bisa dia adalah ayah yelse. sedangkan gadis itu sendiri selalau bekerja keras, dan memakai pakaian yang terbilang sangat sederhana .
" Apa kamu pacarnya? " tanya ayah yelse pada nathan.
" Tidak,, saya adalah temannya! " jawab nathan.
"Kalau begitu minggir lah!" usir ayah yelse pada nathan.
Hingga akhirnya nathan mengalah dan membiarkan ayah yelse itu masuk. namun nathan juga ikut masuk ke ruangan itu.
Nathan melihat interaksi yang katanya ayahnya yelse itu. dengan gadis manis itu tampaknya tidak seperti ayah dan anak. karena yelse yang benar-benar sangat acuh.
Dan setelah itu yelse di bawa pulang. tentunya karena yelse yang memintanya. nathan hanya bisa diam. namun dia sama sekali tidak percaya kalau pria kaya itu adalah ayah yelse. namun yelse sepertinya juga tidak masalah dengan keberadaannya.
Hari ini antara nathan dan yelse tidak masuk sekolah. dan itu di gunakan nathan untuk memikirkan siapa sebenarnya yelse. dan bagaimana dia.
Melihat betapa mewahnya sang ayah dan bagaimana sederhananya yelse. memang benar-benar membuatnya sangat tidak percaya.
" Nathan..! " panggil mamanya padanya.
" Ya! " jawab nathan.
" Nanti malam kita akan pergi ke rumah calon papamu, kamu harus bersiap-siap, mama sudah mempersiapkan pakaian mewah untukmu di pakai nanti malam.! " kata mamanya nathan sambil memberikan baju mewah yang di bawanya.
Karena nathan tidak ingin menerimanya, mambuat mamanya akhirnya menaruhnya di dalam lemarinya nathan. " jangan lupa ya..! " pesan mamanya nathan.
Sedangkan di tempat yelse, semua tampak sangat sibuk mempersiapkan penyambutan untuk kedatangan calon ibunya itu .
Yelse sudah di belikan baju yang sangat indah untuk di pakainya nanti. namun yelse malah berniat untuk tidak mendampingi ayahnya untuk menyambut kedatangan kekasihnya itu.
" Yelse,, kamu harus memakainya. kalau kamu tidak mau. ayahmu bisa marah nanti!?" kata pelayan baik.
" Tapi tanganku masih sakit? " jawab yelse.
"Kalau begitu biar aku carikan baju yang bahunya terbuka, agar lukamu tidak ke tekan oleh baju! " kata pelayan baik dengan sangat semangat.
Hingga akhirnya yelse menurut. hingga tukang mua dan make up artis datang untuk mendandani dia.
Sore terlihat sangat panjang untuk yelse. karena dirinya yang benar-benar pasrah dengan apa yang akan terjadi.
Bahkan ketika di rias pun dia lebih banyak diam. dan setelah selesai dirinya langsung di bawa oleh pelayan baik menuju ke tempat makan malam yang sudah di persiapkan.
Yelse benar-benar terlihat sangat dingin bahkan dia hanya diam dan menunduk saja ketika duduk. sampai yang di tunggu akhirnya datang.
Ayahnya menyuruhnya untuk berdiri untuk menghargai tamu yang datang. namun yelse tetap saja diam bahkan tidak ada senyuman sama sekali di bibirnya.
Wanita cantik yang baru masuk itu tersenyum manis ke arah ayah yelse. karena itu adalah kekasihnya. " selamat malam! " sapanya ramah kepada ayah yelse. dan setelah itu keduanya cipika dan cipiki dengan sangat ramah.
Namun setelah melihat ke arah yelse raut wajah wanita itu seketika berubah, dia sepertinya tidak begitu suka dengan yelse. dan entah karena apa itu. mungkin karena wajahnya yang terlalu mirip dengan mendiang mamanya. sehingga membuat wanita itu cemburu.
" Di mana anak kamu? " tanya ayah yelse pada kekasihnya.
" Dia masih di luar katanya ada yang tertinggal di mobil" jawabnya dengan penuh senyuman dengan tangan yang terus bergandengan. namun yelse sama sekali tidak tertarik untuk melihat apa yang sedang terjadi di antara mereka .
" Nah itu dia! " kata wanita cantik itu sambil menunjuk pada pemuda tampan yang baru saja datang. ayah yelse langsung menyambut dengan penuh senyuman.
Lain halnya dengan yelse, yang masih terlihat menunduk dan tidak Ingin melihat siapapun.
" Selamat mal__! " ucapan pemuda itu langsung menggantung setelah memastikan siapa gadis yang sedang menunduk diam tanpa ekspresi itu. walaupun wajahnya terlihat sangat berbeda, namun dia sama sekali tidak salah menilai. dan itu membuat pemuda itu juga mematung lama di tempatnya .