NovelToon NovelToon
Madu Dari Istriku

Madu Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Nikah Kontrak / Kaya Raya
Popularitas:78k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Asyifa rela jadi adik madu dari Naura, wanita cantik yang bersosialita tinggi demi pendidikan yang layak untuk kedua adiknya. Hanya saja, Adrian menolak ide gila dari Naura. Jangankan menyentuh Asyifa, Adrian malah tidak mau menemui Asyifa selama enam bulan setelah menikahinya secara siri menjadi istri kedua. Lantas, mampukah Asyifa menyadarkan Adrian bahwa keduanya adalah korban dari perjanjian egois Naura, sang istri pertama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lima Belas - Saya Asyifa, Pak.

Tidak peduli Asyifa yang merintih kesakitan, Adrian tetap fokus pada penyatuannya malam ini. Asyifa benar-benar masih tersegel rapat. Ada rasa sesak di dalam dada Adrian, karena ia sudah merenggut kesucian Asyifa, yang mempertaruhkannya demi adik-adiknya supaya bisa bersekolah.

Adrian masih dalam penyatuannya dengan Asyifa. Sesekali ia kecup kening Asyifa dengan rasa yang aneh. Rasa yang begitu dalam, hingga timbul rasa aneh di hatinya. Ia usap air mata Asyifa yang mulai merembes di sudut matanya.

“Pak ...,” Rintih Asyifa.

“Maafkan saya, sudah membuatmu seperti ini. Saya janji tidak akan meninggalkanmu,” ucap Adrian.

“Apa masih sakit?” tanya Adrian.

“Iya, sudah cukup, Pak. Rasanya aku mau pipis,” ucap Asyifa dengan terengah.

Adrian tersenyum dengan gemas melihat Asyifa yang ingin meluapkan hasratnya. Mungkin pertama kalinya Asyifa mengalami puncak pencapaian kenikmatan.

“Pipis saja, gak apa-apa,” bisik Adrian dengan terus menggerakkan tubuhnya semakin kencang.

Mereka bermandi peluh kenikmatan malam ini. Tubuh mereka sama-sama bergetar saat mencapai puncak bersama.

Dipeluknya Asyifa setelah selesai permainan panasnya. Adrian menciumi wajah Asyifa dengan lembut.

“Terima kasih,” bisik Adrian.

“Sama-sama, Pak,” jawab Asyifa.

Asyifa dan Adrian membersihkan diri di kamar mandi. Karena kaki Asyifa sakit, Adrian menggendongnya ke dalam kamar mandi. Selesai membersihkan diri, mereka tidur, karena Asyifa merasakan capek. Badannya terasa pegal setelah melakukan malam pertama dengan suaminya.

**

Pagi harinya, Asyifa merasakan tubuhnya berat. Ia terbangun dari tidurnya, dan melihat ada tangan kekar melingkar di perutnya. Adrian tidur dengan memeluk Asyifa. Perlahan Asyifa menyingkirkan tangan yang melingkar di perutnya supaya Adrian tidak terbangun.

“Sebentar, Sayang ... aku masih ingin memelukmu. Tubuhmu wangi sekali, apa parfum kamu ganti?” ucap Adrian tanpa membuka matanya.

Hati Asyifa terasa tercubit mendengar ucapan Adrian. Asyifa tahu yang Adrian ucapkan itu bukan untuk dirinya melainkan untuk Naura. Tidak mungkin Adrian memanggil dirinya dengan panggilan sayang.

“Naura Sayang ... jangan bangun dulu, ini masih pagi sekali, kamu mau apa sih? Sebentar lagi aku masih ingin memelukmu, Sayang?” ucap Adrian lagi.

“Ma—maaf, Pak. Saya Asyifa, bukan Mbak Naura. Saya mau bangun, sudah waktunya salat subuh,” ucap Asyifa berusaha sopan dan lembut, ia menyembunyikan rasa sakit di hatinya.

“Aa—Asyifa? Ma—maaf aku kira ...,”

“Iya, saya tahu kok Pak. Tidak masalah. Ya sudah saya mau mandi, mau salat subuh, apa bapak mau mandi juga?” tanya Asyifa.

“I—iya nanti, gantian, kamu duluan Fa,” ucapnya tergagap.

Adrian merasa bersalah karena tadi berkata seperti itu. Ia mungkin terlalu merindukan Naura, jadi sampai mengira Asyifa adalah Naura.

Asyifa mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Sepintas Asyifa mengingat kegiatan semalam, betapa ganasnya Adrian sampai baju yang ia pakai robek, juga dalaman yang dipakai pun ikut dirobek Adrian.

“Pak, boleh saya minta tolong?” pinta Asyifa.

“Minta tolong apa, Asyifa?” tanya Adrian.

“Ehm ... i—itu, Pak, ba—baju saya, Pak.” Asyifa menunduk malu sambil menjawab pertanyaan Adrian.

“Kenapa baju kamu, Asyifa?”

“Ini robek semua, Pak. Masa saya mau ke kamar mandi telanjang begini, ini robek semua baju saya,” jawab Asyifa dengan malu dan menundukkan kepalanya.

“Astaga ... maaf semalam saya sudah merobek paksa bajumu. Sebentar saya ambilkan.”

Adrian buru-buru memakai kaos dan celana pendeknya. Asyifa memunggunginya, ia malu melihat suaminya polos tanpa sehelai benang pun sedang memakai bajunya.

“Ini, pakai bathrobe saja, sekalian kamu ke kamar mandi,” ucapnya sambil memberikan bathrobe pada Asyifa.

“Terima kasih, Pak,” ucap Asyifa.

“Iya, pakailah ini dulu, lalu bersihkan badanmu,” ucap Adrian yang masih berdiri di depan Asyifa.

“Pak, saya mau pakai ini, bisa bapak ke sana sebentar? Masa saya pakai di depan bapak?” pinta Asyifa.

“Oh iya, Fa. Lagian kenapa sih? Semalam saja saya sudah melihat semuanya,” ucap Adrian.

“Beda, Pak. Semalam setengah sadar setengah enggak gara-gara bapak,” jawab Asyifa kesal.

“Nanti aku bikin kamu sadar dan menikmati, saya jamin kamu mau lagi dan lagi,” ucap Adrian gemas.

Melihat wajah Asyifa yang polos, dan malu-malu begitu, membuat Adrian semakin gemas. Rasanya ingin sekali ia menerkam tubuh mungil istrinya saat melihat wajahnya yang menggemaskan, apalagi sedang kesal dan malu-malu kucing. Mungkin kalau tadi dia tidak salah menyebut nama, Asyifa bakalan mau diajak bermandi peluh di pagi hari.

“Ahhkk!” pekik Asyifa.

“Kenapa, Asyifa?!” tanya Adrian dan langsung merengkuh tubuh Asyifa. “Apa kakimu masih sakit?” tanya Adrian.

“Sedikit, Pak. Mungkin karena tadi masih kaku, ini sudah lumayan tidak sakit. Saya ke kamar mandi dulu, Pak,” jawab Asyifa menunduk.

“Saya gendong, ya?”

“Enggak usah, saya bisa sendiri,” jawab Asyifa.

“Jangan membantah, saya tidak suka dibantah. Biar saya gendong kamu!”

Dengan segera Adrian membopong tubuh Asyifa dan membawanya ke kamar mandi. Ia menurunkan Asyifa, lalu menyiapkan air hangat untuk mandi Asyifa.

“Kita mandi bareng, ya? Seperti semalam,” bisik Adrian menggoda.

“Pak!” pekik Asyifa.

“Kenapa? Gak salah dong mandi bareng? Semalam juga kita mandi bareng?” ucap Adrian.

“Sudah bapak keluar, saya mau mandi dulu,” usir Asyifa.

“Saya mau mandi sama kamu, aku tidak suka ditolak, Asyifa!” tekan Adrian.

Asyifa pasrah, membiarkan Adrian yang maunya mandi bersama. Semalam memang mandi bersama, tapi Asyifa masih belum sesadar ini, apalagi Adrian minta nambah lagi saat mandi bersama semalam.

“Jangan nambah lagi ya, Pak?” ucap Asyifa.

“Kalau saya masih pengin ya nambah, Fa,” ucap Adrian.

“Pak, nanti gak kebagian waktu subuh,” ucap Asyifa.

“Oh ya sudah, ayo buruan mandi, lalu setelah itu salat, dan kita lanjut lagi,” ucap Adrian.

“Lanjut apa, Pak?” tanya Asyifa.

“Bikin bayi!” jawabnya.

Blush ....

Pipi Asyifa merona, apalagi mengingat sentuhan Adrian semalam yang membuatnya dimabuk kepayang. Geli mengingat semuanya yang semalam terjadi, apalagi saat mengingat desahannya yang terus meracau memanggil Adrian, dan memintanya untuk melakukannya dengan cepat. Malu sekali rasanya saat mengingat apa yang semalam terjadi.

“Kenapa pipimu seperti tomat, hmmm?” tanya Adrian sambil mengusap pipi Asyifa. “Jangan pancing aku melakukan lagi, Asyifa. Kamu terlalu menggemaskan!” Adrian dengan lembut mencium pipi Asyifa.

Bulu romanya berdiri tegak mendapat perlakuan Adrian seperti tadi. Namun, sebisa mungkin Asyifa menahan gejolaknya yang kembali membuncah, apalagi Adrian dengan rakus melumat bibir Asyifa.

“Pak ... uhmmp ... stop!” ucap Asyifa.

“Sorry, aku benar-benar tidak terkendali.  Mari kita mandi, lalu setelah salat saya mau lagi, Asyifa,” ucap Adrian.

Asyifa mengangguk pasrah. Dirinya juga sudah terbawa suasana, dan hasratnya naik lagi. Namun, Asyifa sadar, ia belum menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Yaitu Salat Subuh.

**

“Lho kok keluar, Pak? Ayo salat dulu?” ajak Asyifa.

“Saya sholat sendiri saja di kamar sebelah,” jawab Adrian.

“Kenapa?” tanya Asyifa. Namun, Adrian hanya tersenyum pada Asyifa, ia malu untuk mengatakan pada Asyifa kalau dia tidak hafal doa qunut, tidak mungkin dia jadi imam tanpa baca qunut.

“Ayo Pak, Bapak jadi imam dong?” pinta Asyifa.

“Fa, tapi ini kan subuh?”

“Apa bedanya, Pak? Bukannya tadi malam saat Salat Isya bapak jadi imam? Kok ini mau salat sendiri-sendiri?” protes Asyifa.

“Sa—saya gak hafal Do’a Qunut, Ris,” jawabnya.

“Bapak kan pintar, cerdas, mumpung masih ada waktu, bapak searching Doa Qunut saja di google, lalu hafalin, saya yakin bisa kok, Pak. Ayo buruan!”

Adrian ikuti kata istrinya itu, ia duduk di kursi sambil menghafalnya berkali-kali. Seketika ia terbayang saat dulu waktu kecil. Dia paling pintar di TPQ. Sering dapat juara hafalan Surat Pendek, dan semua bacaan Salat dia hafal. Akan tetapi saat usianya menginjak remaja, Adrian semakin fokus pada dunia bisnis. Sejak SMP dia sudah diajari bisnis oleh Papanya. Sebagai anak tunggal, ia dituntut untuk bisa mengurus perusahaan milik Papanya. Hingga Adrian perlahan melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

“Sudah, yuk!” ajak Adrian.

“Ke mana, Pak?” tanya Asyifa.

“Bikin anak!”

“Hah?!”

1
afaj
enak bgt sih ini Adryan
afaj
terima kasih autor
afaj
oh senang nya dlm hati kata Adrian wkkwkwkkwkw menang banyak kwkwkwk
Ma Em
Semoga akur terus Naura dan Asyifa padahal kalau didunia nyata mah tdk ada yg akur seperti ini malah seperti anjing dan kucing kalau bertemu madu berantam terus.
Ratih Komala
baca ini jd serasa liat keluarga temenku.

dr ibu pertma anaknya 4 perempuan smua
dr ibu kedua anaknya 2 laki2 smua.
SMP skrang smua anak2 sudah berkeluarga dan mereka tampak akuuur bgt.. sering liburan bareng.

salut si sma yg bisa kaya bgtu,
Yuliana Tunru
adrian siap2 pusing ya istri pada hamil lagi..tp selamat deh rezki
Ma Em
Makanya Asyifa kenapa kamu mau tinggal satu rumah dgn madumu kalau emang kamu sdh tdk kuat tinggal bersama Naura lbh baik pergi bawa anak2 mu jgn ditinggalkan bersama Naura karena skrg Naura sdh ada putranya juga , sebaik baiknya ibu tiri lbh baik tinggal bersama ibu kandungnya sendiri.
Ana: Thor buat lah syifa pergi dri Adrian kenapa, biar dia bahagia bersama kedua anak, aq gak rela asyifa jdi y kedua.
total 1 replies
Ma Em
Enak banget ya jadi Adrian punya dua istri tinggal dirumah yg sama istrinya akur2 tapi walaupun baik istri pertama pada istri kedua lbh baik tinggalnya terpisah daripada tinggal satu rumah namanya sama madu pasti akan ada yg merasa tdk adil mungkin, buktinya skrg Naura blm apa apa sdh merasa iri sama Asyifa
Si Penjahat
suatu saat asyifa akan pergi, nikmati kebersamaan kalian Adrian, biarlah untuk sementara waktu syifa makan hati
Yuliana Tunru
maka x di pisah z krn.pasti rasa cemburu dan tak enakqn itu adq yg pqsti lbh bebas berekpresi krn tak perlu saling jaga hati jujur pqsti qda rasa kesal dan cemburu
Puput Tari
Asif korban knpa maura hrus bhgia jg
Puput Tari
Ksian syifa skrng suaminya lebih dominan sma naura
Ambo Nai
Asyifa kamu masih muda pergi saja yg nama poligami gak akan peradil.
Zahbid Inonk
Adrian mh ga konsisten 😡👊
jdi laki ko serakah ga ada tuh perempuan yg bnr" ikhlas d madu toh rasa nya kaya racun pergi ja lh Asyifa dari pada makin sakit mana ga berdarah itu lebih berbahaya
chiara azmi fauziah
pergi az asyfa bawa anak2mu sekalian krn kamu cuma pelampiasan cari kebahagianmu dan anak2 juga adik2mu
Zahbid Inonk: bener Kaka Asyifa tuh harus nya pergi
total 1 replies
afaj
jgn satu rumah lah
afaj
jgn pergi semua hrs berakhir bahagia
Ma Em
Selamat untuk Adrian , Naura dan Asyifa semoga kalian bertiga bahagia dgn ketiga buah hati dan selalu sehat
Ranita Rani
selamat buat adrian naura n syifa,,
Yuliana Tunru
berbahagia lah adrian dgn 3 ank mu saling cinta dan.menyayangi dgn 2 istri jgn cerai ya biarkan wsktu yg berjln dgn bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!