Sebuah tragedi malam kelam harus dialami oleh Claudya Mariabela, Gadis berusia 19 tahun itu harus menanggung beban berat karena mengandung benih dari seorang William Aldenandra.
Claudya adalah gadis muda yang masih duduk di bangku kuliah, sayangnya dia dijebak oleh sahabatnya sendiri. Claudya dijual oleh sahabatnya itu kepada seorang Pria hidung belang.
Malangnya nasib Claudya karena harus putus sekolah dan membesarkan anaknya seorang diri tanpa tahu kebenaran siapa Ayah dari anaknya yang dia kandung, Claudya sudah mati-matian mencari pria hidung belang yang tidur dengannya malam itu.
Banyaknya cacian dan makian yang Claudya dapatkan, tapi itu tak membuatnya menyerah untuk menghidupi anaknya. Hingga sebuah ketika dia di pertemukan dengan William yang ternyata sudah mempunyai seorang Istri.
Bagaimana kisah Claudya selanjutnya?
Yuk cari jawabannya di cerita ini ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon leni nurleni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Di kota Jakarta, saat ini orang tua Claudya terlihat bahagia karena mendapatkan seorang putri angkat yang sangat pintar, sekarang orang tuanya Claudya tengah merayakan sebuah ulang tahun yang meriah untuk Rima Armia lestari, putri angkat mereka.
Kebahagiaan mereka terlihat saat Bela Ibunya memposting foto itu di sosial media, Claudya melihat postingan itu dan merasa sangat sedih karena orang tuanya sudah benar-benar melupakannya.
Rima menatap pada Bela yang saat ini terlihat sangat bahagia, tapi Rima bukanlah orang sembarang dia adalah gadis yang akan menghancurkan kebahagiaan keluarga itu suatu hari nanti.
Saat Ferdi memutuskan untuk mengangkat Rima sebagai anak, mereka memang mengangkat Rima karena rasa kasihan dan memang Bela menginginkan seorang anak yang sudah besar.
Tapi sayangnya selama beberapa tahun Mereka mengangkat Rima sebagai anak mereka.
Ferdi ayah Claudya, mulai merasa kalau Rima semakin besar dan sangat menarik, Ferdi sampai tidak sadar kalau Rima adalah putri angkatnya.
Selama dengan mereka Rima selalu memakai pakaian se k si dan berpenampilan layaknya wanita de wa sa.
Bahkan Rima juga sering memakai riasan wajah yang tebal sehingga membuat dia terlihat seperti wanita de wa sa padahal Rima baru 15 tahun, bukan itu saja Rima juga bahkan sering bersikap manja pada Ferdi dan hal itu membuat Ferdi berpikir hal lain tentang Rima.
"Sayang, selamat ulang tahun ya." Bela memeluk Rima layaknya dia memeluk putrinya sendiri.
"Terima kasih, Ma. Aku bahagia sekali bisa berada disini," ucap Rima.
Bela tidak akan menyangka kalau putri yang dia angkat akan menjadi duri dalam rumah tangganya, Rima mendekat pada Ferdi dan memeluk papa angkatnya itu.
"Terima kasih, Pa. Hadiah yang papa berikan aku suka sekali," bisik Rima sambil berucap manja pada Ferdi.
Gadis semanis itu bisa menjadi sebuah duri, mungkin dari ini kita belajar kalau hati manusia itu tidak bisa diukur dengan penampilan dan rupa, terkadang wajah buruk pun menyimpan hati yang begitu bersih.
Bela tidak menyadari kalau kedekatan antara putrinya dan suaminya itu sudah tidak wajar, tapi karena Bela menganggap Rima sebagai anak sama seperti Claudya maka Bela melihat kemesraan antara ayah dan anak itu adalah hal yang biasa.
Acaranya sudah selesai dan saat ini Bela akan pamit karena akan pergi ke salah satu wisata yang sudah disepakati oleh dirinya dan teman-teman arisannya.
"Papa, aku harus pergi sekarang," ucap Bela.
"Mama, apa tidak bisa perginya nanti?" tanya Rima.
"Tidak sayang, mama harus pergi sekarang. Kamu tinggal dirumah bersama papa ya," ucap Bela mengusap lembut kepala putrinya itu.
"Ya Ma, mama jaga diri di sana ya," ujar Rima.
"Ya sayang."
**
Claudya menatap pada layar laptop, sebuah undangan tertera disana dan Claudya harus menghadiri acara bersama dengan Zidan, sedangkan Sasa ada urusan di perusahaan karena akan ada meeting.
"Kak Sasa yakin tidak akan berangkat?" tanya Claudya yang merasa kalau dia tidak pantas ada di acara yang mewah itu, apa lagi Claudya nantinya harus wawancara bersama dengan Zidan.
"Tidak, Clau aku banyak pekerjaan disini. Lagian aku yakin kalau kamu bisa karena kamu bersama tuan Zidan." Sasa berucap dengan tatapan yang tidak lepas dari layar laptopnya.
"Oh baiklah," ucap Claudya.
Claudya harus segera bersiap karena acaranya akan berlangsung sore hari, Claudya langsung membereskan barang-barangnya dan pergi dari sana untuk minta ijin pada Zidan agar pulang lebih awal.
Tapi saat ini di ruangan Zidan ada William yang tengah mempersiapkan pertemuan yang akan dilakukan beberapa jam lagi.
William menatap pada Claudya yang baru saja masuk kedalam ruangan Zidan.
"Tuan, dimana tuan Zidan?" tanya Claudya yang terkejut karena melihat William.
"Tuan Zidan pergi katanya mau mencari makanan," jawab William.
Claudya hanya mengangguk saja saat dia akan pergi terlebih kalau William mendekat padanya.
"Kamu akan menghadiri acara itu kan? Claudya, bagaimana kalau aku antar kamu untuk bersiap?" tanya William menawarkan jasanya pada Claudya.
"Tidak perlu, Tuan. Karena saya bisa pulang sendiri," tolak Claudya.
"Saya akan antar, jarak rumah kamu dengan perusahaan ini lumayan jauh dan aku tidak mau perwakilan dari perusahaan ini datang terlambat," ujar William.
Claudya bingung dia tidak mungkin menolak William.
"Tapi tuan kalau anda sibuk tidak masalah." Claudya akan pergi dari sana tapi William malah tetap ingin mengantar Claudya pulang.
Mau tidak mau Claudya hanya mengangguk saja menyetujui apa pun yang William ucapkan, Claudya diantar pulang oleh William tapi sebelumnya dia ijin pada Zidan untuk pulang dengan di antar oleh William.
Zidan berperan pada Claudya untuk memakai gaun yang pantas, Claudya bingung karena dia tidak punya gaun yang bagus selain gaun yang dulu pernah Zidan belikan.
"Aku harus pakai baju apa?" gumam Claudya.
William mendengar gumaman Claudya, hingga William berinisiatif untuk membelikan gaun bagus untuk Claudya.
"Clau, aku akan membeli kemeja karena aku tidak punya kemeja bagus, bisa kamu antar aku sebentar?" tanya William.
"Boleh," ucap Claudya.
Mereka mampir ke salah satu toko pakaian yang lumayan besar disana, Claudya ikut masuk kedalam toko itu karena William meminta Claudya memilihkan kemeja yang bagus dengan alasan William tidak bisa memilih ukuran kemejanya.
Claudya masuk dan memilihkan kemeja yang cocok untuk William.
"Tuan, sepertinya ukuran untuk anda yang ini." Claudya memberikan kemeja berwarna putih yang berjajar di sana.
"Tapi sepertinya aku butuh warna hitam, Clau aku akan ke toilet dulu sebentar, kamu tolong pilihkan lagi ya," titah William yang dibalas anggukan oleh Claudya.
William berjalan ke salah satu pegawai di sana, William memberikan kartunya pada pegawai itu.
"Tolong pilihkan sebuah gaun pada indah untuk wanita itu, terserah kamu gaun seperti apa. Aku harap gaun itu cocok untuk wanita itu," titah William pada pegawai itu.
"Baik tuan, warna apa yang menurut anda cocok? Atau sesuai dengan pilihan saya?" tanya Pegawai.
"Aku pikir gaun hitam akan bagus dengan dia," ujar William.
"Baik tuan,"
William kembali pada Claudya yang masih memilih kemeja untuknya.
"Bagaimana apa ada yang menurutmu cocok?" tanya William.
"Coba yang ini tuan," ujar Claudya.
"Aku akan ambil," putus William tanpa melihat ukuran dan warna karena dia yakin pilihan Claudya pasti bagus.
Mereka pulang dan sampai dikediaman Claudya, saat ini Claudya langsung turun dari mobil tapi William menyusul Claudya sambil membawa paper bag yang isinya gaun tadi.
"Clau, aku punya sesuatu untuk kamu. Terima kasih karena sudah membantu aku memilihkan kemeja," ujar William.
"Tuan, tidak perlu, aku membantu anda tanpa mau imbalan," ujar Claudya menolak.
"Tolong jangan menolak, ini tanda terimakasih dari aku. Kalau bisa di acara ini kamu pakai gaun ini," pinta William.
Claudya menerima paper bag itu.
"Baiklah, terima kasih tuan." Claudya tersenyum dan langsung pergi dari sana untuk masuk kedalam rumahnya, saat ini Claudya tidak bisa mengijinkan William masuk karena didalam rumah tidak ada siapa-siapa.
Claudya membuka gaun itu dan melihat kalau gaun itu sangat indah, Claudya akan memakai gaun itu ke acara hari ini, baru kali ini Claudya mendapatkan hadiah dari pria asing. Sebuah kebetulan bagi Claudya karena saat ini Claudya tidak punya gaun dan William langsung memberikan Claudya sebuah gaun yang pasti cukup mahal.
William menunggu di mobil tapi saat ini banyak pesan yang masuk ke ponsel William, pesan itu datang dari pria yang menerornya, pria itu meminta uang sebanyak satu milyar dan William bisa melihat siapa wanita yang tidur dengannya malam itu.
William tidak sabar ingin bertemu dengan wanita itu dan anaknya, karena William percaya kalau anak wanita itu adalah anaknya.
{Uangnya akan aku kirimkan besok.} Pesan dari William.