NovelToon NovelToon
Selalu Salah Pilih Suami

Selalu Salah Pilih Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Cerai / Pelakor
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.


Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.


Terima kasih untuk semua support kalian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

Daniel menekuk muka nya yang lelah, di pikirkan nya berbeda ketika melihat istri nya bersantai di rumah. Seorang suami yang baik seharusnya tersenyum ketika melihat istri nya bahagia dan terlihat tenang.

"Enak sekali kamu seharian hanya duduk menonton televisi, sedangkan aku harus bekerja menafkahi mu. Mana adikmu itu berlagak seperti pemilik perusahaan." ucap nya sembari melempar tas yang dia bawa.

"Kamu baru pulang sudah marah-marah, ada apa sih? Tanpa adikku juga kita tidak akan di percaya memegang showroom papa yang sebesar itu,"

Daniel menghela nafas panjang lalu memberikan kode ke Lizda dengan mata nya. Mata nya melirik kaos kaki yang di kenakan nya lalu menatap Lizda.

"Hah, apa sih?" pekik Lizda.

"Copotkan kaos kaki ku, kan kamu sudah menjadi istri. Kewajiban mu melayani ku!"

"Betul tapi bicara lah dengan bahasa yang baik, aku bukan pembantu mu." bantah Lizda namun tetap dia lakukan, dia menekuk lutut nya di depan Daniel lalu menyopot kaos kaki suami nya satu per satu.

Daniel hanya menyeringai.

"Sudah, sudah aku mau mandi, AWASSS." ujar nya menepis tubuh Lizda dengan kaki nya. Lizda mengelus dada nya, mencoba sabar atas perlakuan suami nya itu.

Malam hari nya ketika akan tidur, entah apa yang di pikirkan Daniel tiba-tiba dia mendekat ke arah Lizda dengan senyuman manis nya. Tangan nya menyentuh perut Lizda di gosok nya secara halus perut Lizda.

"Tumben ada apa?" tak di pungkiri hati Lizda senang karena suami nya mendadak baik. Pikiran nya terlalu singkat kalau suami nya akan berubah secepat itu.

"Sayang, kenapa tidak segera ambil alih perusahaan papa saja. Aku tidak tahan dengan kelakuan adik mu, kalau kita yang mengelola lebih enak, terus kita beli rumah deh keluar dari rumah ini," dengan wajah tampan nya Daniel mencoba menghipnotis Lizda.

"Tunggu sampai anak ini lahir dan juga aku pernah menghancurkan kepercayaan papa. Nanti setelah beliau percaya lagi pasti akan di serahkan kepada ku. Lagi pula adikku tidak seperti pikiran mu, dia memang tegas tapi tidak akan mengambil hak ku, semua sudah ada bagian nya masing-masing," jelas Lizda.

Daniel tidak menjawab dan memilih tidur membelakangi Lizda karena jawaban Lizda tidak seperti kemauan nya. Dia ingin segera memiliki harta keluarga Lizda dan berfoya-foya dengan uang itu.

*

Tak terasa sudah genap satu bulan Daniel bekerja di showroom mertua nya, meskipun setiap hari rasa nya dia seperti di neraka. Kadang kala dia di hadapkan oleh Lidya yang sangat perfectionist *dan kadang harus di hadapkan dengan mertua nya Marco Syailendra. Keras dan kejam soal pekerjaan, meskipun jarang berbicara tapi tatapan Marco sangat mematikan. Membuat Daniel bergidik ngeri.

Suatu malam Daniel merencanakan suatu hal keji ke istri nya, pikiran nya buntu. Dia melihat obat-obat'an istri nya yang ada di meja rias. Obat sekaligus vitamin dari dokter untuk kandungan Lizda beberapa obat nya berbentuk pil.

Daniel membuka pil itu dan mengganti isi nya dengan obat yang sudah di haluskan nya saat istri nya sedang di luar kamar.

Benar saja saat akan tidur istri nya meminum obat tersebut tanpa curiga. Hanya butuh waktu satu jam perut Lizda terasa keram. Sakit nya makin lama semakin menyiksa, awal nya dia kira hanya keram perut biasa.

"Dan, bangun deh perut aku sakit banget ini." Lizda mencoba membangun kan Daniel dengan menggoyang-goyang kan tubuh nya.

"Ah biasanya kan juga seperti itu, udah deh jangan manja. Aku besok harus kerja lho,"

Sampai Lizda sudah mengeluarkan keringat dingin, wajah nya pucat seketika. Dia mencoba berjalan keluar kamar memanggil-manggil orang rumah.

"Kak, kamu kenapaa?" seru Lidya yang baru saja pulang.

"Perut kakak sakit sekali, Dek. Bisa antar kakak ke rumah sakit?" Lizda jatuh tersungkur di pelukan adik nya.

Lidya berteriak yang pada akhirnya semua orang di rumah keluar dan menghampiri nya. Begitu juga dengan Daniel yang berpura-pura panik. Lizda di antar supir dan di temani oleh Daniel dan juga Lidya. Marco dan Vonny masih menunggu kabar dari rumah.

*

*

"Keluarga ibu Lizda," teriak perawat yang menyuruh masuk ke ruangan dokter. Daniel yang takut ketahuan itu perbuatan nya segera berjalan mendahului Lidya.

Lidya tidak mau kalah dia menabrak pundak Daniel dan berjalan masuk. Daniel mengeraskan rahang nya kesal, tetapi dia tidak bisa berbuat banyak.

Mereka berdua ada di ruangan dokter.

"Seperti nya ibu Lizda salah meminum obat yang mengakibatkan kandungan nya hampir dalam bahay namun masih bisa di selamatkan," ucap dokter kandungan di rumah sakit.

Wajah Daniel terlihat tidak senang, tetapi dia harus menampakkan wajah khawatir nya.

"Tapi bagaimana dengan istri saya, Dok?"

"Syukurlah tidak apa-apa, hanya perlu di rawat beberapa hari sampai kandungan nya kami nyatakan baik-baik saja,"

Setelah mendapat jawaban dari dokter, Daniel dan Lidya berjalan ke ruang VIP rumah sakit tersebut. Karena Lizda sudah di pindahkan ke ruangan. Melewati lorong yang cukup jauh, Daniel terlihat gelisah.

"Kenapa? Bingung karena kakak ku tidak jadi mati?" pekik Lidya menatap Daniel tajam.

"Banyak omong kamu itu, kalau bukan perempuan sudah ku habisi!!" erang Daniel menggertakan rahang nya.

"Coba saja kalau bisa, paling b*jingan seperti mu akan membusuk di penjara!"

Lizda masih tertidur pulas di ranjang pasien, di samping nya ada Daniel yang terlihat santai memainkan ponsel nya sambil mendengarkan lagu. Sedangkan Lidya sedang menunggu orang tua nya datang.

Tak lama Marco dan Vonny datang. Daniel memang sangat takut pada Marco dia mematikan ponsel nya dan terlihat diam di samping Lizda.

"Dasar gobl*k," gumam Vonny menatap Daniel.

Lidya mengelus lengan Vonny untuk lebih sabar lagi agar tidak terjadi keributan.

"Pa, aku minta satu orang untuk menjaga kak Lizda. Siapapun yang bisa di percaya, sampai kak Lizda boleh pulang dari rumah sakit," pinta Lidya ke papa nya yang di setujui oleh Marco. Karena Lizda anak kesayangan nya maka keputusan itu sangat mudah di setujui demi anak nya itu.

Lidya keluar ruangan menuju taman depan kamar, di susul Daniel yang menarik tangan nya.

"Apa maksudmu? Kamu kira aku tidak bisa menjaga kakak mu yang lemah itu?" pekik Daniel.

"Iya memang kamu tidak bisa, sabar lah sampai aku membuktikan bahwa kamu sengaja meracuni kakak ku. Aku pastikan kamu akan membusuk di penjara," balas Lidya dengan menunjuk Daniel.

Daniel yang ketakutan mencoba mencari alasan untuk pulang agar bisa membereskan obat yang sudah di ganti nya. Apakah alasan yang akan di gunakan nya kali ini? Apa dia akan berhasil menyingkirkan barang bukti?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!