My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Malu
Alis langsung menuju mobil setelah sampai di Kampus, bahkan beberapa mahasiswa/wi pun tampak langsung membubarkan dirinya, terkecuali para anggota BEM yang tampak masih berkumpul di sana.
Arga, Gala juga Boni tampak masih mengobrol dan sesekali menyesap rokok di tangannya.
"Permisi Kak." Ucap Bram saat melewati mereka.
Sebagai junior Bram bersikap sopan terhadap kakak tingkatnya.
Arga menatap Bram sampai menuju parkiran motor.
"Kenapa Ar?"
Arga menggeleng dan mengambil ponselnya yang berdering.
Terlihat Langit lah yang menghubunginya.
"Halo Lang"
"Dimana?"
"Kampus baru aja sampai, Lo dimana?"
"Bengkel."
"Kita ketemu, gue tunggu."
Arga menghela napasnya dan menyimpannya kembali, sedangkan kedua temannya menatap kearahnya.
"Langit?"
"Hem, dia minta ketemu gue cabut dulu."
"Gue juga cabut deh" Ucap Gala yang juga menuju mobilnya.
Di sinilah Langit sekarang, Bengkel mobil miliknya.
Langit berada di lantai dua dimana kantor juga ruangan miliknya berada. Dia tampak duduk menatap laporan yang sudah di berikan oleh Aldo, orang yang dia percaya mengurus bengkelnya selama dia tidak ada di sana.
Aldo yang merupakan teman lama Langit, juga beberapa kali di bantu oleh Langit membuatnya bekerja sangat loyal kepada langit.
Bahkan dari mulai Langit mendirikan bengkel hingga saat ini tidak pernah ada masalah atau kecurangan di sana.
"Minum Bos." Ucap Aldo masuk dengan membawa secangkir kopi.
"Hem."
"Oya beberapa hari yang lalu semua onderdil yang kita pesan datang dan sebagian sudah habis oleh pelanggan, mau kita order lagi atau gimana Bos."
"Order lagi."
Aldo mengangguk.
"Gue keluar dulu, kalau Lo butuh sesuatu panggil gue aja bos."
"Hem "
Aldo mengangguk, dia sudah paham dengan sikap Langit yang begitu irit bicara. Lantas dia pun berjalan keluar namun baru sana membuka pintu terlihat Arga yang berdiri di sana.
"Langit di dalam kan?"
"Masuk aja, tuh orangnya."
"Oke Thanks Do."
Arga masuk dan menatap Langit yang masih fokus dengan laptop juga beberapa berkas di depannya.
"Sorry gue balik duluan"
"Aman, gimana Aleta?"
"Di rumahnya."
"Gapapa dia?"
"Biasa masalah cewek."
Arga mengangguk paham, karena dia pun memiliki adik perempuan dan pasti akan mengeluh sakit dan nyeri perutnya saat tamu bulanan datang.
"Luna tanyain Lo tadi."
"Kenapa?"
"Kenapa Lo balik duluan."
Langit menautkan alisnya, namun dia hanya diam dan kembali menatap laporannya."
Arga mengambil ponselnya dan malah bermain game, mereka memang dekat bahkan sesekali Arga memang datang ke bengkel langit.
Hari semakin sore,,
Aleta menggeliat, merentangkan otot tangannya. Tidurnya begitu nyenyak. Namun matanya mengernyit saat menyadari jika saat ini dirinya sudah berada di dalam kamarnya.
"Kok gue di kamar, bukannya masih di mobil?"
Ceklek,
pintu kamar terbuka membuat Leta menoleh, Melisa tampak berjalan masuk "Udah bangun anak Mommy, gimana perutnya masih sakit?"
"Udah mending Mom."
Melisa tersenyum dan mengusap pucuk kepala Aleta.
"Mom,,"
"Yes Honey."
"Kok Leta sudah di kamar bukannya masih di jalan dan belum sampai rumah?"
"Kamu tidur pulas banget pas sampai rumah, Langit sama Mommy gak tega bangunin jadi Mommy minta Langit gendong kamu ke kamar."
"Hah- Mommy kenapa gak bangunin aja sih."
"Langit bilang perut kamu sakit karena datang bulan."
"Tapi Leta malu Mom.."
"Makanya jangan tidur sembarangan, kamu tuh kebiasaan suka tidur di mobil."
"Ya sudah mandi dulu terus makan, Daddy juga sudah nunggu di bawah."
"Oke Mom."
Melisa tersenyum dan menatap Leta yang berjalan masuk kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, bukannya mandi Aleta malah menatap wajahnya di depan kaca wastafel. Bagaimana bisa dia tidur begitu pulas sampai tidak sadar Langit menggendongnya.
"Astaga,, malu banget gue. gimana kalau ileran? gimana kalau tidur gue mangap?"
Aleta menutup wajahnya,,
"Gue malu ketemu dia besok."