Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Mila mengernyitkan keningnya, saat melihat Mia langsung menyembunyikan amplop coklat itu di belakang tubuhnya.
"Apa itu dek?" Tanya Mila yang yang sedikit penasaran dengan isi amplop tersebut, ia pun mencoba meraihnya. Namun Mia lebih dulu menjauhkan nya dari jangkauan kakaknya.
"Bukan apa-apa kak, ini hanya tugas rahasia dari sekolah tidak boleh ada sembarangan orang yang melihatnya terkecuali kelompok kami sendiri"
"Tugas apa itu, kakak kan hanya ingin tahu saja apa yang kau kerjakan di sekolah dek" Mila masih berusaha untuk meraih amplop itu dari tangan adiknya.
"Kan sudah ku katakan padamu kak ini rahasia kelompok kami" Mia masih mempertahankan amplop itu di tangannya.
"Aneh sekolah kok pake rahasia-rahasiaan, jaman kakak nggak ada tuh yang begituan" Ucap Mila sambil meneliksik wajah adiknya.
Tokk.. Tokk. Tokk..
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Mila dari amplop yang sedang di pegang oleh adiknya.
"Siapa dek" Tanya Mila pada adiknya.
"Entahlah" Ucap Mia sambil mengakat bahunya.
"Apa kau sering menerimanya tamu tengah malam" Tanya Mila yang langsung menatap tajam pada adiknya.
"Tidak pernah kak" Mia langsung menjawab pertanyaan kakaknya dengan cepat, karena ia tidak ingin kakaknya berprasangka buruk tentangnya.
"Apa kau yakin?"
"Yakin kak, suer... deh" Mia langsung mengacungkan dua jarinya yang membentuk huruf V "Adikmu ini gadis baik-baik kak tidak mungkin aku memasukkan sembarangan pria ke dalam rumah ini."
"Lalu siapa yang bertamu tengah malam seperti ini?" Gumam Mila lirih.
Ketukan pintu terus terdengar semakin nyaring di telinga dua wanita yang sedang bertanya-tanya di dalam hatinya masing-masing.
"Yasudah kakak mau lihat siapa yang datang" Mila pun berjalan menuju keluar dari kamar, untuk membukakan pintunya.
"Awas saja kalau itu salah satu teman mu, aku akan menikahkan mu malam ini juga" Ancam Mila pada adiknya.
Sedangkan Mia bernafas lega saat melihat kakaknya pergi dan tak mempertanyakan lagi isi amplop miliknya.
"Selamat. Untung saja aku terlebih dahulu melihatnya jika tidak, entah apa yang akan terjadi nantinya''
Mila berjalan keluar dari kamarnya untuk melihat siapa yang datang tengah malam, namun ia tidak langsung membuka pintunya melainkan mengambil sapu untuk berjaga-jaga jika ada hal yang tak di inginkan.
Ceklek
Dengan sedikit menahan kantuk Mila membuka pintunya dan terkejut saat seseorang memeluk kakinya dengan begitu erat.
"Mommy" suara merdu itu langsung memenuhi telinga Mila, membuat rasa kantuknya pun langsung lenyap begitu saja.
Mila langsung membuang sapu yang sedang ia pegang, dan mensejajarkan tubuhnya dengan bocah imut yang selalu membuat Mila bahagia dengan tingkah polos dan menggemaskan nya.
"Anak tampan. Kenapa kau kemari sayang, ini sudah malam tidak baik untuk kesehatan mu jika berada di luar malam-malam seperti ini" Ucap Mila dengan lembut dan mengusap rambut keriting Kenzo dengan penuh kasih sayang.
"Aku hanya ingin tidur bersama dengan mommy" Ucap Kenzo dengan wajah polosnya.
Mila terseyum sambil mencuil hidung kecil kenzo, kini tatapan mata Mila menatap pada pria yang berada di hadapannya. Senyuman itu langsung memutar saat melihat tatapan tajam yang mematikan dari pria yang menjadi ayah dari anak yang ada di hadapannya.
Kenzo yang melihat perubahan raut wajah Mila pun langsung berbalik menatap tajam pada pria yang sedang berdiri dibelakangnya.
Perang dingin antara ayah dan anak pun terjadi, membuat suasana di sekitar mereka terlihat semakin mencekam. Mila bingung tak tahu harus melakukan apa untuk mengakhirinya, karena di antara dua pria yang berada umur itu tak ada yang mau mengalah.
"Sebaiknya kita masuk ke dalam, tidak baik jika terus berada di luar" Mila memberanikan diri untuk membuka suaranya.
Namun dua pria itu masih terus saling menatap tak memperdulikan keberadaan Mila di sana, Mila pun menghela nafas panjangnya ia merasa bersalah karena telah menjadi orang ketiga di dalam hubungan antara ayah dan anak itu.
"Apa aku salah berada di antara kalian? apa keberadaan ku mengusik ketenangan mu tuan, jika memang begitu kalian pergilah dari rumahku dan lupakan saja jika aku pernah berada di antara kalian" Mila berdiri menatap wajah tampan Ravin yang kini menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Maafkan saya tuan muda, mungkin kehadiranku membuat anda tak suka. Saya memang orang asing di antara kalian jadi saya tak memiliki hak apapun pada putramu. Ini hanya sebatas kerja."
"Tapi saya sangat bahagia saat mendengar suara tuan kecil memanggil saya mommy, suaranya menenangkan hati saya seakan membuka semua kutukan orang-orang yang terus mengingatkan saya dengan kekurangan yang saya miliki" Ucap Mila dengan mata memerah menahan tangisnya. Namun air mata itu sadah tak dapat di bendung lagi dan lolos begitu saja di pipinya.
Ravindra mengerutkan keningnya, "Apa maksud perempuan ini" Gumamnya dalam hati.
Setelah Mila menuangkan isi hatinya di depan Ravin kini ia pun kembali berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Kenzo, setelah mengusap air matanya.
"Anak tampan, kau mau berjanji padaku kan" Ucap Mila dengan nada lembut nya. Dengan cepat kenzo pun langsung menganggukan kepalanya.
"Pulanglah ini sudah larut malam bukankah besok kau akan pergi sekolah"
Dengan cepat Kenzo pun menganggukan kepalanya sebagai jawaban."Tapi mommy ikut dengan ku" Ucap Kenzo sambil memegang tangan Mila dengan erat.
"Tidak sayang aunty Mia akan sendirian di rumah jika aku harus ikut besamamu ke mansion" Ucap Mila sambil menunjuk ke arah Mia yang baru keluar dari kamarnya.
Mia mengerutkan keningnya saat melihat kakaknya bersama dengan anak kecil dan pria tampan yang berdiri dengan wajah datarnya, "Siapa mereka?" Tanya Mia dalam hatinya.
Mia akan mendekat ke arah mereka namun tatapan matanya kini beradu dengan tatapan mata tajam Ravin, Mia pun menghentikan langkahnya ia merasa seperti terbunuh saat melihat tatapan mematikan Ravin padanya.
"*S*iapa pria itu, tampan sih tapi mengerikan."
Mia mengurungkan niatnya untuk menghampiri kakaknya yang sedang berbicara dengan bocah kecil, ia lebih memilih untuk masuk ke dalam kamarnya.
Setelah selesai memberikan pengertian pada Kenzo. Dan akhirnya kenzo pun mau kembali ke mansion tanpa dirinya, kini Mila menatap mobil yang di kendarai Ravin pergi menjauh meninggalkan halaman rumah mila dengan perasaan lega.
*
*
Di dalam perjalanan menuju mansion Ravin langsung menghubungi Juna untuk mencari tahu siapa Mila yang sebenarnya, ia sedikit merasa bersalah saat melihat Mila menangis di hadapannya namun ia mengeraskan hatinya untuk itu. Agar Mila tak berpikir lain tentangnya.
"Kutukan apa yang di maksud wanita itu, mengapa tatapan matanya terlihat sangat begitu rapuh. Apa aku sudah sangat menyakiti nya? tidak. tidak aku tidak menyakitinya tapi aku hanya tidak suka jika putraku memanggil orang asing seperti nya dengan sebutan mommy"
Bersambung...
aduhh/Facepalm//Grimace/