Selamat membaca, ini karya baru Mommy ya.
Aisha dan Dani adalah sahabat sejak dulu, bahkan mereka bersama sama hijrah ke ibu kota mengais rezeki disana. kebersamaan yang ternyata Dani menyembunyikan cintanya atas nama persahabatan.
Sementara Aisha yang jatuh cinta pertama kalinya dengan Atya, lelaki yang baru ditemuinya yang mempunyai masa lalu yang misterius.
Apakah hubungannya dengan Arya akan menjadi pasangan terwujud? Bagaimana dengan rasa cinta Dani untuk Aisha? Apa pilihan Aisha diantara Dani dan Arya?
Baca karya ini sampai selesai ya, happy reading!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Menghadapi Bayang-bayang Masa Lalu
Hubungan Arya dan Aisha memasuki bulan kedua, semakin mendalam, namun berbagai kekhawatiran tak kunjung hilang. Masa lalu Arya dan keberadaan Lana masih membayangi, membuat Aisha seringkali terombang-ambing antara kepercayaan dan keraguan. Gilang dan Dani berada di sisi mereka, memberikan dorongan dengan tujuan yang berbeda.
Di suatu sore, Aisha dan Arya kembali bertemu di taman. Taman yang penuh bunga itu selalu menjadi tempat favorit mereka untuk berbicara dari hati ke hati. Namun, sore itu tampak berbeda; keheningan menyelimuti saat Aisha menatap Arya dengan sorot mata penuh harapan, namun ada keraguan yang jelas terlihat.
Aisha: "Ra, kamu yakin sama aku? Aku nggak mau hubungan kita digantung karena masa lalu kamu."
Arya: (menghela napas) "Sha, aku serius. Aku akan lakukan apa pun supaya kamu tahu aku hanya ingin kamu dalam hidupku."
Aisha: "Tapi Lana...kamu yakin nggak akan biarkan dia kembali? Kadang aku takut dia masih jadi bagian dari hati kamu."
Arya: "Dengar, Sha, Lana adalah bagian dari masa lalu. Dia sudah tidak berarti apa-apa. Aku ingin kamu percaya padaku. Biar aku buktikan, aku bisa hapus dia dari semua hal yang berkaitan dengan hidupku."
Aisha: (tersenyum kecil, namun masih ragu) "Aku ingin percaya, Ra. Tapi...ini bukan hal mudah. Aku takut, aku nggak mau jadi pelarian."
Arya: "Aisha, kamu bukan pelarian. Kamu tujuan akhirku. Aku akan blokir Lana, aku akan hapus semua yang bisa mengganggu kita."
Saat Arya berjanji itu, Dani yang tak jauh dari sana menyaksikan dengan wajah penuh kecemasan. Meski menyayangi Aisha, ia tahu bahwa Arya juga sedang mencoba keras untuk membuktikan diri.
Dani: (dalam hati) "Aku cuma berharap Arya nggak main-main sama Aisha. Kalau dia sampai menyakiti Aisha, aku nggak akan tinggal diam. Satu lagi, aku pastikan kamu tidak akan bisa kembali pada Aisha, karena apa? Aku yang akan merebutnya. Dan aku pastikan itu, Arya. Manfaatkan kesempatan ini, walau aku sangat terluka."
***
Beberapa hari kemudian, Arya merencanakan kejutan makan malam untuk Aisha di sebuah restoran mewah. Ia ingin momen itu benar-benar menunjukkan keseriusannya pada Aisha.
Ketika Aisha tiba, Arya sudah menunggunya dengan senyum lembut dan meja yang dihias dengan indah.
Aisha: (melihat sekeliling dengan takjub) "Arya, ini semua...buat aku?"
Bahagia rasanya di jadikan spesial Aisha oleh Arya, bahkan dekorasi yang sangat romantis, banyak mawar dan pernak pernik hiasan di tempat itu. Sampai pada meja yang sangat cantik dan epik di atur oleh pegawai disana bahkan ada nama Aisha dan Arya di sematkan.
Arya: "Iya, Sha. Aku ingin kamu tahu betapa berartinya kamu buatku."
Aisha: (tersenyum kecil, matanya berbinar) "Aku senang, Ra. Tapi aku masih ingin memastikan... apakah kamu sudah benar-benar meninggalkan masa lalu kamu?"
Arya: "Aku sudah janji, Sha. Nggak ada lagi Lana dalam hidupku."
Akhirmya Aisha mencoba mempercayai apa yang Arya katakan dengan semua sikap dan perbuatannya itu. Kesungguhannya memang jelas terlihat, tapi Aisha tidak bisa memastikan hatinya.
Malam yang romantis di lalui dengan suasana yang romantis keduanya. Hingga selesai, Aisha di antar oleh Arya.
***
Beberapa hari kemudian, Aisha yang saat ini menemani Arya di apartemennya. Saat malam yang tampak berjalan sempurna, ponsel Arya bergetar. Nama "Lana" muncul di layar, dan hati Aisha seakan runtuh. Ia menatap Arya dengan wajah terluka, itu juga tanpa ia duga sementara Arya tampak panik dan bingung.
Aisha: "Arya... kamu bilang sudah nggak ada hubungan lagi sama dia. Tapi kenapa dia masih menghubungi kamu?"
Arya: (berusaha tenang, sambil mematikan ponselnya) "Sha, aku benar-benar nggak tahu kenapa dia masih mencoba menghubungi. Aku janji, aku akan hapus dia dari semua kontakku."
Aisha: (menahan air mata) "Aku mau percaya, Ra. Tapi kenapa semua ini terasa sulit?"
Arya: "Aku paham, Sha. Maafkan aku. Aku janji nggak akan biarkan Lana mengganggu kita lagi."
Aisha: "Sebaiknya kamu lanjutkan sendiri aja, aku pulang!"
Air matanya sudah jatuh saat membuka pintu apartemennya. Berlaru menuju mobilnya, yang di parkir di bawah. Rasanya ingin segera sampai ke dalam mobil. Air matanya itu tidak bisa di kondisikan lagi, terus menetes dari perlahan hingga deras.
Terburu buru Aisha menuju mobilnya hingga tidak sengaja menabrak seseorang.
Bruk!!
Aisha terjatuh begitu juga wanita itu tapi ia tidak melihatnya.
Wanita itu: (bentak) "Jalan pake mata!"
Aisha: (membungkukkan badannya) "Maaf, maaf."
Wanita itu: (terkejut) "Kau!!!"
Aisha langsung mengangkat wajahnya dan menegakkan tubuhnya.
Lana.
Lana: (makinya) "Wanita pembawa sial!"
Aisha: "Kau!"
Aisha kesal dan marah saat ini, tapi lebih sakit rasa di hatinya. Berlalu lebih dulu meninggalkan suara cacian dan makian Lana untuknya. Tapi Aisha tidak peduli, hatinya ingin masuk segera ke dalam mobilnya.
Setelah benar benar menutup pintu mobilnya, Aisha meraung menangis seorang diri disana.
Aisha: (Dalam hatinya) "Kau tega Arya!!!! Kamu benar benar tidak bisa aku percayai lagi. Kenapa bisa kamu masih berhubungan dengan Lana. Di tambah lagi kenapa Lana berada di apartemen yang sana denganmu? Apakah kamu mengundangnya? Atau malah dia tinggal disini?"
Memaksakan diri membawa mobilnya sampai ke rumah dengan derai air mata, jangan di tanya hpnya yang terus berdering yang bertuliskan "Calon suami". Terus di abaikannya, berharap saat di rumahnya Dani ada di teras rumah agar bisa meluapkan kesedihannya.
Sesampainya di rumah, Dani kosong. Bahkan rumahnya saja tampak gelap tidak ada tanda kehidupan disana.
***
Keesokan harinya, Dani mengajak Aisha untuk bertemu. Ia khawatir dan ingin Aisha tidak terluka lagi. Karena ia tahu Aisha dari semalam terus menghubunginya.
Dani: "Sha, aku nggak mau lihat kamu terluka. Arya mungkin serius sama kamu, tapi kalau dia masih berurusan dengan masa lalunya, apa itu yang terbaik buat kamu?"
Aisha: "Aku tahu, Dan. Aku mau percaya sama Arya, tapi setiap kali aku mulai yakin, sesuatu terjadi dan bikin aku ragu lagi. Dan-"
Aisha menceritakan semuanya yang kejadian semalam.
Dani: "Sha, aku cuma ingin kamu bahagia. Kalau kamu merasa nggak nyaman, jangan paksakan."
Aisha: "Aku...mungkin aku terlalu banyak berpikir, Dan. Tapi aku benar-benar ingin percaya bahwa Arya serius. Namun setelah kejadian semalam, entahlah."
Sementara itu, Arya bertemu dengan Gilang dan berbagi kekhawatirannya.
Arya: "Gilang, gue serius sama Aisha. Tapi gue nggak tahu kenapa Lana masih hubungi gue. Gue udah coba blokir, tapi kayaknya ada aja jalannya dia untuk muncul. Dan semalam Aisha liat Lana hubungi gue."
Gilang: "Lo yakin udah blokir semua? Lana itu manipulatif, Ra. Kalau lo serius, lo harus siap bersih-bersih semua jejak masa lalu."
Arya: "Iya, gue tahu. Gue nggak mau ada lagi keraguan di antara gue sama Aisha."
Berakhir dengan Aisha yang merasa semakin ragu dan hati yang penuh luka, sementara Arya bertekad untuk menuntaskan masalah dengan Lana. Ketegangan semakin memuncak—apakah Arya mampu menghapus bayangan masa lalunya, atau justru bayangan itu akan menghancurkan hubungan mereka?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung.