NovelToon NovelToon
Warisan Sihir Radena

Warisan Sihir Radena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dzira Ramadhan

Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.

Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.

Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13: Pulau Astralis

  Radena dan Frieden berdiri di pantai Pulau Astralis, merasakan aura aneh yang menyelimuti tempat itu. Hutan lebat yang menjulang di depan mereka tampak gelap, meskipun matahari bersinar di langit. Angin membawa suara-suara samar yang terdengar seperti bisikan, membuat Radena bergidik.

   “Pulau ini terasa seperti hidup,” gumam Frieden sambil meletakkan tangan di gagang pedangnya.

   “Bukan hanya hidup,” kata Radena dengan nada serius. “Pulau ini dipenuhi energi sihir. Kita harus berhati-hati.”

   Mereka mulai melangkah memasuki hutan, mengikuti petunjuk dari cincin Astralis yang terus memancarkan cahaya lembut. Setiap langkah membawa mereka lebih dalam ke dalam kegelapan, dan suara-suara di sekitar mereka semakin jelas.

   Bisikan Hutan

   Radena memperhatikan bahwa setiap pohon di pulau ini memiliki ukiran simbol-simbol kuno, mirip dengan yang ada di peta dan altar    yang mereka temukan sebelumnya. Ketika ia menyentuh salah satu pohon, ia merasakan energi yang mengalir ke dalam tubuhnya.

   “Simbol ini... ini seperti penghubung antara sihir pulau dan Astralis,” kata Radena.

   Frieden mendekat, memeriksa salah satu pohon. “Kau yakin ini aman? Apa pun yang ada di sini mungkin dipasang untuk menjebak kita.”

   Radena mengangguk pelan. “Aku tahu. Tapi aku rasa ini lebih seperti... panduan.”

   Bisikan di udara tiba-tiba menjadi lebih keras, membentuk kata-kata yang bisa mereka dengar dengan jelas.

   “Pengorbanan...”

   “Keberanian...”

   “Pilih jalanmu...”

   Frieden menghunus pedangnya, melihat ke sekeliling dengan waspada. “Apa itu suara dari hutan? Atau sesuatu yang lebih buruk?”

   Radena menggenggam tongkat sihirnya erat-erat. “Aku tidak tahu, tapi aku rasa mereka sedang menguji kita.”

   Tiba-tiba, jalan di depan mereka bercabang menjadi tiga jalur, masing-masing tampak berbeda. Jalan pertama diterangi oleh cahaya lembut, penuh dengan bunga-bunga berwarna emas yang    tampak tidak nyata. Jalan kedua dikelilingi kabut tebal yang tampak tidak berujung. Jalan ketiga tampak berbahaya, dengan api kecil yang membara di sepanjang jalurnya.

   “Cincin itu tidak menunjukkan jalan,” kata Frieden sambil mengamati cincin Astralis di tangan Radena.

   Radena memejamkan mata, mencoba merasakan energi sihir dari masing-masing jalan. “Aku rasa ini adalah bagian dari ujian. Kita harus memilih jalan yang sesuai dengan hati kita.”

   Frieden memutar matanya. “Tentu saja, ujian lain. Kenapa tidak sekalian saja bertarung dengan naga?”

Radena tersenyum kecil. “Sabar, Frieden. Aku yakin naga akan muncul cepat atau lambat.”

   Memilih Jalan

   Setelah berdiskusi singkat, mereka memutuskan untuk mengambil jalan yang dikelilingi kabut. Meskipun tampak tidak berujung, jalan itu terasa seperti yang paling jujur dibandingkan dengan yang lain.

   Saat mereka melangkah masuk, kabut semakin tebal, dan jarak pandang mereka menjadi sangat terbatas.

   “Ini seperti berjalan di tengah mimpi buruk,” kata Frieden sambil mengangkat pedangnya, bersiap menghadapi apa pun.

   Radena tetap diam, fokus pada cincin yang kini memancarkan cahaya lebih terang. Namun, setiap langkah membuatnya merasa seperti berjalan dalam lingkaran.

   “Apa kita tersesat?” tanya Frieden.

   Sebelum Radena bisa menjawab, kabut di sekitar mereka tiba-tiba memudar, dan mereka menemukan diri mereka berdiri di depan sebuah gerbang besar yang terbuat dari batu hitam.

   Di atas gerbang itu terukir tulisan kuno:

   “Hanya mereka yang memiliki jiwa yang bersatu akan melewati pintu ini.”

   Radena membaca tulisan itu dengan suara pelan. “Jiwa yang bersatu...”

   Frieden melangkah maju, menyentuh gerbang itu. “Jadi, ini seperti yang terjadi di hutan dan kuil sebelumnya? Kau dan aku harus bekerja sama?”

   Radena mengangguk. “Tapi kali ini mungkin lebih dari sekadar melawan sesuatu. Ini tentang siapa kita sebenarnya.”

   Ujian Gerbang

   Ketika mereka menyentuh gerbang secara bersamaan, dunia di sekitar mereka berubah. Mereka tidak lagi berada di depan gerbang, tetapi di tempat yang gelap dan kosong, seperti ruang tanpa akhir.

   Sebuah suara bergema di udara, suara yang dalam dan penuh wibawa.

   “Kalian telah berjalan jauh, tetapi jiwa kalian masih dipenuhi keraguan. Ujian ini akan menentukan apakah kalian layak untuk melanjutkan.”

   Radena melihat Frieden, yang tampak bingung tetapi siap untuk menghadapi apa pun.

   “Apa maksud mereka dengan ‘keraguan’?” tanya Frieden.

   Sebelum Radena bisa menjawab, dua sosok muncul dari kegelapan.

   Yang pertama adalah bayangan diri Frieden—tetapi dengan mata merah dan ekspresi penuh kebencian.

   “Frieden,” kata bayangan itu dengan suara yang dingin, “kau tahu bahwa kau tidak akan pernah cukup kuat. Kau selalu gagal melindungi orang-orang yang kau cintai.”

   Frieden menggertakkan giginya. “Aku tidak akan membiarkan masa laluku mendefinisikan diriku!”

   Bayangan itu menyerang, dan Frieden melawan dengan pedangnya.

   Radena melihat bayangan lain muncul, kali ini adalah dirinya sendiri. Bayangan itu tampak lebih muda, tetapi dengan tatapan penuh kesedihan.

   “Radena,” kata bayangan itu, “kau hanya seorang putri yang tidak tahu tanggung jawab. Kau tidak pantas memegang kekuatan ini.”

   Radena merasa kata-kata itu seperti tusukan di dadanya, tetapi ia mengepalkan tangannya, menatap bayangan itu dengan tegas.

   “Dulu aku mungkin tidak yakin,” katanya, “tetapi sekarang aku tahu siapa diriku. Aku adalah Radena Altheron, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghentikanku!”

   Dengan tongkatnya, ia meluncurkan semburan cahaya yang menghancurkan bayangan itu.

   Kembali ke Gerbang

   Ketika bayangan-bayangan itu lenyap, mereka kembali berdiri di depan gerbang batu hitam. Gerbang itu kini terbuka perlahan, memperlihatkan sebuah jalan yang mengarah ke puncak gunung di tengah pulau.

   “Kita berhasil,” kata Frieden sambil terengah-engah.

   Radena mengangguk, meskipun tubuhnya terasa lelah setelah pertarungan melawan bayangannya sendiri. “Tapi ujian ini hanya sebagian kecil dari apa yang akan kita hadapi.”

   Di kejauhan, mereka bisa melihat sebuah bangunan besar yang berdiri di atas puncak gunung. Itu adalah tujuan mereka—tempat di mana Astralis berada.

   Radena menggenggam tongkatnya lebih erat. “Kita semakin dekat. Dan aku yakin, sekte itu juga sudah ada di sana.”

   Frieden menepuk bahunya. “Kalau begitu, mari kita pastikan mereka tidak mendapatkannya.”

   Dengan penuh tekad, mereka melangkah maju, menuju akhir perjalanan mereka yang penuh misteri dan bahaya.

1
Sriverie
.
Sriverie
awas makhluk /Toasted/
巴耶若果蛇王任何人與您聯絡或查看您在
yah bagus Namun kurang paham bagian alur mau kemanakan mungkin saya kurang baca lebih banyak lagi sampai bab akhir anda up. 😄
Dzira Ramadhan: iya aku bingung🥲
total 1 replies
Sriverie
.
Sriverie
peace
Sriverie
/Hey/
Sriverie
👍
Dzira Ramadhan: makasih udang😭
total 1 replies
Sriverie
gurita unyu
Sriverie
naga Wak👍
Sriverie
👍
M. Nabil Hadafi
Aku gk tau ceritanya termasuk bagus apa tidak,tp aku suka dan enjoy bacanya
Dzira Ramadhan: mantap
total 1 replies
Author GG
ini sengaja di publish atau bagaimana author ...
Dzira Ramadhan: hmm, itu sementara
total 1 replies
「Hikotoki」
sinopsis hanya menjelaskan secara singkat tujuan mc, atau keinginannya saja, tidak perlu menjelaskan bab 1 bab 2 bab 3, selain boros juga menurunkan kualitas novelmu
Yessica Gutierrez Mamani
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
Mashiro Shiina
Lanjutkan menulis, aku siap menjadi penggemarmu setia.
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!