Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA SATU
...PROLOG...
"Anterin Gue balik--"
Kinara lihat hanya pria mabuk yang duduk di sofa VVIP room night club, pria muda itu merentangkan kedua tangan, memicing mata, meminta tolong padanya.
Jaket jeans hitam membalut kaus top putih pemuda itu. Celana jeans hitam melapisi kaki sementara sepatu kets senada dengan baju atasannya.
Pria dengan tinggi 187 cm, bulu mata lentik, pahatan hidung yang tinggi, kuning langsat untuk kulitnya, alis kerang lurus menyempurnakan wajah itu sendiri.
Barusan, pria ini memesan taksi online dan inilah sebab kenapa Kinara Syanara berada di barisan para penikmat musik remix dan lampu temaram kelab malam.
Sopir taksi, wanita muda, Kinara Syanara cukup apes mendapat pesanan taksi dari pria mabuk yang sudah pasti akan menyusahkan.
Sebelumnya, Kinara menunggu di depan bar, ia menelepon pemesan bernama Alhambra dan Kinara diarahkan untuk masuk ke dalam kelab malam legal ini.
Jalan sempoyongan, terpaksa Kinara papah berat tubuh pemuda itu dengan pundak mungilnya yang rapuh. Keluar dari gemerlap dunia malam setelah melewati banyak sekali orang- orang yang mencibirnya.
Dandanan biasa Kinara tentu mengundang pasang mata mencaci. Kinara hanya memakai celana pendek coklat muda dengan saku timbul di sisi-sisi pahanya.
Kaus longgar, kemeja kotak sebagai luaran, dan topi yang menampilkan sosok tomboi wanita tangguh itu. Yah, tangguh karena Kinara bukan wanita yang ongkang- ongkang kaki untuk menerima fasilitas orang tuanya.
"Gue bayar Lu dua kali lipat karena mau jemput Gue ke dalem."
Sang pemuda meracau saat masuk ke dalam mobil, duduk menyandar pengar di jok penumpang bagian belakang.
Kinara memasangkan sabuk pengamannya, walau sulit dia lakukan. "Gue tambah tiga kali lipat bayarannya karena Lu udah mau bantu pasang seat belt Gue."
Kinara tersenyum nyengir untuk sesaat, semoga saja itu benar- benar terjadi. Sebab jauh di lubuk hatinya, Kinara yakin omongan orang mabuk tidak boleh terlalu dipercaya.
Kinara menutup pintu, berjalan memutari mobil lalu segera ambil kemudi. Kinara langsung tancap gas, menuju lokasi tujuan di mana pelanggannya akan pulang.
Tak jauh, hanya tiga puluh menit sampai di bangunan apartemen. Pemuda yang agaknya masih sadar walau pengar menyeletuk lagi.
"Lima kali lipat kalau Lo mau antarkan Alhambra sampai ke apartemen."
"Kamu janji-janji begitu, sebenarnya serius tidak sih hah?!" sergah Kinara.
"Lu pikir Gue nggak punya duit, apa?"
"Bayar dimuka dulu, lima kali lipat, baru setelah itu, kamu boleh meminta ku mengantar mu sampai ke unit apartemen!"
Alhambra tertawa khas pria mabuk, ia mengeluarkan dompet miliknya, menyodorkan banyak uang.
Satu gepok uang merah, dan Kinara yakin uang- uang itu asli karena sudah langsung ia terawang dengan senter khusus miliknya.
"Ambil sesuka Lu, terus, anterin Gue sampai ke unit apartemen!"
"Baiklah." Kinara mengambil beberapa uang untuk jumlah dari kesepakatan. Lima kali lipat dari harga seharusnya, dan dia akan antar pemuda mabuk itu hingga sampai ke tempat.
Tertatih Kinara papah kembali Alhambra hingga masuk ke lobby hingga berlanjut ke lift, dan yah, Kinara Syanara rela mengantarkan pria ini demi uang.
Walau di awal Kinara sempat bingung harus dengan cara apa mereka masuk? Alhambra justru muntah-muntah di depan pintu, bahkan tak bisa menjawab saat dia tanya di mana kuncinya.
Sempat Kinara meraba-raba seluruh tubuh Alhambra yang kegelian hanya demi mencari kuncinya, sampai ia dibuat sebal setelah tahu sesuatu hal yang membuat dirinya merasa bodoh.
Ternyata cukup mudah, karena mereka bisa langsung masuk setelah wajah Alhambra terindentifikasi oleh sensor di bagian lock.
"Kenapa nggak bilang kalau kuncinya cuma pake muka nyebelin kamu sih?" jutek Kinara. Alhambra hanya terkekeh menyebalkan.
Meski berliku, tiba juga Kinara di sofa putih hitam luxury, ia menjatuhkan Alhambra di sana kemudian duduk mengatur napas di sofa lainnya.
Keduanya sempat terdiam bersama untuk masing-masing rasa lelahnya. Dan agaknya Alhambra baru menyadari sesuatu setelah topi putih Kinara terbuka.
"Lu wanita, ya?" Alhambra menyelidik, bahkan tubuhnya maju, matanya memicing seperti sedang mewaspadai.
"Kamu pikir selama ini aku apa?"
"Gaya Lu kayak cowok." Alhambra tertawa menyebalkan, kemudian menarik tangan Kinara untuk dipeluknya. "Kalau Lu wanita, temani Gue tidur dulu sampai pagi, tenang, bayaran Lu akan Gue tam--"
Belum usai penawaran Alhambra, Kinara telah mendorong bahkan menendang burung Alhambra hingga terduduk di lantai.
"Oh, Sky Rain lihat anakmu ini," rintihnya.
"Jangan harap kamu bisa sentuh aku!
Kinara melenggang pergi, menghentak pintu hingga terdebam keras tanpa peduli dengan pemuda yang kesakitan karena tendangan bebasnya.
"Gue sekarat. SIAL!" Alhambra bangkit tertatih memegangi miliknya.
"Bisa- bisa impoten seumur hidup Gue kalau begini ... Gadis TAKSOL SIALAN!!"