Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 - Sensasi Aneh.
Calvin akhirnya membawa Baby, Vanila dan Mba Lastri ke apartemen barunya. Bukan apartemen yang dulu pernah di tinggali dirinya dengan Bella, tapi Calvin membeli Unit baru untuk memulai hidup baru bersama istri baru dan anaknya.
Tentunya dengan bantuan Erwin sang asisten pribadinya.
“Tuan.” Ucap Erwin dan Bik surti dengan sedikit menunduk memberi hormat saat melihat kedatangan Tuan dan keluarganya. “Kamar anda sudah siap, seluruh ruangan sudah di bersihkan dan saya juga sudah menjadwalkan guru Nona Baby untuk datang ke sini setiap kali mengajar.” Ucap Erwin, karena kedepannya mereka bertiga akan tinggal di apartemen ini.
Calvin hanya mengangguk, ia memberikan Baby yang sejak tadi di gendongnya kepada Mba Lastri.
“Ikut denganku, ada yang harus kita bicarakan.” Ucap Calvin pada Vanila. Vanila pun melirik ke arah Baby lalu mengelus anak kecil itu, ia pun mengekori Calvin dari belakang.
Kini mereka berdua duduk saling berhadapan di ruang kerja Calvin di apartemen itu, Vanila menatap malas Calvin. Sejujurnya ia takut jika Calvin akan marah atas ulahnya tadi pagi, namun Vanila malah berpikiran yang lebih parah lagi.
“Apa ini momen di mana tokoh utama akan menawarkan kontrak pernikahan?” Tanya Vanila dengan sebelah alisnya yang naik.
“Kontrak pernikahan? Kamu kira pernikahan kita main-main?” Tanya Calvin dengan nada datarnya sambil menatap Vanila intens.
“Memangnya kita menikah sungguhan? Bukankah kamu menyayangi Bella? Kenapa mudah sekali perasaan mu berubah?” Tanya Vanila dengan tak terima.
“Kau kira aku menyukaimu?” Calvin balik bertanya.
“Kau!” Pekik Vanila dengan tatapan kesal. “Lalu untuk apa kau menikahiku? Bukankah kita menikah kontrak? Dan kita akan bercerai saat Bella kembali?” Tanya Vanila, dengan dada yang berdebar kencang. Ia takut jika Calvin tidak memiliki pemikiran yang sama dengannya.
“Yang pertama, aku menikahimu bukan karena menyukaimu dan tentunya tidak akan menyukaimu sampai kapanpun.” Ucapnya dengan jujur, Calvin sendiri sudah tidak mementingkan hatinya dia tidak perduli menikah dengan siapapun asal Baby bisa hidup bahagia dengan ibu yang dia sukai. Dan tentunya Calvin tidak mau terluka karena mencintai seorang wanita lagi.
Vanila mendelik. “Aku juga tidak menyukaimu, bahkan aku benci hanya karena melihat wajahmu saja.” Ucap Vanila, Calvin tidak perduli dia hanya menatap datar Vanila.
“Baguslah kalau begitu kita tidak perlu melibatkan hati, tugasmu hanya menjadi apapun yang Baby mau, terutama kasih sayangmu padanya. Aku mau kamu memperlakukan Baby seperti ibu yang benar-benar menyayanginya. Ucap Calvin, “dengan begitu aku akan memberi apapun yang kamu mau.”
“Hah! Kau gila?! Aku memang menyukai Baby, kau pikir aku bersandiwara seolah aku ibu yang baik? Untuk apa berpura-pura.” Ketus Vanila dengan kesal, ia sangat kesal karena ucapan Calvin membuat dirinya teringat pada para pelayannya dulu yang selalu memperlakukannya dengan baik saat di depan kedua orang tuannya saja.
Calvin hanya mengangguk, namun tidak sepenuhnya percaya karena sikap Vanila padanya saja sudah terlihat bar-bar. Dia takut jika Vanila akan mengajarkan Baby hal yang tidak baik, pikirnya.
“Dan yang terakhir, kamu hanya perlu melahirkan satu putra untukku. Setelah itu aku tidak akan menyentuhmu lagi, karena aku hanya butuh satu putra lagi.” Ucap Calvin.
Vanila membulatkan matanya dengan raut wajah terkejut, ia tidak menyangka jika Calvin dengan mudahnya meminta satu putra padanya.
“Kau kira aku pencetak anak untuk mu? Aku tidak mau! Aku ingin bercerai dalam keadaan masih perawan! Dan aku tidak mau melahirkan anak untukmu!” Protes Vanila sambil berdiri dengan menggebu-gebu, bagaimana tidak kesal dia selalu menjaga keperawanannya hanya untuk pria yang selama ini ia cintai.
Calvin menarik pergelangan tangan Vanila hingga wanita itu terjatuh tepat di atas pangkuannya, Calvin mencekal kedua pergelangan tangan Vanila sambil menatap intens wanita di hadapannya.
“Siapa yang bilang jika kita akan bercerai, ada tidak ada cinta di dalam hubungan kita. Kau tetap harus menjadi ibu yang menyayangi anak-anaknya dan menjadi istri penurut untuk suamimu ini! Dan kita tidak akan pernah bercerai!” Ucap Calvin dengan tatapan dan suara yang dingin, ia mendekatkan wajahnya di wajah Vanila.
Vanila menggelengkan kepelanya. “Kenapa? Kenapa harus aku? Apa kamu pernah bertanya jika aku menyetujui ucapanmu? Apa kamu pernah menanyakan pendapatku? Apa kamu pernah memikirkan perasaanku? Bagaimana jika aku sudha memiliki pria lain?” Tanya Vanila sambil berusaha melepaskan cengkraman Calvin, pergelangan Vanila semakin memerah karena Calvin mencengkramnya dengan kuat.
“Aku tidak perduli dengan pria yang kau maksud, jika kau punya kekasih maka detik ini juga kalian sudah resmi putus.” Ucap Calvin. “Dan aku tidak pernah memaksamu menikah denganku, karena kamu sendiri yang bersedia menikah denganku. Itu artinya kamu bersedia melahirkan anak untukku!” Ucap Calvin jujur. Vanila pun terdiam saat mengingat jika memang dirinya lah yang mau menikah dengan Calvin karena tidak tegak melihat Baby yang sedih karena mengira jika dirjnya juga tidak mmebyukai Baby seperti Bella tidka menyukai gadis kecil itu.
“Sial!” Pekik Vanila sambil merutulu dirinya sendiri di dalam hati. Calvin hanya tersenyum, ia menarik tubuh Vanila lebih dekat lagi lalu menggigit kecil telinga wanita itu.
“Lepaskan brengsek! Dasar mesuum!” Pekik Vanila yang kini sudah sangat geli merasakan sensasi aneh di telinga dan juga lehernya, ia sendiri tidak bisa memberontak karena kedua tangannya masih di cengkram kuat oleh Calvin.
“Jadilah istri yang penurut, Vanila.” Bisik Calvin, ia segera menggendong tubuh Vanila dan membawa wanita itu masuk ke dalam kamarnya.
Calvin menjatuhkan dan menghimpit tubuh Vanila di atas ranjang, pria itu mulai memberi rangsangan-rangsangan kecil melalui bagian sensitiv Vanila, ya Calvin tau jika Vanila lemah saat di cium di bagian leher jenjangnya.
Tubuh Vanila bergejolak saat merasakan jika bibir Calvin menghisap kuat kulit lehernya, pria itu bahkan sedekali menjilat telinganya dan menggigit kecil di area itu.
Vanila menggelengkan kepalanya sambil menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara, Matanya mulai berkaca-kaca.
“A-aku janji akan memberimu Putra, tapi aku mohon jangan sekarang.” Pinta Vanila, ia berusaha bernegosiasi dengan Calvin pria brengsek yang kini mulai menggerayangi tubuhnya.
“Aku ingin detik ini juga.” Ucap Calvin tanpa mau di tolak pria itu kembali menenggelamkan wajahnya di leher istrinya.
Vanila memejamkan matanya, lalu kembali membuka matanya. “Tolong lihat aku.” Pinta Vanila, Calvin pun terdiam lalu mendongakan wajahnya dan mendekat kan wajahnya ke wajah Vanila.
“Bilang jika kau ingin memulainya dari bibir.” Ucap Calvin sambil terenyum karena akhirnya Vanila menyerah juga, Calvin hendak mencium bibir ranum itu namun tiba-tiba ia kaget saat Vanila menyundul keningnya dengan kening wanita cantik itu.
“Aaarrrgggh!!” Pekik Vanila dan Calvin berbarengan.
.
To be continued…
ga bertele tele..
q suka thooor..