Keluarga Wezumo adalah salah satu keluarga paling berkuasa di Asia. Mereka menguasai pasar bisnis dan memiliki perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif, Fashion dan properti.
Darrel, putra sulung keluarga Wezumo terpaksa menikahi Hope Emilia, putri seorang sopir keluarganya. Dua tahun menikah, Darrel tidak pernah menyentuh Hope, hingga Darrel tidak sengaja meminum obat perangsang malam itu.
Hubungan keduanya makin dekat saat Darrel mengangkat Hope menjadi asisten dikantornya. Namun kemunculan seorang pria tampan yang amat berbahaya di dekat Hope memicu kesalahpahaman di antara keduanya.
Belum lagi Hope tidak sengaja mendengar fakta sebenarnya dibalik pernikahan mereka. Membuatnya berada dalam pilihan yang sulit. Meninggalkan Darrel, atau mempertahankan pria itu bersama anak Darrel yang ada dalam kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Seorang laki-laki jangkung berdiri tegak di dekat jendela besar ruangan kantornya yang berada di lantai 26 gedung pencakar langit. Ia memandang keluar jendela dengan kedua tangan dimasukan ke dalam saku celana.
Jason Rife,
Nama lengkap dari laki-laki itu. Dialah laki-laki yang bertubrukan dengan Hope di depan supermarket tadi.
Laki-laki berparas tampan tersebut terkenal sangat arogan, beringas dan suka menggoda wanita-wanita cantik. Tapi begitu para wanita tergoda dengannya, dan berharap ditiduri oleh dia, pria itu langsung meninggalkan mereka.
Jason tidak pernah serius berhubungan dengan yang namanya perempuan. Baginya tidak penting. Dia memang playboy, tapi tidak suka meniduri wanita sembarangan. Hanya bikin penyakit saja. Dia akan melakukan se-ks hanya dengan wanita yang dia inginkan menjadi pendamping hidupnya.
Pendamping hidup? Sepertinya cukup mustahil bagi seorang laki-laki kejam sepertinya. Mengingat apa pekerjaannya yang sebenarnya.
Jason adalah seorang mafia yang kejam dan sangat ditakuti. Dia punya hubungan kerjasama diam-diam dengan beberapa negara. Bahkan kepolisian tidak dapat berbuat apa-apa padanya karena pria itu memegang banyak kekuasaan. Sang penguasa dunia bawah tanah, yang hanya dengan mulutnya saja, bisa memicu perselisihan besar di beberapa negara. Jaringannya ada di mana-mana.
Hanya orang-orang tertentu saja yang mengenali dia sebagai pemimpin mafia. Karena di luar, Jason berbaur seperti masyarakat biasa. Mendirikan perusahaan investasi, dan berbisnis seperti pebisnis pada umumnya.
Namanya tercatat sebagai salah satu pebisnis besar di negara itu. Saat dunia bawah tanah membutuhkannya, ia akan beralih dengan cepat menjadi laki-laki bengis, memimpin komplotan melakukan apa saja yang akan menjadi keuntungan bagi keluarga mafia mereka.
Tok tok tok ...
Terdengar bunyi ketukan pintu. Lalu ia mendengar pintu terbuka. Seseorang masuk.
"Kau dari mana saja?" laki-laki berambut pirang muncul di hadapannya. Namanya Mark, yang mengatur semua pekerjaannya.
"Belanja." jawab Jason.
"Hah?" Mark ternganga.
"Belanja apa?"
"Ini," Jason membuka telapak tangannya dan menunjukan beberapa permen lolipop. Mark pun memutar bola matanya. Lagi-lagi permen.
Laki-laki didepannya ini adalah bos mafia, tapi anehnya tidak hobi merokok dan minum-minum, malah suka mengemut permen lolipop. Yang benar saja.
"Kapan kau akan ke markas?"
Jason memiringkan kepala menatap Mark dengan dahi berkerut samar.
"Kenapa, ada masalah?"
"Aku baru dengar kabar kalau besok malam murat akan mengirim para perempuan lewat kapal. Mereka akan di jual untuk dijadikan budak se-ks."
Jason tersenyum miring. Dia memang sering memimpin komplotannya dalam beberapa kegiatan ilegal seperti penyelundupan narkoba, penggelapan dana negara, hacker, cracker handal, dan perdagangan senjata api ilegal. Tapi tidak pernah menjual wanita. Justru saat dia mendengar ada gerakan dari musuhnya yang akan menjual wanita atau anak kecil, dia akan bergerak untuk menolong mereka. Seperti sekarang ini.
"Mark,"
"Ya?"
"Kita akan bergerak malam ini. Kau perintahkan dua puluh orang anak buah untuk ikut denganku."
"Baik." sahut Mark. Lelaki itu pun keluar dan menelpon.
®®®
Hope merasa sangat sial hari ini. Bagaimana tidak, habis bertemu dengan laki-laki menyebalkan yang mengatainya jelek dan pendek, ia bertemu juga dengan seorang wanita sombong di depan apotik dekat apartemen tempat tinggalnya dan Darrel.
Wanita itu terlibat pertengkaran dengan seorang ibu-ibu. Hope yang tidak tahan ada anak muda tidak sopan kepada orangtua, hanya bermaksud melerai mereka. Eh, wajahnya malah kena cakaran dan dia dikatai perempuan dekil oleh wanita itu.
Sial sekali memang.
"Perempuan itu memang sangat cocok dengan laki-laki yang aku tabrak tadi." ia mengomel sambil terus berjalan. Baru sampai di kota ini, sudah ada saja kejadian-kejadian tidak mengenakan yang dia alami. Semoga kedepannya tidak ada lagi.
Hope memasuki apartemen dengan wajah kusutnya. Namun wajah kusut tersebut langsung berubah begitu melihat Darrel sedang berdiri tegak di di sudut ruang tamu, menghadap ke luar jendela. Untung pria itu membelakanginya, jadi Hope bisa dengan cepat mengatur mimik wajahnya yang kusut karena kesal.
"Mas udah pulang?" Dia bertanya kemudian. Di depan Darrel dirinya selalu menjadi sosok perempuan yang lembut.
Jelaslah. Karena Darrel adalah suaminya, dan sosok laki-laki yang dia cintai.
Punggung dingin itu berbalik, menatapnya dengan datar seperti biasa. Lalu pandangannya turun ke dua kantong plastik besar yang dijinjing Hope. Di dalamnya berisi belanjaan wanita itu pastinya.
Darrel melangkah dengan perlahan. Ketika sampai dihadapan Hope, ia mengambil alih kantong plastik tersebut tanpa sepatah kata pun. Lelaki itu berjalan menuju dapur. Hope mengekor di belakangnya.
"Makasih mas," ucapnya. Merasa senang Darrel membantunya membawakan belanjaan.
Pria itu menatapnya lagi. Ia mengerutkan kening saat melihat luka goresan di wajah Hope. Kira-kira sepanjang 2 cm.
"Ini kenapa?" Darrel menyentuhnya. Awalnya Hope bingung, namun ketika merasakan bagian yang di sentuh oleh Darrel cukup cukup perih, ia baru tersadar.
"Ah, tadi dibawah ada ibu-ibu dan perempuan muda yang bertengkar. Aku pengen lerai mereka, tapi malah kena cakar. Nggak apa-apa kok mas, ini hanya luka kecil. Besok pasti udah sembuh." sahut Hope.
Darrel menariknya masuk ke dalam kamar. Hope bingung. Nanti setelah ia melihat suaminya mengeluarkan kotak obat dari lemari kecil barulah dia mengerti.
Mas Darrel pengen obatin aku?
Hope mengulum senyum. Hatinya berbunga-bunga. Apalagi saat Darrel duduk di sebelahnya dan mulai mengobati lukanya dengan telaten. Ahh ... Rasanya Hope ingin memekik kegirangan. Sentuhan lembut di wajahnya, walaupun sangat singkat, namun terasa begitu menggembirakan.
"Lain kali jangan suka campuri urusan orang lain, apalagi orang yang tidak kamu kenal. Mereka juga tidak akan senang kau mencampuri urusan mereka, lihat hasilnya. Kau beruntung karena lukanya hanya kecil."
Oke. Kembali ke kenyataan Hope. Jangan berharap pada kelembutan sesaat yang diberikan oleh suamimu.
Hope menyadarkan pikirannya sendiri. Ia terlalu terbawa suasana tadi.
Habis mengobati luka Hope, Darrel memasukan kembali kotak obat ke tempat yang diambilnya tadi. Kemudian mengambil sesuatu dari atas meja kamar tersebut, dan diberikan ke Hope. Ia meletakan sebuah map berwarna biru di atas kasur samping Hope duduk.
"Apa ini?" Hope mengambil map tersebut.
"Daftar kegiatanmu mulai besok. Kau akan menjadi asistenku tiga hari dalam satu minggu. Sisanya di pakai untuk waktumu belajar dan bersantai. Entah di rumah atau jalan-jalan, terserah kamu."
"Belajar?"
"Ya. Karena kau tidak mau kuliah, aku menyewa beberapa orang profesional untuk mengajarimu. Agar wawasanmu lebih terbuka. Salah satu orang yang akan menjadi gurumu adalah Lina, aku sudah memperkenalkan kalian tadi pagi." ucap Darrel kemudian berbalik keluar.
Lelaki itu sudah mengatur semuanya. Dan sebagai isterinya, Hope hanya bisa patuh.
pasti bucin nti ada saingan rebut isteri nya
tambah satu dari belakang...lagi tidur lagi🤦